HUMBAHAS – Wisata di kawasan Danau Toba (KDT) umumnya berbasis alam, seperti lembah, puncak gunung, pantai, dan Danau Toba. Masih tak banyak yang dikelola by design. Dari yang tak banyak itu, adalah salah satunya Siholta. Tempat wisata ini berada di Nagasaribu, Humbang Hasundutan. Tepat di perbatasan Humbang dan Tapanuli Utara.
Siholta secara morfologi berasal dari dua kata: Sihol dan Hita. Lalu, disingkat menjadi Siholta. Artinya, kerinduan kita.
Nama yang cukup unik. Berarti ini tidak sebatas kerinduanku atau kerinduanmu. Ini tentang kerinduan kita. Tentu, adalah kerinduan kita masing-masing membangkitkan wisata di daerah kita. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
Atas dasar kerinduan seperti itu, datanglah Uda Marga Siringo. Saya sebut Uda karena memang saya bermarga Situmorang Siringo Raja Dapoton. Namanya Aldentua Siringo-ringo. Ia seorang pengacara. Istrinya Sermida Silaban. Seorang notaris yang juga gigih menggiatkan budaya di Jakarta bersama Saut Poltak Tambunan.
Saya bertemu secara tak sengaja bersama Bu Sermida Silaban dalam sebuah bincang tentang bahasa Batak yang diselenggarakan BPNB-Aceh. Kini, kami berjumpa lagi pada acara dengan tema yang hampir sama: kebudayaan. Kami mengisi acara dari Sanggar Maduma bersama Home Band Siholta atas dasar permintaan Mantri Kesenian Toba, Martahan Sitohang.
Pada acara itu, Uda Aldentua Siringo datang membuat kata sambutan. Saya salut betul. Bukan hanya saya. Anak-anak sanggar kami juga terkesima. Soalnya, semua kata sambutannya penuh dengan bahasa Batak yang kental. Ini adalah sebuah kekayaan yang tak terhitung. Tak banyak lagi orang yang percaya diri membuat kata sambutan dengan bahasa Batak.
Tak mau kalah, Wakil Bupati Humbang Hasundutan, Oloan Paniaran Nababan juga memberi kata sambutan dengan bahasa Batak. Ia tampil dengan sumringah. Ceria. Ia lantas berjanji akan membuat acara Panggung Tradisi di Siholta 4 kali setahun. Sebuah kemauan yang cukup penting untuk menghidupkan dan mengembangkan seni tradisi Batak tentu saja.
Kembali ke Siholta. Seperti disebutkan di awal, ini adalah wisata non alam. Ini wisata by desain. Rumah Batak berusia ratusan tahun sengaja dicari dan didirikan di sana. Bentuknya sudah dimodernisasi tanpa menghilangkan jejak tradisinya. Gorganya masih khas. Bahkan, tak banyak gorga seperti ini lagi yang ditemukan. Cukup nyaman di Ruma Batak ini.
Di bawah, ada lesehan dari keramik. Aman untuk mengadem. Mungkin sambil berbincang dengan keluarga. Kalau lagi lapar, di sebelah, ada kantin dan pusat ole-ole. Dan, memang, selain menghidupkan seni tradisi, mimpi dari Siholta juga adalah menjadi pusat ole-ole dari khas Kawasan Danau Toba. Karena itu, pada acara berbagi kasih kali ini, Siholta tak hanya mengundang sanggar dan seniman tradisi.
Mereka juga memanggil pelaku UKM khas Humbang Hasundutan. Wakil Bupati Humbang Hasundutan, Oloan Paniaran Nababan, dengan senang hati berbelanja dan menghampiri semua stand UKM. Sebelumnya, rombongan juga sudah ikut melihat isi Rumah Batak. Kebetulan, Rumah Batak di Siholta dibuat menjadi semacam museum untuk kekayaan tradisi Batak.
Di sana, ada alat musik tradisional kita. Tentu saja, ada juga ulos. Saya sendiri sangat terkesima pada Siholta. Siholta bisa menjadi salah satu alternatif tidak hanya wisata, tetapi juga menjaga tradisi, seperti pertunjukan Opera Batak, Uning-Uningan, festival tradisi, atau pun pusat acara. Semoga ada yang urun tangan dan bekerja sama untuk membangkitkan jiwa tradisi.
Oh, iya, jika anda ingin berkunjung ke Siholta, jangan sungkan. Sebelum terbang dari Silangit, Anda bisa menyempatkan diri ke sana. Bisa berfoto. Atau bahkan prewedding. Juga, begitu mendarat, Anda pun bisa berkunjung ke sana. Sebab, sebagus apa pun lokasi wisata kita, jika bukan kita yang mengunjungi, maka ia bukan sepi. Saya selalu berpikir bahwa untuk membangun kampung, harus dimulai dari diri kita sendiri.
Baiklah. Mari berjumpa di Siholta. Tempat ini cukup strategis. Tepat di pinggir jalan di Desa Nagasaribu Humbang Hasundutan. Jika Anda bergerak dari arah Doloksanggul menuju Kota Siantar, lokasinya tepat di sebelah kanan. Atau sebaliknya, jika Anda datang dari Siantar menuju Doloksanggul, iq berada di sebelah kiri sekitar 200 meter setelah SPBU Nagasaribu. Selamat berjumpa di sana! Kalau bukan kita, siapa lagi?
Penulis : Riduan Pebriadi Situmorang
Editor : Mahadi Sitanggang