Samosir, NINNA.ID– Sebagai seorang pakar Geopark dan mantan Koordinator Bidang Edukasi, Penelitian, dan Pengembangan BP TC UGGp, saya merasa perlu menyampaikan keprihatinan saya terkait kartu kuning yang diberikan oleh UNESCO kepada Toba Caldera UNESCO Global Geopark (TC UGGp).
Hasil sidang “The 8th UNESCO Global Geoparks Council” yang berlangsung pada 4-5 September 2023 di Maroko menuntut pihak pengelola untuk melakukan pembenahan dalam dua tahun agar status UNESCO tetap dapat dipertahankan.

Berdasarkan pengalaman dan observasi saya, ada berbagai permasalahan utama dalam administrasi, keuangan, serta pengelolaan geosite di TC UGGp. Beberapa di antaranya adalah:
- Administrasi tidak tertata dengan baik, termasuk dalam penyimpanan dokumen penting seperti masterplan, laporan tahunan, dan dokumen revalidasi UNESCO.
- Tidak adanya transparansi dalam laporan keuangan selama 10 tahun terakhir.
- Minimnya publikasi dan promosi internasional melalui website resmi dan media sosial.
- Keterbatasan sarana dan prasarana edukasi, termasuk panel informasi di geosite serta signage di area strategis seperti bandara dan hotel.
- Kurangnya keterlibatan geoscientist dalam penelitian dan edukasi di lokasi Geopark.
- Lemahnya koordinasi antara pihak pengelola dengan masyarakat setempat dan pemangku kepentingan lainnya.
Reaksi dan Upaya Perbaikan
Untuk keluar dari kartu kuning ini, pemerintah Sumatera Utara melalui BP TC UGGp telah melakukan beberapa langkah strategis, antara lain:
- Rekrutmen Manajemen Baru – Perekrutan General Manager (GM) dan manajer bidang dilakukan pada akhir 2024 sesuai Peraturan Gubernur Sumut No. 5 Tahun 2024.
- Penyusunan Dokumen Revalidasi – GM baru Azizul Kholis mengklaim bahwa dokumen yang diminta UNESCO telah rampung dan siap dikirim sebelum batas waktu 17 Februari 2025.
- Penandatanganan MoU dengan Mitra Strategis – Pada 13 Februari 2025, BP TC UGGp menandatangani kerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung pengelolaan Geopark secara lebih profesional.
Namun, proses transisi ini masih memiliki kelemahan. Saya melihat kurangnya keterbukaan dalam rekrutmen manajemen, tidak adanya serah terima jabatan resmi dari pengurus lama, serta belum adanya langkah konkret dalam implementasi program berbasis rekomendasi UNESCO.
Rekomendasi dan Harapan
Saya menyampaikan beberapa rekomendasi agar TC UGGp dapat kembali ke status Green Card UNESCO, di antaranya:
- Melakukan serah terima jabatan formal untuk memastikan kesinambungan program.
- Evaluasi dan validasi dokumen sebelum dikirim ke UNESCO.
- Audit independen terhadap dokumen revalidasi.
- Implementasi konkret dari MoU dengan mitra strategis, bukan sekadar kesepakatan di atas kertas.
- Pengelolaan Geopark harus melibatkan masyarakat setempat dan akademisi.
- Memastikan kepemimpinan BP TC UGGp memiliki pemahaman mendalam tentang Geopark, bukan hanya fokus pada pencitraan di media sosial.
Dengan waktu yang tersisa sekitar dua tahun, upaya perbaikan ini harus segera dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Jika tidak, status UNESCO Global Geopark yang telah diperoleh Toba Caldera sejak 2020 bisa terancam dicabut.
Penulis: Dr. Wilmar E. Simandjorang