Tingkatkan Keselamatan, Pemprov Sumut Resmikan Pos Jaga dan Palang Pintu Perlintasan Kereta Api Tanjungbalai

Tanjungbalai, NINNA.ID – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) meresmikan pos jaga dan palang pintu perlintasan kereta api di Jalan D.I. Panjaitan, JPL-125 KM 172+770, Kota Tanjungbalai, Selasa (17/12/2024).

Pembangunan fasilitas ini bertujuan meningkatkan keselamatan pengguna jalan sekaligus menekan angka kecelakaan di perlintasan kereta api yang selama ini rawan insiden.

Penjabat (Pj) Gubernur Sumut, Dr. Drs. A. Fatoni, M.Si, melalui Staf Ahli Suherman, menegaskan bahwa pembangunan fasilitas ini merupakan komitmen pemerintah dalam menjaga keselamatan masyarakat.

“Perlintasan sebidang yang tidak terjaga sering menjadi titik rawan kecelakaan. Dengan adanya pos jaga dan palang pintu ini, diharapkan risiko kecelakaan dapat berkurang signifikan,” ujarnya.

BERSPONSOR

Menurut data, Sumatera Utara memiliki lebih dari 3.600 perlintasan kereta api, di mana 57 persen di antaranya masih belum memiliki penjagaan, termasuk perlintasan liar.

Fatoni menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, PT Kereta Api Indonesia (KAI), dan masyarakat dalam menciptakan sistem transportasi yang lebih aman dan terintegrasi.

POS JAGA

Infrastruktur Pendukung Keselamatan

BERSPONSOR

Kepala Dinas Perhubungan Sumut, Dr. Agustinus Panjaitan, menyatakan pembangunan pos jaga ini merupakan langkah konkret untuk melengkapi infrastruktur keselamatan di kawasan rawan kecelakaan.

“Kami berharap fasilitas ini dapat membuat pengendara lebih berhati-hati saat melintas. Kolaborasi antara pemerintah provinsi dan pemerintah kota Tanjungbalai menjadi kunci keberhasilan proyek ini,” jelas Agustinus.

Wali Kota Tanjungbalai, H. Waris Tholib, menyampaikan apresiasinya terhadap langkah yang diambil Pemprov Sumut. Menurutnya, pembangunan ini merupakan solusi nyata bagi masalah keselamatan di perlintasan kereta api yang selama ini sering memakan korban.

“Hadirnya palang pintu dan pos jaga ini benar-benar membantu. Petugas yang siaga saat kereta melintas membuat keselamatan masyarakat lebih terjamin,” ujarnya.

- Advertisement -

Ia juga mengangkat persoalan warga yang bermukim di sepanjang rel kereta api peninggalan kolonial Belanda. Ia berharap Pemprov Sumut memberikan perhatian lebih terhadap permukiman tersebut, yang kini berubah menjadi area jalan aspal dan hunian.

TERKAIT  Sambo Gugat Presiden dan Kapolri, Tak Seharusnya Dipecat dari Polri

“Mayoritas warga di kawasan ini berasal dari ekonomi menengah ke bawah. Kami harap ada solusi berupa pembebasan lahan atau ganti rugi yang layak bagi mereka,” tambahnya.

Selain itu, Waris mengusulkan pembangunan palang pintu tambahan di perlintasan yang menuju kawasan perumahan ASN, mengingat lokasi tersebut masih tergolong rawan kecelakaan.

“Perlintasan ini sangat penting karena terdapat enam unit rumah susun ASN. Kami berharap kerja sama antara pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan PT KAI dapat mewujudkan hal ini,” harap Waris.

Keberadaan pos jaga dan palang pintu ini telah dirasakan langsung oleh masyarakat setempat. Abdul Hasyim, seorang petugas kebersihan di Masjid Jamik, menyampaikan dampak positif dari fasilitas tersebut.

“Sekarang kami merasa lebih aman karena petugas selalu siap siaga di sini. Bahkan, dalam dua bulan terakhir, tidak ada lagi kecelakaan. Para jemaah juga lebih tenang saat beribadah,” ujarnya.

Hal serupa diungkapkan Fahri Marpaung, siswa SMA Negeri 5 Tanjungbalai. Menurutnya, fasilitas ini memang meningkatkan keamanan, namun masih ada tantangan dalam membangun budaya tertib berlalu lintas di masyarakat.

“Banyak pengendara yang nekat menerobos palang pintu meskipun kereta sudah dekat. Saya berharap pemerintah bisa mengintensifkan edukasi agar masyarakat lebih disiplin dan patuh terhadap aturan lalu lintas,” harap Fahri.

Langkah Kolaboratif
Peresmian ini ditandai dengan pengoperasian resmi palang pintu dan pos jaga serta penandatanganan kerja sama antara Pemprov Sumut dan Pemerintah Kota Tanjungbalai.

Kerja sama ini bertujuan untuk memastikan pemeliharaan fasilitas berjalan optimal demi keselamatan jangka panjang.

Pemerintah berharap, pembangunan ini dapat menjadi model bagi perlintasan kereta api lainnya di Sumatera Utara yang masih membutuhkan perhatian serupa.

Dengan langkah kolaboratif dan berkelanjutan, risiko kecelakaan di perlintasan kereta api dapat ditekan, sementara keselamatan masyarakat terus menjadi prioritas utama.

Penulis: Gugun
Editor: Damayanti Sinaga

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU