NINNA.ID – Tradisi unik menangkap ikan ini biasa dilakukan di sela sela kegiatan rutin masyarakat Batak, seperti saat membajak sawah, membersihkan saluran air, menyiangi sawah atau kegiatan lainnya. Jadi sebenarnya, kegiatan utamanya bukan mencari tapi bisa berkesempatan mendapatkan ikan. Aktivitas ini sarat dengan nilai budaya, karena tekniknya yang sangat unik.
Kegiatan menangkap ikan tersebut pun dinamai dalam istilah Batak seperti mangala, mangarsik arsik, mangiling dan ada lagi namanya manjonjon dan ada juga yang namanya mangappor ampor.
Mangala (manuba) adala satu cara menangkap ikan dengan teknik meracuni ikan dengan sejenis rumput yang disebut namanya tuba dekke. Teknik ini dilakukan dengan cara menggosokkan tuba dekke ini ke beberapa batu yang ada di sungai.
Jika getahnya menyatu dengan air, ikan pun akan terlihat lingklung, seperti orang yang hendak pingsan. Saat seperti ini dibutuhkan orang-orang yang cekatan dan punya keahlian khusus untuk menangkap ikan tersebut. Waktu ikan itu linglung hanya hitungan menit dan akan segar pulih.
Kemudian ada mandurung (jaring) ikan. Peralatan yang harus dipersiapkan terlebih dahulu berupa bubu (perangkap ikan) sudah dipasang. Biasanya cara ini dilakukan untuk menangkap ihan batak (ikan batak) yang diperlukan untuk acara sakral (ulaon partondion/sipiritual).
Aktivitas menangkap ikan yang selanjutnya dinamakan Mangarsik arsik. Teknik mencari ikan ini dilakukan dengan cara menutup saluran air (humali) yang diprediksi memang banyak ikan di saluran air tersebut. Caranya seperti layaknya membuat sebuah bendungan kecil.
Tekniknya dilakukan dengan menguras air yang sudah dibendung tadi sampai habis hingga ikan pun akan kehabisan oksigen. Ikan akan ditangkap dengan alat jaring. Namun sering juga ditangkap menggunakan tangan.
Ada lagi aktivitas Manjojon yang dikerjakan dengan cara menangkap ikan sekaligus ketika tiba saatnya pembersihan saluran air (humali). Tekniknya dilakukan dengan cara mengumpulkan semua rumput hasil dari pembersihan saluran air, dan tidak lupa di hilir saluran air sudah dibendung. Hamper mirip dengan cara yang dilakukan pada saat mangarsik.
Sambil membersikan saluran air (humali) ini, rumput akan digeser pelan-pelan sampai ke hilir. Dengan sendirinya ikan akan ikut tergeser. Secara otomatis karena di hilirnya sudah ditutup maka ikan pun akan semakin terdesak (terkurung) maka dengan sendirinya ikan bisa ditangkap dengan durung ataupun tangan dengan cara mandadap (menangkap pakai tangan). Tujuan dari aktifitas tersebut sebenarnya bukan untuk menangkap ikan melainkan untuk membersikan saluran air.
Kemudian ada lagi aktivitas yang namanya Mangiling. Pengerjaanya hampir sama dengan kegiatan manjojon yaitu memasukkan durami (toras) padi ke saluran air. Saat memutar durami tersebut, ikan akan terjaring di dalam durami padi yang membuat ikan pusing dan akan mudah ditangkap.
Aktivitas yang selanjutnya adalah Mangampor ampor. Biasanya dilakukan pada saat padi sudah berumur 2 bulan. Ini saatnya padi sudah layaknya disiangi dari rumput liar agar tumbuh kembang padi nanti baik. Saat itu sawah masih digenangi air dan sering kali banyak ikan di dalam persawahan. Aktivitas membersihkan sawah sembari menagkap ikan inilah yang disebut dengan mangampor ampor.
Penulis : Aliman Tua Limbong
Editor  : Mahadi Sitanggang