TAPUT – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, telah menyebabkan tidak sedikit orang yang merasa stress. Sehingga muncul istilah “Healing” yang belakangan trending di sosial media sebagai Self Healing, suatu gaya hidup untuk membangkitkan semangat.
Kata “Healing” merujuk pada penyembuhan atau pengobatan. Healing yang biasanya tergambar di media sosial memilki konteks yang beragam. Ada dalam bentuk makan makanan enak, menulis jurnal, menginap di hotel mewah, wisata alam dan lain sebagainya. Namun pada intinya healing berkaitan dengan makna aslinya berupa penyembuhan.
Bagi beberapa orang, traveling sebagai salah satu pilihan untuk self healing. Alam terbuka yang menarik, menjadi buruan untuk self healing. Di Kawasan Kaldera Toba ada banyak destinasi untuk self healing. Salah satunya, Salib Kasih di Kabupaten Tapanuli Utara.
Salib kasih merupakan destinasi wisata healing karena bernuansa alam yang asri dan udara yang segar, serta jauh dari kebisingan, Lokasi ini merupakan destinasi wisata rohani yang membuat hubungan dengan Tuhan semakin intim yang bisa menenangkan pikiran kita.
Salib Kasih menjadi bangunan inti yang paling menarik di Bukit Siatas Barita. Berdiri kokoh menghadap Kota Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera utara. Dibangun untuk mengenang jasa misionaris agama Kristen Protestan yang berasal dari Jerman yaitu Dr Ingwer Ludwig Nommensen yang wafat pada 23 Mei 1918 dan dimakamkan di Desa Sigumpar sekitar 60 kilometer sebelah utara kota Tarutung.
Torehan jasanya yang besar dalam kekristenan di Tanah Batak, menjadi titik awal untuk pembangunan Salib Kasih Siatas Barita Tarutung.
Dalam perjalanan menuju destinasi wisata Salib Kasih, sudah disuguhkan pemandangan alam yang sangat memukau. Sekitarnya ditumbuhi pohon-pohon pinus. Dari kejauhan, Salib Kasih juga terlihat begitu kokoh. Warnanya yang putih menjadi kontras, terlebih di malam hari, Salib Kasih ini bercahaya dari lampu-lampu yang banyak terpasang di bangunan Salib Kasih itu. Pancaran cahayanya, seakan menebar kedamaian.
Berada di puncak Bukit Siatas Barita, pemandangan yang disuguhkan benar-benar menawan. Siapapun dijamin akan terpesona. Pohon-pohon pinus yang tumbuh berjejer dan hembusan udara segar dari balik pepohonan adalah sambutan yang niscaya memberikan ketenangan.
Sebagai destinasi wisata religi, Kawasan Salib Kasih dilengkapi dengan sederet fasilitas untuk memenuhi kebutuhan para pengunjung. Tempat parkir yang luas, rumah makan, tempat penjualan souvenir, area panggung kesenian dan beberapa fasilitas lainnya.
Untuk menuju lokasi Salib Kasih pengunjung harus melakukan pendakian dan membayar tiket masuk yang relative murah, sebesar Rp6.000/orang.

Saat menginjakkan kaki di gerbang masuk kita akan disambut oleh patung Dr Ludwig Nomennsen yang dibangun seperti sedang membaca Alkitab. Pemandangan hijau dari pohon-pohon pinus yang tumbuh berjajar, menemani pendakian melewati ratusan anak tangga, sekitar 1 kilometer menuju area pusat ibadah.
Disepanjang jalan menuju puncak, tidak hanya pemandangan dan suasana yang asri, pengunjung juga disuguhkan 10 perintah Allah dan ayat-ayat suci Alkitab yang dituliskan pada ukiran batu dan kayu yang menekankan kasih sebagai wujud dasar dari ajaran Kekristenan.
Juga terdapat tulisan dari berbagai organisasi atau keluarga yang datang dari luar kota ataupun luar negeri sebagai pertanda sudah pernah mengunjungi destinasi tersebut. Untuk yang merasa lelah dan butuh rehat sejenak, juga tersedia tempat duduk di sepanjang jalan menuju puncak. Keindahan alamnya yang begitu memukau dengan udara segar sangat membuat betah berlama-lama di sana.

Berada di atas puncak Siatas Barita, Salib Kasih terlihat begitu kokoh berwarna putih memiliki ketinggian kurang lebih 30 meter dari permukaan tanah, dan bagian pinggirnya dipasangi lampu warna-warni.
Salibnya ditopang tiga tiang dengan ukuran yang besar dan tepat di bawahnya terdapat rumah doa atau kapel. Tepat di depan Salib Kasih juga terdapat tempat duduk yang dibuat dari keramik warna putih yang mampu menampung kurang lebih 500 orang. Bagian paling depan terdapat altar atau mimbar tempat berkhotbah. Di kawasan ini juga terdapat juga kapel-kapel untuk pengunjung jika ingin khusuk berdoa di ruangan yang berukuran 2 x 2 meter.

Rumah doa atau kapel di tengah rimbunnya pohon-pohon pinus, diyakini bisa menciptakan hubungan yang lebih intim dengan sang pencipta saat berdoa. Unsur spritual atau agama adalah hal utama dalam unsur kesehatan, jasmani dan rohani. Di dalam Rumah doa kamu bisa berdoa dan menyampaikan semua keluh kesahmu kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mintalah hati yang lapang, kekuatan, keikhlasan serta kesabaran dalam menerima kenyataan dan menghadapi segala cobaan hidup yang sedang kamu jalani. Percayalah bahwa Sang Pencipta selalu menolongmu, untuk bisa mencapai tujuanmu yaitu Self Healing.
Penulis : Rotua Lubis
Editor : Mahadi Sitanggang