Trending Jadi Pereda Nyeri Haid, Apa itu Ibuprofen?

NINNA.ID – Gegara pertanyaan seorang netizen, pereda nyeri haid Ibuprofen mendadak trending di linimasa medsos Twitter.

Salah satu akun twitter bertanya soal obat pereda nyeri haid yang biasa dipakai dan akun tersebut menjawab jika dirinya memakai obat spasminal.

“alat penolong kalau lagi nyeri banget pas lagi mens. Versi kalian apa?” ujar seseorang dalam akun @convomf.

Sebanyak 3.613 orang pun menjawab dengan jawaban yang beragam. Namun, jawaban terbanyak adalah ibuprofen yang menjadi obat pereda nyeri haid.

Sebenarnya, bolehkah ibuprofen menjadi obat pereda nyeri haid? Adakah efek samping yang ditimbulkan?

Seperti yang kita tahu, nyeri haid dan kram sering terjadi di sebagian besar perempuan dan dengan intensitas yang berbeda-beda.

Sehingga, banyak yang meminum obat pereda nyeri haid, salah satunya adalah ibuprofen.

Ibuprofen termasuk dalam keluarga obat yang dikenal sebagai obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), yakni kelompok obat yang digunakan untuk mengurangi peradangan, meredakan nyeri, dan menurunkan demam.

BERSPONSOR

Dilansir dari National Library of Medicine, para peneliti di Cochrane Collaboration, sebuah jaringan peneliti internasional mencari studi klinis obat-obatan NSAID, salah satunya ibuprofen, untuk mengetahui apakah membantu meredakan nyeri haid.

Studi ini membandingkan keefektifan obat penghilang rasa sakit dengan plasebo (obat palsu) atau obat lain. Studi termasuk wanita dengan dan tanpa endometriosis.

Para peneliti menemukan 82 dari 100 anak perempuan dan wanita dewasa (rentang umur 12 – 47 tahun) yang tidak menggunakan NSAID masih merasakan sakit parah setelah beberapa jam.

Lalu, 51 dari 100 anak perempuan dan wanita dewasa yang menggunakan NSAID masih merasakan sakit parah setelah beberapa jam.

- Advertisement -

Jadi, obat penghilang rasa sakit menghilangkan rasa sakit pada 31 dari 100 anak perempuan dan wanita dewasa.

TERKAIT  Berbagai Sektor Bisnis di Sumatera Utara: Dari Industri Makanan hingga Transportasi

Sehingga, studi menunjukkan bahwa obat NSAID, yakni ibuprofen lebih efektif daripada plasebo dalam meredakan nyeri haid.

Dalam penelitian lain juga menunjukkan bahwa NSAID lebih efektif daripada penggunaan obat asetaminofen (parasetamol).

Dilansir dari fibroidfighters.org, sebagian besar pil ibuprofen yang dijual bebas adalah 200mg. Kita disarankan untuk minum 1 pil, tiap 4-6 jam.

Namun, jika biasa terjadi haid berat (pendarahan deras), kita dianjurkan minum 800mg pil ibuprofen, yakni sekitar 4 pil.

“Hasilnya unik untuk setiap wanita, tetapi menurut saya, rata-rata, seorang wanita mungkin mengalami pendarahan 30 persen lebih sedikit jika dia mengonsumsi 800 mg ibuprofen (empat pil yang dijual bebas) tiga kali sehari, idealnya dimulai sebelum atau saat menstruasi dimulai,” kata Heather Beall, MD, seorang Obgyn dari Northwestern Medicine, seperti yang dikutip dari nm.org.

Mengonsumsi ibuprofen, yang saat ini trending di Twitter, mempunyai efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Efek jangka pendek setelah mengonsumsi 400mg – 600mg di antaranya:

a. Maag

b. Mual

c. Kembung

d. Sembelit

e. Sakit perut

f. Mengantuk

Meski terdapat efek samping jangka pendek ini, tapi tak dianggap berbahaya dan cenderung aman. Hanya saja harus berhati-hati dalam jika kita berencana untuk minum alkohol di kemudian hari.

Ibuprofen juga mempunyai efek jangka panjang yang harus diwaspadai. Di antaranya:

a. Perdarahan atau tukak lambung

b. Kerusakan ginjal

Efek jangka pendek setelah mengonsumsi 400mg – 600mg di antaranya:

a. Maag

b. Mual

c. Kembung

d. Sembelit

e. Sakit perut

f. Mengantuk

Meski terdapat efek samping jangka pendek ini, tapi tak dianggap berbahaya dan cenderung aman. Hanya saja harus berhati-hati dalam jika kita berencana untuk minum alkohol di kemudian hari.

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU