HUMBAHAS – Pengumuman Olimpiade Sains Nasional per kabupaten sudah dilakukan. Semua Kabupaten di Sumatera Utara. Di Toba, SMA 2 Balige dan SMA Unggul Del menjadi penyumbang terbanyak. Kedua sekolah ini memang sekolah unggulan. Banyak siswa tergiur.
Orang tua pun antusias. Termasuk pemerintah. Setiap siswa masuk, mereka diberi beasiswa. SMA ini memang unggulan dari Toba. Kualitas tak diragukan. Tapi, ada kualitas, ada harga. Pendidikan itu investasi. Ratusan juta rupiah harus koyak bersekolah di sana.
Orang tua peduli pada pendidikan. Uang sebesar itu tak dirasa rugi. Toh, hasilnya anak berprestasi. Tingkat nasional. Juga internasional. Maka, kemajuan berpikir orang tua sudah makin tinggi. Mereka peduli dan mau urun tangan. Memberikan perhatian.
Memberikan uang sekolah. Memberikan sumbangan. Memberikan apa yang bisa. Pendidikan memang kerja keroyokan. Semua harus bergandengan tangan. Dari pembiayaan. Dari pembelajaran. Dan sebagainya. Bibit unggul dikumpulkan. Ditempa. Sedemikian rupa.
Itu ibarat analogi. Bibit unggul. Terpilih melalui seleksi ketat. Ditanam di tanah subur. Petaninya juga sangat andal. Terlatih dan terdidik. Maka, lahirlah siswa dengan puluhan prestasi. Kita harus merawat sekolah seperti ini. Kepada mereka masa depan Batak ditautkan.
Ada juga sekolah gratisan. Bibit tanpa seleksi. Gurunya digaji pemerintah. Banyak orang menganggap sepele. Dipandang sebelah mata. Mungkin juga ibarat analogi. Bibit belum tentu unggul. Sawah mungkin subur. Tapi, kurang terurus. Petaninya andal. Tapi, banyak sibuk.
Tapi, hidup tentang kejutan. Lahan gambut bisa jadi subur. Maka, tumbuhlah pohon secara alami. Berbuah. Orang mungkin heran: kok bisa? SMA Negeri 1 Doloksanggul mungkin masuk golongan kejutan. Pendidikan gratis. Tapi bukan gratisan. Terbukti sudah dari banyak hal.
Tahun 2023 ini, SMA Negeri 1 Doloksanggul menyumbang 15 peserta pemenang Olimpiade. Dari total 37 dari Humbang Hasundutan. Artinya, sekitar 50 persen. Tepatnya 40 persen. Itulah kejutan. Mungkin juga keajaiban. Tetapi, siswa saat ini memang penuh keajaiban.
Saya pun heran juga. Selalu ada bibit unggul yang berserak. Selalu ada setumpuk tanah subur di hamparan sawah. Selalu ada petani yang serius. Maka, muncullah kejutan itu. Tahun ini mungkin di SMA Negeri 1 Doloksanggul. Tahun depan bisa berubah.
Tapi, ada yang harus disampaikan. Masyarakat kita semakin peduli pada pendidikan. Mereka membayar ratusan juta rupiah. Itu berbalas dengan prestasi.Toh, motto kita adalah Anakhon Hi Do Hamoraon di au. Cuma memang. Masih ada kok yang acuh tak acuh.
Penulis : Riduan Pebriadi Situmorang
Editor : Mahadi Sitanggang