Medan, NINNA.ID – Terpilihnya kepengurusan baru dalam Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark (UGGp) yang diumumkan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menuai kontroversi.
Keputusan ini mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak, terutama para pemerhati Danau Toba, yang mempertanyakan transparansi proses seleksi serta kurangnya keterwakilan putra daerah dalam kepengurusan baru.
Salah satu kritik tajam datang dari mantan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir, Drs. Ombang Siboro.
Menurutnya, seleksi ini mengabaikan keberadaan putra-putri asli Danau Toba yang memiliki pemahaman mendalam tentang kawasan geopark tersebut.
“Saya tahu persis bukan tidak ada putra ataupun putri yang lahir besar dan bermukim di Danau Toba ikut dalam seleksi, tapi nyatanya terbuang,” tegas Ombang dalam Forum Pariwisata Danau Toba.
Ia menilai bahwa orang-orang yang lahir dan besar di sekitar Danau Toba memiliki ikatan emosional serta pemahaman mendalam tentang keberagaman budaya, geologi, dan ekosistem Danau Toba.
Oleh karena itu, seharusnya mereka mendapatkan prioritas dalam pengelolaan geopark ini.
“Kemampuan menguasai dan mengerti Geopark Kaldera Toba seharusnya diserahkan kepada orang-orang yang sudah berbuat banyak untuk Danau Toba, bukan yang sekadar memenuhi syarat administratif,” tambahnya.
Selain itu, seleksi ini juga memunculkan dugaan ketidakwajaran dalam proses pemilihan.
Seorang peserta seleksi, Dr. Defri Elias Simatupang, secara resmi melayangkan nota keberatan kepada panitia seleksi. Dalam surat keberatannya, ia menyampaikan bahwa dirinya telah mengikuti seluruh tahapan seleksi hingga wawancara.
Berdasarkan jumlah peserta yang hadir, ia merasa seharusnya masuk dalam tiga besar. Namun, namanya tidak muncul dalam daftar akhir.
Dr. Defri juga mengungkapkan adanya dugaan pelanggaran batas usia oleh salah satu peserta yang lolos, yakni Debbie Riauni Panjaitan.
Berdasarkan peraturan yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 2024, batas usia maksimal pelamar adalah 60 tahun. Namun, informasi yang ia terima menunjukkan bahwa pemenang tersebut telah melewati batas usia yang ditentukan.
Di sisi lain, Mangaliat Simarmata dari komunitas Jendela Toba mengaku terkejut dengan keputusan seleksi ini.
“Masa para pengurus dan para manager geosite tidak tahu pergantian para pengurus dan rekrutmen manager baru?” jelas Mangaliat mengomentari indikasi pergantian pengurus dan rekrutmen dibuat dadakan yakni menjelang libur Natal.
Daftar Pengurus Baru Geopark Danau Toba
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) melalui Panitia Seleksi Terbuka Pengisian Jabatan General Manager dan Manager Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark mengumumkan hasil seleksi jabatan tersebut pada 17 Januari 2025 melalui Pengumuman Nomor: 500.13/470/2025.

Hasil seleksi menetapkan:
- Azizul Kholis sebagai General Manager
- Debbie Riauni Panjaitan sebagai Manager Divisi Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan
- Tikwan Raya Siregar sebagai Manager Divisi Kerjasama, Promosi, dan Publikasi
- Ovi Vensus Hamubaon Samosir sebagai Manager Divisi Pendidikan, Konservasi, dan Pemberdayaan Masyarakat
- Petrus Parlindungan Purba sebagai Manager Divisi Pengelolaan Geologi, Keragaman Geologi, Keragaman Biologi, dan Keragaman Budaya
Hingga saat ini, pihak panitia seleksi belum memberikan klarifikasi resmi terkait berbagai keberatan yang disampaikan.
Jika dugaan ketidakwajaran dalam seleksi ini terbukti, maka polemik ini dapat mencoreng kredibilitas proses pemilihan serta menimbulkan ketidakpercayaan publik terhadap pengelolaan salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia ini.
Penulis/Editor: Damayanti Sinaga