NINNA.ID – Ketika pandemi Covid menerpa, sempat terkenal istilah ‘Kaum Rebahan’, nah kini ada lagi muncul istilah baru yang sedang trending, tapi agak lama yaitu ‘Kaum Mendang Mending’.
Rebahan memang bisa dimaknai sebagai perilaku malas-malasan, ‘gabut’, istirahat, atau makna lainnya. Psikolog klinis Nuzulia Rahma Tristinarum menilai fenomena kaum rebahan yang terjadi di China dan Indonesia adalah dua hal berbeda.
Istilah ‘Kaum Mendang Mending’ ini sedang trending di medsos, terutama di Twitter dan Instagram. Apa artinya yah?
Kamu tentu pernah menemukan kata “Kaum mendang-mending” di Twitter dan Instagram. Serupa dengan Kaum Rebahan, istilah ini merupakan sebutan untuk suatu golongan netizen di media sosial.
Arti Istilah Kaum Mendang Mending
Kaum mendang mending berasal dari kata “mending”. Mending sendiri merupakan bahasa tidak baku yang artinya “lebih baik”.
Maksud dari kata ini adalah untuk membandingkan dan menyandingkan dengan pilihan lain yang lebih rasional serta diterima oleh logika.
Jadi kaum mendang-mending adalah golongan orang-orang yang senang membandingkan sesuatu dengan hal lain yang lebih rasional.
Golongan ini sering kali kontra dengan konten-konten yang diposting di media sosial, tak heran Istilah atau sebutan ini cukup populer.
Kaum mendang-mending umumnya merupakan golongan yang tidak setuju dengan hal apapun, mulai dari sebuah produk, hingga kebijakan pemerintah sehingga menyuarakan pendapatnya dengan cara membandingkan.
Sebelumnya di China juga sempat terkenal istilah ‘Kaum Rebahan’. Tren ‘rebahan’ sempat naik daun di kalangan anak-anak muda Indonesia beberapa waktu lalu. Istilah ‘kaum rebahan’ yang memilih tiduran dan menghindari tanggung jawab pun lebih dipilih dibandingkan bekerja dan bersosialisasi.
Istilah ‘kaum rebahan’ kini tampaknya tengah menjadi fenomena sendiri. Istilah ini ramai digunakan oleh banyak orang.
Istilah ini merujuk pada orang-orang yang malas bergerak untuk melakukan banyak hal. Alih-alih bergerak, rebahan selalu jadi pilihan menarik.
Teranyar, banyak anak muda China dikabarkan memilih menjadi ‘kaum rebahan’. Pilihan ini dibuat dalam merespons tuntutan sosial di China yang dinilai terlalu tinggi.
Mereka memilih ‘menyerah’ atau dalam istilah China disebut sebagai ‘bailan’. Secara harfiah, bailan berarti membiarkan membusuk