Simalungun, NINNA.ID– Kekecewaan masyarakat terhadap kondisi jalan rusak di jalur Tigaras kian memuncak. Setelah lebih dari lima bulan sejak janji Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution untuk memperbaiki ruas jalan tersebut tak kunjung ditepati, kini warga menyoroti peran perusahaan besar yang turut melintasi jalur itu setiap hari—terutama Pertamina.
Warga Tigaras, Nurdalin Sinaga, mengungkapkan bahwa sebagian besar kerusakan di jalan penghubung Tigaras–Parapat disebabkan oleh kendaraan bertonase berat yang lalu-lalang setiap hari, termasuk truk tangki milik Pertamina.
“Pertamina lewat empat unit mobil setiap hari. Artinya dengan beban sebesar itu, mereka juga ikut merusak jalan. Tapi waktu kita minta bantuan, mereka tidak mau,” ujar Nurdalin kepada NINNA.ID, Selasa (14/10/2025).
Menurut Nurdalin, warga kini berinisiatif memperbaiki jalan dengan dana swadaya. Ia bersama pangulu (kepala desa) dan warga Tigaras mengumpulkan batu dan menyiram jalan yang berlubang.
Namun, perbaikan itu tidak bertahan lama karena kualitas material yang terbatas dan hujan yang terus mengguyur kawasan tersebut.
“Kami sudah berusaha semampunya. Bahkan aku sempat cari sponsor ke orang Jakarta, dapat tiga juta rupiah. Tapi untuk memperbaiki jalan sepanjang itu jelas tidak cukup,” tuturnya.

Pertamina Dinilai Tak Berkontribusi
Nurdalin menilai bahwa perusahaan besar seperti Pertamina semestinya turut membantu memperbaiki fasilitas umum yang mereka gunakan.
Ia menyinggung bahwa beberapa pengusaha lokal telah berkontribusi dalam bentuk dana dan material, namun tidak demikian halnya dengan Pertamina.
“Pengusaha lain berpartisipasi, tapi Pertamina yang notabene lewat empat kali sehari, justru tidak memberi kontribusi apa pun,” kata Nurdalin tegas.
Ia juga mempertanyakan alasan perusahaan tersebut memilih jalur Tigaras dibandingkan rute Parapat yang lebih layak secara infrastruktur. Menurutnya, alasan utama adalah efisiensi biaya bahan bakar dan jarak tempuh.
“Kenapa mereka tidak lewat Parapat? Karena lewat Tigaras lebih irit biaya. Tapi justru itu yang membuat jalan kami hancur,” ujarnya dengan nada kesal.
Tutup Jalan untuk Truk Pertamina
Karena kecewa, sebagian warga mulai mempertimbangkan langkah tegas untuk menutup akses bagi truk-truk Pertamina yang melewati Tigaras. Warga juga berencana memasang spanduk besar di titik-titik jalan paling rusak sebagai bentuk protes terhadap lambannya perbaikan dan ketidakpedulian pihak terkait.
Aksi ini juga disebut sebagai bentuk kekecewaan terhadap janji perbaikan jalan yang disampaikan langsung oleh Gubernur Bobby Nasution beberapa bulan lalu.
“Udah lima bulan janji itu belum juga ditepati. Jangan terus janji-janji seperti di Bukit Lawang baru ini. Kalau memang tidak serius, ya kita ingatkan saja fakta di lapangan,” ujarnya.
Warga Minta Pemerintah dan Pertamina Tanggap
Warga berharap pemerintah provinsi Sumatera Utara bersama Pertamina segera mengambil langkah nyata untuk memperbaiki jalan Tigaras–Parapat yang merupakan akses utama menuju pelabuhan feri dan kawasan wisata Danau Toba.
Selain menghambat aktivitas warga, kondisi jalan yang rusak juga dikeluhkan wisatawan dan pelaku usaha pariwisata di sekitar Danau Toba.
“Wisatawan banyak mengeluh. Mereka tanya kenapa jalan menuju Tigaras rusak parah, padahal ini jalur menuju destinasi wisata. Kami tidak tahu mau jawab apa. Janji perbaikan jalan oleh Gubernur Bobby Nasution belum ditepati,” kata Nurdalin.
Ia menegaskan, warga Tigaras tidak menolak aktivitas industri atau transportasi berat, namun meminta agar ada tanggung jawab sosial dari pihak perusahaan.
“Kalau perusahaan bisa hemat biaya karena lewat sini, mestinya mereka juga mau membantu memperbaiki jalan yang mereka lalui,” pungkasnya.
Penulis/Editor: Damayanti Sinaga



