Samosir, NINNA.ID– Patung kecil, pahatan kayu, atau barang estetik khas Batak biasanya dapat ditemukan di pasar souvenir seperti di Pasar Souvenir Tomok. Tapi pernahkah Sobat bertanya dimana produk ukiran tersebut dibuat? Salah satunya ada di Siallagan karya Hendri Samosir.
Beberapa tahun belakangan semakin banyak anak muda yang menggandrungi ekonomi kreatif. Hendri adalah salah satu dari banyak anak muda Samosir yang terjun di ekonomi kreatif.
Salah satu karyanya berupa ukiran kayu estetik khas Batak yakni Tunggal Panaluan.
Jenis produk lain yang ia hasilkan antara lain: jam dinding, patung pasangan, talam dan alas gelas, plat nama rumah, kaca hias, tongkat tunggal panaluan dan lainnya.
Semakin banyak produk yang dihasilkan secara massal menggunakan mesin.
Sebaliknya, karya seni buatan tangan secara tradisional semakin sulit ditemukan. Karya yang dihasilkan Hendri adalah kerajinan tangan atau manual.
Menciptakan Pekerjaan
Keahlian dan keterampilan yang dimiliki Hendri memampukannya menciptakan pekerjaan yang dapat menghidupi keluarganya.
Keahlian ini ia dapatkan dari orang tuanya sejak yang ia duduk di bangku kelas 5 SD.
“Saat mendiang Bapak saya masih hidup, dia mengajari saya supaya kebudayaan dari Batak tidak punah. Usaha ini juga terutama guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga,” jelas Hendri Samosir.
Meski demikian, guna menambah pemasukan bagi keluarga ia dan istrinya menjual keripik ke sekolah-sekolah dan warung.
“Bisnis ini tidak bisa kami harapkan 100 persen karena saya bekerja manual tanpa menggunakan mesin. Saya juga ada usaha kecil-kecilan lain seperti jual keripik ke sekolah dan ke warung-warung,” ujar pria bermarga Samosir.
Untuk pasar, selama ini Hendri berupaya mencari sendiri calon konsumennya. Namun dukungan dari Dinas Koperindag Samosir juga ada.
Dinas Koperindag berupaya memajang atau mempromosikan karyanya di tiap event budaya dan pariwisata.
Ia juga bersedia mengerjakan ukiran sesuai pesanan konsumen. Sekalipun tingkat pengerjaannya ada yang sangat sulit.
“Siapa saja bisa jadi konsumen saya dan bentuk ukiran bisa didiskusikan. Tapi untuk saat ini, saya mengerjakan pesanan secara manual karena saya tidak punya modal buat beli mesin perlengkapan mengukir,” jelas Hendri.
Selama ini ia, konsumen tetap Hendri masih tiga orang. Selebihnya, ia pergi ke luar Siallagan atau kampung lain untuk mengerjakan borongan untuk pekerjaan ukiran.
Menparekraf Beli
Salah satu dari sekian banyak orang yang pernah membeli karya Hendri yakni Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
“Ukiran jam ini dihargai Pak Menteri Pariwisata Sandiaga Uno 1,2juta. Dia langsung yang membeli,” kata Hendri.
Untuk gambaran harga produk lain ada yang dipatok 300ribu untuk talam dan alasa gelas, 900ribu untuk ukiran plat nama. Bahkan ada yang harga 30juta untuk patung manusia.
Sobat mungkin terbesit harga ini mahal sekali. Penulis Perancis, Destouches pernah berkata, ”Mengkritik (memprotes) itu gampang, menciptakan seni itu sulit.”.
Jika Anda tahu kesulitan untuk mengerjakan pekerjaan ini, dan bahkan melihat tantangan tersebut secara langsung, sobat akan mengapresiasi yang seniman ini kita lakukan.
Hendri merupakan satu dari sekian banyak penggiat budaya yang berusaha mempertahankan tradisi Batak.
Bercerita tentang Batak melalui karyanya yang dipajang di galeri, museum dan bahkan Rumah-Rumah Batak sekarang. Upayanya menjadi bukti bahwa anak muda tetap dapat berkarier di desa.
Jika Sobat tertarik untuk memesan ukiran kayu estetik ini, Sobat bisa menjumpai Hendri Samosir di Siallagan, Kabupaten Samosir. Atau dapat menghubungi dia melalui nomor HPnya 0822-7659-5003.
Penulis: Damayanti Sinaga
Editor: Damayanti Sinaga
