NINNA.ID-Belum lama ini yakni awal Juni 2023, aku bawa kawan-kawan dari Malaysia berlibur ke Danau Toba. Mereka memintaku untuk memandu mereka ke Danau Toba. Pengalaman yang sama yang ku rasakan saat aku berada di Bandara Silangit—tarif mahal dan jadwal tidak konsisten. Wisatawan sulit mendapatkan transportasi yang bisa membawa mereka dari Bandara menuju Parapat, khususnya taksi dari Kualanamu ke Parapat.
Sebelum menjemput mereka, aku sudah menghubungi admin Nice Trans guna memastikan Nice Trans melayani rute dari Kualanamu ke Parapat.
Memang benar, ada taksi Nice Trans. Namun, hal yang ku harapkan tidak terwujud. Kami tidak bisa segera menuju Parapat setelah jumpa di Bandara Kualanamu.
Kami harus menunggu penumpang lain agar penumpang di taksi penuh terlebih dahulu lalu kami berangkat ke Parapat. Hampir 30 menit kami menunggu Taksi Nice Trans.
Karena waktu libur kawan-kawan tersebut hanya dua hari, kami harus segera memburu waktu. Karena supir tidak mau berangkat karena penumpangnya masih kami saja 3 orang, kami memutuskan untuk naik transportasi lain.
Saat itu, aku ditawarkan oleh salah satu agen yang mengatakan ada sebuah mobil plat hitam yang akan segera berangkat tapi bukan Taksi Nice Trans.
![](https://www.ninna.id/wp-content/uploads/2024/03/BROSUR-SIRULO-1.jpg="")
Aku sempat panik mengingat taksi ini tidak resmi. Tapi karena cukup menguasai daerah Medan hingga Samosir, aku berupaya untuk menaruh rasa percaya kepada agen.
Pertimbangannya lagi, seandainya kami harus menunggu berjam-jam, waktu mereka (teman-temanku) bisa terbuang sia-sia hanya di Kualanamu.
Karena setuju dengan yang ditawarkan, sang agen mengontak supir yang segera membawa kami menuju Parapat. Karena bukan taksi resmi, mobil tersebut tidak memiliki brand perusahaan.
Si supir sudah meminta ongkos sesaat setelah kami agak jauh dari Bandara. Saat itu informasi yang ku terima ongkos per orang 120.000/orang. Saat menagih, sang supir mengatakan ongkos tersebut belum termasuk ongkos Jalan Tol.
Aku tidak terima. Karena kesepakatan di awal adalah Rp120.000/orang. Belakangan supir tersebut mengiyakan dan memotong ongkos kami Rp120.000/orang.
Soal tarif ongkos yang berubah ini mengingatkanku akan pengalaman saat berurusan dengan supir taksi di Silangit. Supir sesuka hatinya buat tarif.
Kami bertiga berfoto sesaat setelah jumpa di Kualanamu.
Perbandingan Ongkos Taksi Vs Ongkos Pesawat
Teman-temanku yang menggunakan AirAsia dengan tarif kursinya hanya Rp350.000 mengatakan ongkos naik taksi seharga Rp150.000 cukup mahal. Bagiku itu benar. Sebab, jika dibandingkan dengan ongkos Bus Sejahtera dari Medan ke Parapat hanya Rp60.000/orang.
Selain masalah inkonsistensi jadwal, tarif yang terbilang mahal juga turut menambah catatan bagi kaum backpackeran.
Seandainya memungkinkan bagi mereka untuk menghemat ongkos taksi dari Bandara Kualanamu menuju Parapat dan sebaliknya, itu akan sangat meringankan pengeluaran mereka selama berwisata di Sumatera Utara.
Saat menyampaikan masukan itu, kawan-kawanku yang backpackeran memintaku untuk mendokumentasikan cara terbaik jalan menuju Samosir dari Kualanamu.
Tidak Ada Petunjuk dan Petugas
Soalnya, di Bandara Kualanamu tidak ada petunjuk tentang bagaimana wisatawan bisa sampai di Parapat, Samosir dan Kawasan Danau Toba lainnya. Tidak ada Papan Informasi yang bisa memberikan petunjuk jelas kepada wisatawan.
Juga tidak ada staf atau petugas di Bandara Kualanamu yang dikhususkan untuk memberikan penjelasan kepada wisawatan bagaimana caranya menuju Samosir. Yang ada hanyalah para supir yang berdesak-desakan saling berebut penumpang.
Aku pun setuju untuk mendokumentasikan panduan perjalanan/travelling dari Kualanamu menuju Samosir. Berikut artikelnya.
