NINNA.ID – Sebuah video yang menampilkan seorang wanita menangis sambil meletakkan sebuah amplop berisi surat panggilan polisi di atas sebuah makam telah menjadi viral di media sosial.
Kejadian ini terjadi di Kota Binjai, Sumatera Utara (Sumut) dan memicu reaksi publik yang tidak terduga.
Dalam video yang tersebar, tampak beberapa orang berada di dekat makam yang dikenal dengan nama ‘Bertah Sembiring’.
Dilansir dari Detik Sumut, mereka terlihat sedih dan terduduk di sekitar makam tersebut. Wanita yang muncul dalam video itu kemudian menyampaikan bahwa surat panggilan tersebut berasal dari Polres Binjai.
Menurut Kuasa Hukum Bertah Sembiring, Hendra Manatar Sihaloho, Bertah adalah seorang petani dari Kelompok Petani Mekar Jaya Binjai yang mengalami kerusakan lahan oleh sejumlah orang.
Karena hal tersebut, Bertah dan rekannya melaporkan kejadian tersebut ke Polres Binjai pada bulan Januari 2023.
Hendra menjelaskan bahwa pada tanggal 21 Maret 2023, Bertah Sembiring dikejar oleh sekelompok orang bersenjata di ladangnya. Selain itu, sepeda motor milik korban juga dibakar oleh para pelaku.
“Bulan tiga (Maret), almarhum dikejar-kejar menggunakan senjata tajam dan senapan angin rakitan, dan sepeda motornya juga dibakar. Karena dikejar-kejar, almarhum menjadi panik dan mengalami serangan jantung yang mengakibatkan meninggal dunia di ladang tersebut,” ujar Hendra.
Hendra mengungkapkan bahwa korban sempat dilarikan ke rumah sakit, tetapi nyawanya tidak dapat diselamatkan.
Setelah kematian korban, pihak Polres Binjai membuat laporan mengenai pembakaran sepeda motor korban. Beberapa waktu kemudian, polisi berhasil menangkap satu pelaku pembakaran tersebut.
Namun, pada tanggal 8 Juni 2023, keluarga korban tiba-tiba menerima surat pemanggilan untuk Bertah Sembiring. Hal ini sangat mengejutkan mengingat bahwa Bertah telah meninggal pada tanggal 21 Maret 2023.
Surat pemanggilan tersebut sebenarnya untuk menjadikan Bertah sebagai saksi terkait laporan yang diajukan oleh temannya pada bulan Januari 2023 mengenai perusakan tanaman.
Hendra menyayangkan pengiriman surat pemanggilan tersebut karena polisi seharusnya mengetahui bahwa Bertah Sembiring telah meninggal.
Hendra merasa heran mengapa surat pemanggilan tersebut dikirim, terlebih lagi polisi telah membuat laporan mengenai pembakaran sepeda motor almarhum. Hal ini menunjukkan bahwa sepeda motor yang dibakar adalah milik korban.
Setelah menerima surat panggilan polisi tersebut, keluarga korban pergi ke makam dan menyerahkan surat panggilan itu di atas makam Bertah. Tindakan ini merupakan bentuk protes dari keluarga terhadap kejadian yang menyinggung nama almarhum tersebut.
