NINNA.ID – SAMOSIR
Mendengar keindahan alam Sijukjuk di Desa Boho Kecamatan Sianjur Mulamula, hasrat untuk melihat langsung begitu. Namun melihat kondisi jalan yang berbatu, sempit dan kedua sisinya ditumbuhi ilalang dan rumput liar, timbul juga niat menghentikan jalan.
Syukurlah, hasrat kuat NINNA tadi lebih mendominasi. Akhirnya setelah berkendara selama 30 menit dari Kota Pangururan menuju arah Tele, melewati simpang Peabang, lalu masuk ke persimpangan menuju Kantor Kepala Desa Boho. Dari sini, kondisi jalan sedikit mendaki melewati Kantor Desa Boho, dan sampailah pada spot yang menyajikan panorama landscape Danau Toba yang luas.
Kondisi jalan yang tak mendukung tadi terlupakan. Kelopak mata terbuka lebar. Ada rasa kagum dan hati dengan jujur berbisik, tempat yang dinamai Sijukjuk Hill oleh warga setempat ini memang indah.
Tempat ini belum begitu dikenal bahkan oleh masyarakat di Kabupaten Samosir. Mungkin Dinas Pariwisata Samosir saat ini tidak tertarik untuk mengembangkannya. Namun yang pasti, tempat itu sangat memesona dan sangat cantik. Bahkan kecantikannya pernah mencuri hati satu perusahaan penerbangan asal Norwegia. Perusahaan asal negara makmur yang juga salah satu terdamai di dunia ini, tertarik membuka bisnis penerbangan dengan memanfaatkan Danau Toba di sekitar Sijukjuk sebagai landasan untuk jenis amphibi.
“Sekitar Tahun 2017 lalu, saat saya masih menjabat, saya sudah membawa perusahaan penerbangan dari Norwegia ke tempat ini. Melihat hamparan Danau Toba dari sini, mereka sangat takjub dan terkesima. Tapi kala itu, persoalan tanah adat menjadi masalah mendasar, sehingga rencana itupun tidak terwujud,” ujar Ombang Siboro, yang memilih pensiun dini sebagai aparatur sipil negara saat menjabat Kepala Dinas Pariwisata Samosir.

Terkait rencana investor asal Norwegia itu, kata Ombang, para pemilik lahan di wisata Sijukjuk sudah diajak duduk bersama, berdiskusi membangun mimpi menjadikan objek wisata Sijukjuk menjadi taman dan kebun berbagai jenis bunga warna warni. Di perairan danau sekitar kebun bunga itulah, dibangun landasan pesawat amphibi.
Namun, masalah klasik persoalan tanah adat yang terikat kekeluargaan, menjadi penghambat rencana besar itu. Padahal, jika itu terwujud, Samosir diyakini menjadi Monaco of Asia.
Kini, objek wisata itu tertinggal tak terawat. Pemerintah sepertinya abai dengan potensinya. Lahan “emas” itu sekarang hanya sebatas peladangan yang tak diseriusi pula. Beberapa lahan di Sijukjuk memang ditanam kopi, namun sebagian besar menjadi rumah bagi tumbuhan semak.
Potensi besar Sijukjuk Hill ini, seharusnya dilirik para pemangku kebijakan di Kementerian Pariwisata melalui Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT). Sijukjuk Hill jangan ditinggalkan dalam rencana besar Presiden Jokowi menjadikan Danau Toba sebagai kawasan super prioritas unggulan bersama empat daerah lain, seperti Likupang, Borobudur, Mandalika dan Labuhan Bajo.
Penulis : Jogi Siantari
Editor : Mahadi Sitanggang