KADETE – Keluhan seringnya bus-bus dari Medan telat mengantarkan penumpang ke Parapat sudah menjadi kisah klasik. Terakhir, Bus Sejahtera jadi sasaran keluhan penumpang, karena waktu perjalanan Medan – Parapat memakan waktu lebih dari 4 jam.
Hasil penelusuran ninna, ternyata ini penyebab lamanya bus itu dalam perjalanan. Waktu menunggu penumpang di loket Pancing maupun Amplas, kerap memakan waktu lama. Belum lagi sering mengangkut penumpang anak sekolah, pekerja kantoran, dan orang-orang yang tujuan searah. Walau kategori bus, Sejahtera beroperasi layaknya angkutan dalam kota.
Akibatnya, para penumpang yang berharap bisa tiba di Parapat tepat waktu terlambat hingga 2 jam.
“Kami dari Loket Pancing sudah nunggu sekitar setengah jam. Padahal jam keberangkatan ditulis jam 12 siang. Lalu Bus berangkat jam 12.15 menuju Terminal Amplas. Di sana kami lama juga nunggu. Pukul 13.45 barulah bus berangkat”.
“Sudah gitu, mendadak di tengah jalan ban bus bocor. Habislah waktu lebih sejam mengurusin ban bocor. Seandainya tepat waktu, kami harus tiba di Parapat jam 4 sore. Tapi kami tiba di Parapat jam 7 malam,” ujar Lusi Simanjuntak, penumpang yang belum lama ini menggunakan Bus Sejahtera.
Selain Lusi, hal serupa disampaikan oleh pengguna Bus Sejahtera yang kecewa karena supir menerima sewa di tengah jalan. Bus Sejahtera sengaja berhenti untuk menerima murid-murid sekolah menuju Siantar.
Bus menjadi penuh sesak, tidak ada tempat duduk bagi para pelajar. Pelahar harus berdiri berdesakan, termasuk pelajar perempuan harus berdiri juga di dalam bus berdesak-desakan dengan penumpang lain.
Penjelasan Humas
Saat Ninna mengkonfirmasi kepada Humas Bus Sejahtera marga Samosir mengatakan, supir-supir Bus Sejahtera tidak diperkenankan untuk mengangkut anak-anak sekolah. Juga tidak diperbolehkan membiarkan penumpang berdesak-desakan tanpa tempat duduk.
Semua supir harus ikut standar operasional prosedur, yakni lama perjalanan hanya 4 jam. Seandainya ada masalah di tengah jalan, para supir harus memberikan laporan.
“Lain kali jika ada supir yang mengangkut penumpang anak-anak sekolah di tengah jalan, mohon catat BKnya, videokan lalu kirim ke kami supaya kami tindaklanjuti. Kami juga tidak mau penumpang berdesak-desakan di Bus. Kalau 2-3 orang berdiri di bus masih bisa dibilang wajar. Tapi kalau banyak, itu bisa berbahaya,” terangnya.
Penumpang Bus Sepi
Sejak kenaikan tarif bahan bakar minyak (BBM), Bus Sejahtera menaikkan tarif dari Rp60 ribu menjadi Rp65ribu untuk ongkos dari Loket Pancing menuju Loket Parapat. Kenaikan tersebut cukup berdampak terhadap traffic penumpang Bus Sejahtera.
Salah satu supir Sejahtera bermarga Siregar mengatakan, Bus sering tidak penuh penumpang tapi wajib berangkat.
Hal ini pula yang menjadi alasan supir sengaja memperlambat jam keberangkatan Bus karena berharap ada penumpang akan datang ke loket atau berharap penumpang di tengah perjalanan, walau menurut aturan perusaan mereka itu tidak dibenarkan.
“Mau sewa sedikit, supir-supir wajib jalan sesuai jadwal. Soal tekor untuk biaya operasional itu bukan tanggungan mereka. Uang makan dan gaji mereka tetap jalan walau penumpang sedikit,” kata Samosir.
Penulis : Damayanti Sinaga
Editor : Mahadi Sitanggang