SAMOSIR – Tercacat ada 53 Desa Wisata yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Samosir melalui SK Bupati Samosir, Vandiko Gultom No 77 Tahun 2022 pada Februari 2022 lalu.
Ke 53 Desa Wisata tersebut tersebar di 9 kecamatan dan memiliki karakteristik yang berbeda beda, dan hampir sebagian besar desa itu mengandalkan Danau Toba sebagai tujuan destinasi wisatanya.
Namun, apakah ke 53 tempat tersebut sudah menjadi sokoguru atau penyokong perekenomian masyarakat yang ada di Samosir? Mari kita melihat tiga desa wisata di Kabupaten Samosir yang baru-baru ini dikunjungi ninnA.
Desa ini dikenal dengan Kampung Ulos. Keunikan desa ini berhasil menarik perhatian Presiden Jokowi. Orang nomor satu di NKRI ini, sudah dua kali datang berkunjung. Terakhir, Presiden meresmikan Kampung Ulos ini sebagai salah satu kampung penjaga pusaka budaya.
Sebagai icon baru pariwisata di Kabupaten Samosir, Desa Lumban Suhi Toruan terus berbenah diri dalam tampilan barunya setelah dipoles Presiden Jokowi. Meski, dalam proses pembangunannya adan gesekan, namun bagi Kepala Desa Lumban Suhi Toruan, Raja Simarmata, gesekan dan persoalan internal menjadi pemicu menjadikan desanya terus berkembang dan memiliki karakteristik yakni desa wisata yang menyajikan tenunan atau disebut kampung ulos dan berada di tepi Danau Toba.
Bahkan, ia terus menciptakan inovasi dengan menyajikan tenunan ulos sebagai produk unggulan Desa Wisata Lumban Suhi Toruan dengan membuat tenunan secara semi modern dan dipasarkan ke berbagai daerah di tanah air yang diharapkan mampu menyokong perekonomian masyarakat di desanya.
Beralih dari Desa Lumban Suhi Toruan ke Desa Hutatinggi di perbukitan menuju Kecamatan Ronggur Ni Huta. Desa ini memiliki karakteristik penyedia panganan susu kerbau yang dikelola oleh masyarakat sekitarnya.
Tersedianya home stay menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi sebagian besar wisatawan baik lokal dan mancanegara yang ingin menginap di desa ini.
Susu kerbau yang disajikan dengan campuran tumbuhan asli yang ada di desa itu diharapkan menjadi salah satu penyokong perekenomian masyarakat yang diyakini sangat bisa membantu. Namun sayang, turunnya kunjungan wisatawan akhir-akhir ini juga sangat memengaruhi pemasukan, sehingga masyarakat kembali ke sawah bertani padi dan berkebun dan menjemur hasil ladangnya di pelataran halaman.
Kepada ninnA, Kepala Desa Hutatinggi, Pargaulan Silalahi berharap dukungan penuh dari pemerintah mulai dari daerah dan provinsi sangat diharapkan terus memberikan bantuan, mengingat kondisi geografis desanya yang jauh diperbukitan dan sangat sulit mendapatkan air, maka potensi desanya yang hanya mengandalkan makanan susu kerbau dan homestay bisa terus dipromosikan untuk mendatangkan wisatawan ke Desa Wisata Hutatinggi.
Desa Wisata Partungko Naginjang di Kawasan Tele ini sedang naik daun. Desa ini menawarkan pemandangan yang indah dengan hamparan seluruh Danau Toba. Desa ini baru ini dibuka oleh masyarakat dan dikoordinir oleh H Sinaga salah satu pegiat wisata.
Untuk menyokong ekonomi di desanya, Sinaga berupaya membuat mini konser musik untuk mengudang masyarakat dan pengunjung dengan latar belakang Danau Toba.
Konser mini hingga spot foto di Desa Partungko Naginjang menjadi momen desa itu mendatangkan pendapatan bagi masyarakat di sana.
Jadi, mengelola desa wisata sepenuhnya harus dikembalikan ke desa itu, pemerintah diharapkan terus memberikan dukungan seperti layanan informasi hingga penyediaan promosi bagi semua desa wisata.
Penulis : Jogi S
Editor   : Mahadi Sitanggang