NINNA.ID-Pasukan Ukraina di luar Kota Timur Bakhmut yang babak belur berhasil menahan unit-unit Rusia agar amunisi, makanan, peralatan, dan obat-obatan dapat dikirim ke para pembela, kata tentara pada Sabtu 18 Maret 2023.
Dan dalam klaim terbaru yang menimbulkan banyak korban, Kyiv mengatakan pasukannya telah membunuh 193 orang Rusia dan melukai 199 lainnya selama pertempuran pada Jumat.
Rusia telah menjadikan penaklukan terhadap Bakhmut sebagai prioritas dalam strateginya untuk menguasai Kawasan Industri Donbas Timur Ukraina.
Kota ini sebagian besar telah hancur dalam pertempuran berbulan-bulan, dengan Rusia melancarkan serangan berulang kali.
“Kami berhasil mengirimkan amunisi, makanan, perlengkapan, dan obat-obatan yang diperlukan ke Bakhmut. Kami juga berhasil membawa tim kami yang terluka ke luar kota,” kata Juru Bicara Militer Serhiy Cherevaty kepada saluran televisi ICTV.
Dia mengatakan pengintai Ukraina dan tembakan kontra-artileri membantu membuka beberapa jalan menuju kota.
Selain menimbulkan banyak korban, pasukan pro-Kyiv menembak jatuh dua drone Rusia dan menghancurkan lima depot amunisi musuh pada hari Jumat, tambahnya.
Reuters tidak dapat memverifikasi klaim tersebut secara independen. Minggu lalu Presiden Volodymyr Zelenskiy mengatakan pasukan Rusia menderita lebih dari 1.100 tewas dalam waktu kurang dari seminggu pertempuran di dan sekitar Bakhmut.

Tangkap Putin
Sebelumnya, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada Jumat mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin. ICC menuduh Rusia deportasi paksa anak-anak Ukraina. Itu dianggap kejahatan perang.
Rusia tidak menyembunyikan program yang membawa ribuan anak Ukraina ke Rusia, tetapi menampilkannya sebagai kampanye kemanusiaan untuk melindungi anak yatim piatu dan anak-anak terlantar di zona konflik.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan langkah itu akan mengarah pada “pertanggungjawaban bersejarah”. Zelenskiy menambahkan deportasi merupakan kebijakan kejahatan negara yang dimulai tepat dengan pejabat tinggi negara ini.
Pengumuman tersebut menuai amarah dari Rusia. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia menemukan pertanyaan yang diajukan oleh ICC “keterlaluan dan tidak dapat diterima”, dan bahwa setiap keputusan pengadilan “batal dan tidak berlaku” sehubungan dengan Rusia. Rusia, seperti Amerika Serikat dan China, bukan anggota