Rumah Batak Tidak Punya Sertifikat dan Tidak Bisa Diperjualbelikan

BERSPONSOR

NINNA.ID-Rumah Batak tidak punya sertifikat dan tidak bisa diperjualbelikan. Itu salah satu penjelasan yang kerap ku ceritakan kepada para turis yang datang ke Tanah Batak. Khususnya saat para rombongan tamu dari Singapura datang ke Hutaraja Lumban Suhi-Suhi, Samosir pada Agustus 2023.

Saat mereka bilang takjub dengan ukiran, warna dan arsitektur rumah, aku pun menambahkan tahukah kamu bahwa Rumah Batak tidak punya sertifikat dan tidak bisa diperjualbelikan? Khususnya yang ada di Hutaraja, Kampung Ulos ini.

Rumah Batak
Bule berpose di depan Rumah Batak (foto: Damayanti)

Hak Pakai
Cerita turun-temurun, tiap perkampungan (huta) biasanya dibuka oleh seorang raja. Sebagai contoh, Hutaraja Lumban Suhi-Suhi dulunya merupakan sebuah kampung yang diberikan oleh Raja bermarga Sihaloho kepada menantunya marga Simarmata.

Raja Sihaloho sepakat menyerahkan kampung tersebut kepada Simarmata dan disaksikan oleh banyak pihak. Belakangan mereka menamai kampung tersebut Hutaraja. Dengan alasan kampung tersebut akan jadi tempat tinggal para raja, keturunannya kelak.

BERSPONSOR

Dapat disimpulkan yang memiliki kendali penuh atas kampung adalah Raja bermarga Simarmata. Belakangan, Raja tersebut memiliki tiga keturunan dan mendirikan masing-masing rumah di Hutaraja. Adalah Rumah Ganjang, Rumah Gorga dan Rumah Bolon.

Dulunya, para Raja Batak dikenal baik dan murah hati. Mereka senang menerima tamu bahkan mengajak orang-orang untuk tinggal di kampung mereka. Raja Simarmata tersebut juga demikian. Belakangan satu per satu orang yang bukan keturunannya tinggal di Hutaraja dan menjadi warga Hutaraja.

Akan tetapi, siapapun yang mendirikan Rumah Batak maupun menerima ladang dari raja, tidak memiliki hak milik. Mereka hanya punya hak pakai.

Tidak ada surat maupun sertifikat diberikan oleh raja tersebut kepada para pendatang yang menunjukkan  bukti kepemilikan. Akan tetapi, hak pakai itu berlangsung sejak zaman dulu hingga sekarang.

BERSPONSOR

Bahkan para raja tidak akan mengganggu gugat hak pakai asalkan warga tersebut berlaku baik di kampung. Hak pakai pun diwariskan dari generasi ke generasi.

TERKAIT  Orang Batak Suka Menerima Tamu, Tidak Terlalu Perhitungan

Salah satu contoh yang ada saat ini adalah Rumah Genteng, rumah nenek moyangku sendiri. Nenek moyangku punya delapan anak.

Biasanya warisan akan jatuh kepada anak laki-laki paling tua atau bungsu. Bergantung kebiasaan di suatu huta (kampung). Di keluarga besar kami, hak pakai Rumah Genteng jatuh ke tangan si sulung. Berikutnya, anak laki-lakinya dapat meneruskan warisan tersebut ke anak laki-lakinya kelak.

Rumah Parsantian
Meski hanya anak laki-laki yang dapat warisan rumah tersebut, rumah tersebut dapat dipakai atau ditempati oleh keturunan lain yang tidak memperoleh hak warisan. Bahkan bagi suku Batak, rumah tersebut adalah rumah pusaka yang menjadi tempat berkumpulnya semua keluarga.

- Advertisement -

Tidak heran. Jika terjadi kabar dukacita maupun acara pernikahan, Rumah Parsantian akan dijadikan tempat berkumpul untuk pesta.

Rumah Batak
Para turis masuk dan melihat Rumah Batak Rumah Genteng di Hutaraja (foto: Damayanti)

Zaman Dulu
Oleh sebab itu, di rumah ini biasanya muat 8-12 keluarga, khususnya saat ada ulaon (pesta). Zaman dulu era 1800-an hingga 1900-an satu rumah dihuni lebih dari 1 keluarga.

Bagaimana pengaturan privasi antara keluarga, ini menjadi pertanyaan besar bagi penulis hingga detik ini.

Banyak Rumah Batak kuno yang sudah berusia 300 tahun masih dihuni. Dulu, kolong rumah digunakan sebagai tempat ternak—anjing, ayam, babi, kerbau, dan sapi.

Rumah Batak
Para turis melihat Rumah Batak di Hutaraja (foto: Damayanti)

Hal ini dikarenakan perekonomian penduduk pada zaman dulu umumnya ditunjang oleh peternakan dan pertanian.

Belakangan, profesi orang Batak yang tinggal di Kawasan Danau Toba tidak lagi bergantung pada kedua sektor tersebut.

Di Pulau Samosir misalnya, terdapat banyak keluarga kini bergantung pada sektor pariwisata. Bahkan Rumah Batak telah dijadikan ikon homestay di Pulau Samosir.

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU