DAIRI – Suku Pakpak adalah salah satu suku pribumi asli Indonesia yang mendiami wilayah yang sangat luas. Penyebarannya ada di dua provinsi dan lima kabupaten kota di Pulau Sumatera.
Di Provinsi Aceh, mereka ada di Aceh Singkil dan Pemko Subulussalam, sementara di Provinsi Sumatera Utara mereka tersebar di Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat dan Humbahas.
Selain penyebaran wilayah, masyarakat suku Pakpak terbagi lagi dalam 5 Suak/lebbuh/wilayah. Antara lain Suak Simsim, Keppas, Pegagan, Boang, dan Kelasen.
Suak Simsim terletak di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat, Suak Keppas dan Suak Pegagan terletak di wilayah Kabupaten Dairi, Suak Kelasen menetap di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Tapanuli Tengah, khususnya Kecamatan Barus. Sedangkan Suak Boang secara administratif terletak di wilayah Kabupaten Singkil dan Kota Subulussalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Seperti suku lainnya di Indonesia, masyarakat suku Pakpak juga memiliki budaya dan adat istiadat, serta alat musik tradisional tersendiri, warisan leluhurnya yang secara turun temurun terjaga dan dilestarikan hingga sekarang ini.
Seorang penggiat seni suku Pakpak, yang juga Pimpinan Sangar Kasea di Dairi, Tamsi Padang kepada ninnA menjelaskan, masyarakat Pakpak secara umum banyak memiliki oning oningen yang mencakup segala bunyi yang dihasilkan oleh alat musik tradisional, maupun oleh indra manusia, yang dapat menggugah rasa dan jiwa.
Bunyi tersebut tentunya baik, indah dan merdu serta enak didengar oleh pendengarnya. Sehingga karena enak didengar dan dilakukan secara berulang-ulang, membuat menyatu dengan jiwa, dan dianggap menjadi miliknya.
Adapun oning onigen (macam ragam alat dan suara) di dalam seni suku Pakpak dibagi beberapa bagian antara lain :
- Sora mparas (suara merdu)
Jenis suara langsung ini dipandang sebagai salah satu kekayaanseni dan budaya Pakpak sebagaimana juga dimiliki suku suku lain di Indonesia. - Rana selloh
Merupakan  rangkaian kata- kata maupun kalimat pilihan berupa puisi-puisi yang indah, yang dapat menarik perhatian pihak pendengar bahkan mampu menggetarkan jiwa
pendengarnya. - Odong odong
Merupakan lantunan perasaan atau cetusan ide dari hati sanubari seseorang yang merupakan hasil pikiran yang dikumandangkan lewat lagu tanpa iringan musik. - N,de n, de
Nyanyian ini diperdengarkan oleh kaum muda laki-laki atau perempuan, yang menguraikan kepedihan hatinya dengan deraian air mata ketika tidak dilihat orang. Namun bila kemudian dilihat orang, maka ia berpura pura tertawa sambil mengusap air matanya walaupun hatinya sudah hancur karena kisah cintanya yang sedang galau. - Nangen
Hampir sama dengan n de n de, tapi nangen biasanya dinyanyikan oleh kaum ibu ibu, ketika merasa kesunyian dan memikirkan anaknya yang jauh di rantau dan adanya kegetiran dan kepedihan dalam kehidupan. Ada juga nangen dilantunkan kaum ibu ketika bercerita kepada anaknya maupun kepada para gadis desa. - Mali ali
Merupakan ratapan tangis dengan perasaan sedih yang dirasakan oleh anak anak. - Tangis melui dan tangis milangi
Ini adalah tangis ratapan kaum gadis ataupun kaum ibu ketika mengalami subuah kejadian yang memilukan.
Penulis   : Fajar
Editor    : Mahadi Sitanggang