NINNA.ID – Baru-baru ini, istilah ‘Beige Flag’ semakin trending di kalangan anak muda, terutama di platform TikTok.
Istilah ini menjadi perbincangan hangat dan menarik perhatian banyak pengguna. Jika kita sudah mengenal istilah “red flag” dan “green flag” yang digunakan untuk menggambarkan hal-hal positif dan negatif dalam hubungan, apa sebenarnya “beige flag” itu?
Menurut Urban Dictionary dan dilansir oleh CXO Media, “beige flag” merujuk pada perilaku yang tidak baik namun juga tidak buruk, tetapi membuat kita berhenti sejenak dan mempertimbangkan sebelum kita membiarkannya terjadi.
Jadi, menurut Urban Dictionary, “beige flag” mencerminkan perilaku di antara “red flag” dan “green flag”.
Di sisi lain, The New York Times mendefinisikan “beige flag” sebagai perilaku aneh dalam hubungan romantis yang sebenarnya bukan alasan utama untuk mengakhiri hubungan, tetapi juga bukan suatu kelebihan dari pasangan.
Jika “red flag” adalah pertanda tanda-tanda hubungan yang beracun, dan “green flag” menandakan karakteristik positif dari pasangan, maka “beige flag” berada di antara keduanya.
Dalam arti lain, “beige flag” mengacu pada perilaku yang sebenarnya netral. Bisa dikatakan sebagai perilaku yang tidak buruk, tetapi juga tidak dapat dikategorikan sebagai perilaku yang baik.
Contohnya adalah ketika seseorang mengalami situasi di mana dia dimarahi, tetapi dia tidak merespons dengan sewajarnya atau menganggap marah tersebut tidak ditujukan padanya.
Ini bukanlah perilaku yang buruk, tetapi tidak seperti kebanyakan orang yang normal. Atau mungkin ada seseorang yang tidak bisa tidur dengan menggunakan selimut meskipun suhu udara sangat dingin.
Jadi, intinya perilaku “beige flag” yang sedang trending di TikTok, adalah perilaku yang cenderung aneh namun tidak mengganggu.
Dalam banyak hubungan, pasangan mungkin tetap melanjutkan hubungan meskipun pasangannya memiliki kebiasaan yang masuk dalam kategori “beige flag”.
Penting untuk dicatat bahwa persepsi tentang “beige flag” bersifat relatif dan tergantung pada pendapat individu.
Apa yang dianggap sebagai “beige flag” oleh satu orang mungkin tidak sama dengan yang lain. Yang terpenting adalah memiliki komunikasi terbuka dan saling memahami dalam hubungan, sehingga perilaku yang mungkin termasuk dalam “beige flag” dapat ditolerir tanpa mengganggu hubungan secara keseluruhan.
