Tangkahan Raja, Destinasi Wisata Eks Galian C

BERSPONSOR

SIMALUNGUN – Jika kamu ingin menikmati pemandian alam yang sejuk nan asri di Kabupaten Simalungun, wisata alam Tangkahan Raja bisa dipertimbangkan. Lokasinya di Nagori Nagur Usang, Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun.

Pintu masuk ke lokasi tersebut berada di Simpang Sinaksak, Jalan Medan, Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun. Kemudian sekitar 100 meter, kamu akan menemukan simpang jalan setapak yang berada di sebelah kanan. Dari situ kamu akan diarahkan ke perumahan perkebunan.

Selanjutnya di ujung jalan perumahan, anda akan dipertemukan dengan simpang 3. Setiap jalan itu menuju ke perumahan perkebunan berbeda. Pilihlah penunjuk arah yang menuju Pondok Salak.

Dari persimpangan itu kamu masih akan menempuh jarak sekitar 8 kilometer lagi. Selanjutnya kamu memasuki jalan di tengah kebun karet. Disarankan lebih baik mengendarai sepeda motor trail atau sejenisnya.

BERSPONSOR

Sepanjang jalan masih banyak bebatuan kecil khas jalan perkebunan yang belum diaspal. Setiap persimpangan yang akan anda temui ada penujuk arah menuju pemandian. Penunjuk arah itu diletakkan di sebuah pohon besar tiap simpang jalan.

Tangkahan Raja dulunya merupakan hutan yang tidak pernah disentuh manusia. Konon katanya, di sebelah utara tangkahan itu terdapat sebuah pohon besar yang disebut pohon ‘raja’. Manusia dilarang mendekat apalagi menginjak pohon itu.

TERKAIT  Tak Hanya Punya Pasar, Siallagan Punya Pelabuhan

Sampai sekarang pohon tersebut masih terlihat. Namun akses jalannya cukup sulit dilalui. Jika dilihat dari kejauhan, pohon ‘raja’ itu masih menjadi yang tertinggi.

Seiring berjalannya waktu, PT Bridgestone menguasai lahan ratusan hektar di sekitar tangkahan raja. Tangkahan itupun dijadikan sejumlah kelompok sebagai sumber bebatuan dan pasir.

BERSPONSOR

Perlahan-lahan tangkahan itu digali dan diambil sumber daya alamnya. Hingga pada tahun 2016, aktivitas galian-c berhenti, tangkahan kembali ke masyarakat.

“Dulunya masyarakat dan karyawan mandi setiap sore di sini. Kalau menyuci gak ada. Karena air bersih sebenarnya sudah kita salurkan ke rumah masyarakat,” ucap warga.

Atas inisiatif masyarakat sekitar, ujung pemandian ditutup dengan bendungan manual. Bendungannya terbuat dari lapisan beberapa lembar papan dan 2 buah besi yang ditempel di kedua sisi tangkahan. Bendungan itu ditutup setiap Pukul 19.00 – 07.00 WIB.

“Itu biar airnya setiap hari berganti. Nanti pas jam 7 malam ada yang membuka. Air yang dipakai masyarakat dari pagi itu kan mengalir ke bawah, kemudian air yang dari atas sana berganti dan ditutup lagi di bawah,” terangnya.

- Advertisement -

 

Penulis   : Giort
Editor      : Mahadi Sitanggang

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU