NINNA.ID – Calon Panglima TNI telah diumumkan Ketua DPR RI Puan Maharani. Sosok itu adalah Laksamana Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
“Saya akan mengumumkan bahwa nama yang diusulkan oleh presiden untuk menggantikan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa adalah Laksamana TNI Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Laut, yang menjabat KSAL saat ini,” ujar Puan dalam jumpa pers di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (28/11/2022).
Ketua DPR RI ini mengatakan, Yudo diterima oleh DPR untuk mengikuti mekanisme pemilihan panglima TNI yang berlaku. KSAL ini akan segera menjalani fit and proper test di Komisi I DPR.
Selama karier militernya selalu di kapal perang, Yudo dapat dikatakan dibesarkan sebagai prajurit TNI AL di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI).
Penugasan pertamanya lulus dari Akademi Angkatan Laut (AAL) pada 1988, Yudo langsung mendapat kepercayaan dengan mengemban posisi sebagai Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI Wilhelmus Zakaria Johannes-332.
Dari situ, kelahiran Madiun, Jawa Timur, 26 November 1965 ini ditunjuk menjadi Kepala Departemen Operasi KRI Ki Hajar Dewantara-364 dan Perwira Pelaksana (Palaksa) KRI Fatahillah-361.
Perlahan karier militer Yudo beranjak naik dengan dipercaya menjadi Komandan KRI Pandrong-801, Komandan KRI Sutanto-877, dan Komandan KRI Ahmad Yani-351.
Lama berpetualang bersama kapal perang, Yudo pun mendapat kesempatan untuk memegang tongkat komando di beberapa satuan.
Yudo mengemban Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Tual 2004-2008 dan 2008-2010 menjadi Komandan Lanal Sorong.
Karirnya kembali ke urusan kapal dengan menjadi Komandan Satuan Kapal Cepat (Satkat) Komando Armada Timur (Koarmatim) yang kini bernama Komando Armada II (Koarmada II) pada 2010-2011 dan Komandan Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim pada 2011-2012.
Dia juga dipercaya menjadi Komandan Komando Latihan (Kolat) Komando Armada Barat (Koarmabar) yang kini bernama Koarmada I pada 2012-2014 dan Perwira Pembantu (Paban) II Operasi Latihan Staf Operasi TNI AL pada 2014-2015.
Ia kemudian ditunjuk menjadi Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) I Belawan pada 2015-2016, Kepala Staf Komando Armada Republik Indonesia Wilayah Barat (Koarmabar) pada 2016-2017, dan Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) pada 2017-2018.
Karier militer Yudo Mergono terus meroket dengan menduduki beberapa jabatan strategis di lingkungan TNI AL lainnya, antara lain Panglima Komando Armada I 2018-2019 dan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) pada 2019-2020.
Ketika menjadi Pangkogabwilhan I inilah nama Yudo kian akrab di telinga masyarakat dengan keterlibatannya secara langsung memantau kehadiran kapal-kapal nelayan China yang melanggar karena memasuki wilayah Natuna, Kepulauan Riau, pada 2020.
Usai permasalahan kapal China di Natuna, Yudo yang kala itu masih menyandang bintang tiga juga terlibat aktif dalam penanganan warga terkait Covid-19, terutama dalam pemulangan warga negeri Indonesia (WNI) yang ada di luar negeri.
Selepas menjabat Pangkogabwilhan I, Yudo kemudian dilantik Presiden menjadi KSAL pada 2020 hingga saat ini.
Di balik menterengnya Yudo Mergono, ternyata ia lahir dari keluarga petani. Latar belakang keluarga inilah yang membuatnya memahami arti penting perjuangan dalam hidup.
Perjalanan hidup itu pula yang ditunjukkan untuk bisa menggapai impiannya menjadi seorang tentara. Dia harus menempuh jalan jauh saat mendaftar menjadi tentara di AAL, Surabaya, Jawa Timur. Dia naik bus dari Madiun ke Surabaya.
Di sana dia tak punya sanak saudara. Tidur pun di masjid untuk merebahkan tubuhnya setelah berjuang mengikuti proses seleksi AAL.
“Kayak saya, rumah Madiun daftarnya pas itu di Surabaya. Akhirnya saya ngeluarin duit buat naik bus pulang pergi untuk makan. Saya tidur di masjid karena kan memang enggak ada saudara. Mungkin ya seperti itu,” sambung calon Panglima TNI ini.
Editor : Mahadi Sitanggang