TOBA – Danau Toba merupakan salah satu danau terbesar di dunia. Danau ini tercipta pasca letusan dahsyat Gunung Toba puluhan ribu tahun yang lampau. Pasca letusan itu, terbentuklah kaldera yang kini dikenal dengan nama Kaldera Toba.
Dinding kaldera ini sebagian besar dilapisi oleh bebatuan dengan bentuk serta ukuran yang berbeda-beda. Demikian juga sungai-sungai yang bermuara ke Danau Toba, dasar sungainya merupakan bebatuan dengan ragam ukuran dan aneka bentuk serta beragam jenis.
Ragam jenis dan bentuk bebatuan yang banyak terdapat di sungai-sungai, selama ini hanya dilihat sebagai bagian dari ekosistem sungai, terletak tak teratur. Namun, bagi Michael Sirait, bebatuan ini menjadi teratur bahkan berarti dalam kehidupan manusia.
Halnya seperti yang dilakukan Michael Grab dari Amerika, yang kesohor sebagai seniman dalam penyeimbangan batu, Michael Sirait juga memiliki kemampuan yang sama menyeimbangkan batu.
Di pinggir sungai yang belakangan dikenal dengan Binanga Café, pria berambut gondrong itu memulai melatih kesabarannya dengan belajar menyusun batu. Menurutnya walau baru memulai, teknik menyusun batu atau yang dikenal dengan istilah rock balancing/Stone balancing itu butuh kesabaran tingkat dewa.
Untuk meletakkan sebuah batu di atas batu lainnya mungkin merupakan hal yang tidak sulit dilakukan bahkan oleh anak-anak. Namun menyusun batu dengan cara tak lazim butuh ketenangan jiwa, konsentarsi serta kesabaran khusus.
Saat ditemui ninnA, Michael sedang asik menyusun batu. Untuk meletakkan satu batu di atas batu lainnya butuh waktu yang cukup lama, tergantung tingkat kesulitannya.

“Orang-orang yang gampang emosi perlu belajar ke batu ini. Belajarlah menyeimbangkan batu ini dengan cara tidak lazim,” ujarnya.
Melihat ada aktifitas menyusun batu di sungai, Michael Sirait yakin, dapat menarik perhatian dan datang mendekat. Diapun memberi contoh, ninnA saja mendekat karena melihat dia menyeimbangkan batu.
Ninna.id yang mencoba menegakkan sebuah batu, baru berhasil setelah berpuluh kali mencoba. Ke depannya, bukan tidak mungkin kegiatan ini akan digemari oleh pengunjung traveler yang datang ke kawasan Danau Toba.
Adanya seni menyusun batu atau Stone Blancing, bisa membuat traveler tinggal lebih lama di suatu kawasan wisata (Length Of Stay). Namun dalam pelaksanaannya, tentu kelestarian lingkungan tetap menjadi perhatian terlebih jika dilaksanakan di tengah sungai, sebab setiap batu di sungai bagian dari kehidupan ekosistem sungai.
Penulis : Asmon Pardede
Editor : Mahadi Sitanggang