Toba, NINNA.ID– Angin sepoi-sepoi di Pelabuhan Ajibata membawa aroma air danau yang khas, mengiringi deretan kendaraan yang bersiap menaiki kapal ferry menuju Pulau Samosir.
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, para penumpang tak lagi sibuk merogoh dompet mencari uang tunai.
Sejak PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menerapkan sistem pembayaran tiket online pada 5 Juli 2021, cara lama membeli tiket perlahan bergeser ke transaksi digital yang lebih praktis dan efisien.
Sistem ini tidak hanya menguntungkan ASDP sebagai operator Kapal Ferry, tetapi juga memberi kemudahan bagi penumpang. Tanpa perlu antre panjang atau repot mencari uang pas, kini tiket dapat dipesan dan dibayar secara digital.

Kehadiran internet banking, terutama aplikasi seperti BRImo, semakin mempercepat perubahan ini. Penumpang cukup menggunakan ponsel mereka untuk bertransaksi di mana saja, kapan saja.

Transformasi Pelabuhan Ajibata dan Ambarita
Sejak penerapan pembayaran digital, geliat ekonomi di sekitar pelabuhan turut berubah. Di Ajibata dan Ambarita, usaha layanan BRILink bermunculan, membantu masyarakat yang belum akrab dengan transaksi online.
Bahkan, satu unit ATM BRI kini berdiri di Pelabuhan Ajibata, siap melayani kebutuhan top-up e-money bagi para penumpang.

Tidak hanya penumpang yang merasakan manfaatnya, petugas pelabuhan pun kini lebih tenang. Mereka tidak lagi direpotkan dengan pengelolaan uang kembalian saat jumlah penumpang membludak, terutama di musim liburan.
“Dulu, kalau ramai, antrian panjang sekali. Sekarang lebih tertib dan cepat,” ujar seorang petugas pelabuhan kepada Ninna di sela-sela kesibukannya mengurusi penumpang yang akan masuk ke dalam Kapal Fery.
E-Money dan Kebiasaan Baru Wisatawan
Phantom Siahaan, seorang wisatawan asal Medan, mengapresiasi penerapan sistem cashless di pelabuhan. Ia yang terbiasa menggunakan e-money untuk pembayaran tol, merasa perubahan ini sangat membantu.
“Aku sudah biasa pakai kartu tol (Brizzi), jadi pas tahu tiket ferry bisa pakai e-money, langsung siap. Ini keren, bahkan di kampung-kampung sudah pakai sistem digital,” ujarnya antusias kepada Ninna saat ia hendak menyebrang menuju Samosir pada libur Imlek 29 Januari 2025.
Senada dengan Phantom, Allin, wisatawan lain dari Medan, juga merasakan manfaat besar dari sistem ini. Sebelumnya, ia harus menyiapkan uang pas untuk membeli tiket ferry. Sekarang, cukup dengan satu kartu atau aplikasi di ponsel, transaksi bisa dilakukan dalam hitungan detik.
Namun, tak semua penumpang langsung bisa beradaptasi dengan sistem ini. Berdasarkan pengamatan PT ASDP, masih banyak masyarakat yang belum terbiasa menggunakan e-money. Selain itu, fasilitas top-up di sekitar Pelabuhan Ambarita masih terbatas, dengan hanya satu bank yang menyediakan layanan tersebut.

“Tantangannya masih banyak masyarakat yang belum paham cara menggunakan e-money. Ditambah lagi, fasilitas top-up di daerah seperti Ambarita masih minim,” ungkap Kepala Bidang Dinas Perhubungan Samosir Rikardo Sidabutar.
Masa Depan Pembayaran Digital di Danau Toba
PT ASDP Indonesia Ferry terus menggalakkan kampanye pembayaran non-tunai melalui berbagai cara, mulai dari media sosial, pemasangan spanduk, hingga sosialisasi langsung kepada para penumpang.
Sejak sistem ini diterapkan, perubahan signifikan pun mulai terasa. Antrian di pelabuhan menjadi lebih teratur, petugas dapat bekerja lebih efisien, dan transaksi berlangsung lebih cepat.
Seiring dengan semakin luasnya penggunaan QRIS, Danau Toba berpotensi menjadi contoh sukses penerapan cashless society di destinasi wisata Indonesia.
Dukungan dari pemerintah, perbankan, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan transformasi ini.
Melalui inovasi dan kolaborasi, sistem pembayaran digital seperti QRIS bukan hanya mempermudah transaksi, tetapi juga menjadi bagian penting dalam perkembangan ekosistem pariwisata Danau Toba.
Ke depan, kawasan ini tak hanya dikenal karena keindahannya, tetapi juga sebagai destinasi wisata yang modern, nyaman, dan siap menyambut era digital dengan tangan terbuka.
Penulis/Editor: Damayanti Sinaga