DAIRI – Seiring perkembangannya, gndrrang Pakpak terbagiĀ menjadi beberapa golongan sesuai dengan fungsi penggunanya,antara lain :
- Gndrrang sibah, biasanya dipakai/digunakan untuk acara-acara besar kerajaan/kenegaraan, atau yang berhubungan dengan sukut ni talun, seperti acaraĀ mendegger uruk, mangkurak tulan, pesta adat, menyambutĀ tamu dan lain-lain. Dengan kata lain bisa digunakan di dalam kerja/pesta baik, maupun kerja jahat, membakar tulan-tulan, di kalangan raja setempat atau marga setempat.
- Gndrrang Sipitu, biasanya digunakan dalam acara pesta/kerja baik untuk kalangan masyarakat umum di luar dari pada raja-raja atau marga setempat.
- Gendrrang Sitellu, biasanya digunakan untuk mengiringi musik oning-oningen atau hiburan.
- Gndrrang Sidua, digunakan untuk hiburan atau memberitahukan berita, menyambut tamu/hera-hera dan juga mengiringi memberikan suatu hukum penggal terhadap seseorang yang melakukan kesalahan besar.
Disebutkannya, oning onigen Pakpak sangat banyak macam dan bentuknya di antaranya, Kalondang, Kucapi, Lobat, Serulling, kettuk, Sordam, SaruneTaratao, Saga-saga, Budh, Genggong, Cipako, Pit, Dng dng.
- Kalondang , alat music Pakpak yang terbuat dari kayu ncelmng, purbari. Jumlahnya sebanyak sembilan batang di mana bunyi nadanya hampir samaĀ dengan gendrrang.
- D,ng d,ng, alat musik tradisional Pakpak yang saat ini sangat sulit ditemukan.
- Alat musik yang terbuat dari bambu, mempunyai dua kaki dan lobang panjang.
- Lobat, alat musik tiup yang terbuat dari bambu, panjangnya sejengkal diberi sumbi sebagai penghasil suara yang memiliki empat lobang.
- Serune, alat musik tiup yang terbuat dari kayu pit untuk menghasilkan suara dan memilikiĀ bibir terbuat dari tempurung dan memiliki lima lobang.
- Seruling/sulim, alat musik terbuat dari bambu yang memiliki 7 lobang.
- Sordam, alat musik yang terbuat dari bambu kecil mempunyai ruas panjang minimal sejengkal
- Taratoa, alat musik mirip dengan Sarune namun taratoa terbuat dari bambu tiga sambung.
- Saga saga, alat musik yang terbuat dari bambu, pangguh pola, paku.
- Cipako, alat musik yang terbuat dari buah cipako atau kulit buah pangi, memiliki tiga lobang, satu penghasil bunyi dua penghasil nada.
- Pit, alat musik yang terbuat dari bambu, arngo, ngala page, dan dedaunan suara ada yang kuat ada yang pelan.
- Budh, alat musik yang terbuat dari bambu yang mirip dengan enggung enggung\ pipa kecil.
- Genggong, alat musik petik dan tiup yang terbuat dari besi, paku ataupun rusuk payung, dibuat berlidah alat ini dimainkan di antara dua bibir dan dirapatkan pada gigi lalu lidahnya di getarkan sambil menghirup udara dan bibir komat kamit untuk membuat nadanya. Alat musik ini memiliki suara yang sangat pelan.
- Kecapi, alat musik yang terbuat dari kayu dan memiliki sennar yang terbuat dari riman dan tali atom.
Dari keseluruhan alat musik tersebut, bisa dimainkan secara bersama-sama dan juga bergantian. Bahkan bisa dimainkan dengan musik kontemporer atau kolaborasi dengan alat musik modern jika penggiat seni mampu menyatukan nada dasar setiap alat musik.
Perlu diketahuiĀ bahwa nada alat musicĀ Pakpak bukanlah tangga nada Solmisasi atau do, re, mi, fa, sol, la si, do, melainkanĀ nada akromatis yakni, do, Re, fis, sol, si, do.
“Alat musik tradisional Pakpak ini juga bisa digunakan untuk mengisi lagu-lagu daerah atau nasionalĀ walaupun terbatas. Serta mengiringi tari-tarian, menyembuhkan penyakit, menyenangkan hati, memanggil dan mengusir roh, memasukan roh dan melumpuhkan roh atau paselluk selluken seperti yang diyakini nenek moyang suku Pakpak jaman dulu,” jelasnya.
Dituturkannya, sejak 2014 sanggar seni kasea aktif dan eksis dalam pengembangan seni dan Budaya Suku Pakpak, termasuk untukĀ menempa generasi muda dari tingkat sekolah dasar untuk memberi suguhan seni pengembangan budaya Pakpak.
“Kami dari sanggar seni kasea, sudah banyak berperan dan berkontribusi, baik acara di masyarakat dan pemerintah daerah hingga provinsi,” pungkasnya.
PenulisĀ Ā : Fajar
EditorĀ Ā Ā : Mahadi Sitanggang