Ruma Bolon Terbesar di Danau Toba Ini Siap Menampung Ratusan Wisatawan

Samosir, NINNA.ID-Ruma Bolon artinya rumah besar. Kawasan Danau Toba masih memiliki banyak perkampungan memiliki Ruma Bolon.

Akan tetapi, ada satu Ruma Bolon terbesar di Danau Toba yang siap menampung ratusan wisatawan.

Bahkan kemungkinan Ruma Bolon terbesar yang pernah ada saat ini.

Ruma Bolon Lopo
Ruma Bolon terbesar di Danau Toba berada di Lopo Hotel dan Ressort dekat Pelabuhan Lopo Parindo, Desa Tomok, Pulau Samosir. (foto: Damayanti)

Ruma Bolon asli kayu, pahatan serta sambungan ini bisa dipastikan yang terbesar dan tertinggi di Kawasan Danau Toba.

BERSPONSOR

Lokasinya berada di Lopo Hotel dan Ressort dekat Pelabuhan Lopo Parindo, Desa Tomok, Pulau Samosir.

Ruma Bolon Lopo
Ruma Bolon Lopo (foto:Damayanti)

Bagi wisatawan yang ingin menginap rombongan study tour, retreat, ataupun kegiatan bersama dalam jumlah banyak, ini rekomendasi terbaik buatmu.

Rumah ini memiliki ruang atas dan bawah yang dapat menampung total 200 orang. 100 orang di bawah dan 100 di atas.

Rumah ini sering disewa oleh rombongan dari berbagai tempat untuk kegiatan dalam jumlah besar.

BERSPONSOR

Hal yang menambah daya tarik Ruma Bolon Lopo ini selain berada dekat dengan pesisir pantai, model kayu dan bangunannya unik dan utuh.

Dekat dengan Pelabuhan Kapal Kayu Lopo Parindo, Pasar Tomok, Museum Tomok, Makam Raja ataupun Patung Sigale-gale di Tomok.

Ruma Bolon Lopo
Penampilan Hotel Lopo saat ini tampak dari pinggir Jalan (foto: Damayanti)

Fasilitas yang ada di kawasan ini sangat menunjang wisatawan mendapatkan aktivitas wisata apa saja, baik darat maupun air.

Di antaranya ada café, pantai, kendaraan ATV, dan taman. Dengan demikian, bagi keluarga besar yang ingin mencari tempat terlengkap, inilah satunya di Samosir.

- Advertisement -
Ruma Bolon Lopo
Suasana pesisir pantai di belakang Ruma Bolon Lopo (foto: Damayanti)

Bayangkan saja Sobat Ninna bisa menghemat biaya perjalanan bersama dengan menyewa Ruma Bolon Lopo ini.

Sewa Ruma Bolo Lopo ini mulai 5juta/malam. Seandainya ada 100 orang berarti tiap orang hanya perlu mengeluarkan 50ribu. Murah kan?

Selain murah, nuansa khas Bataknya sangat berasa!

Kisah Ruma Bolon Lopo

Saat melihat Rumah Batak ini pasti sobat akan bertanya siapa yang membangunnya?

Mengapa ia harus membangun Ruma Bolon sebesar ini? Apa yang menginspirasi dia untuk meletakkan Ruma Bolon ini di tengah-tengah Hotel Lopo?

Berikut seluruh jawaban yang Ninna rangkum.

Ruma Bolon yang sangat besar ini dibangun oleh Budiman Sidabutar.

Semasa hidupnya, almarhum dikenal sebagai putra daerah yang berpengaruh di Tomok. Ia juga merupakan keturunan dari Raja Sidabutar.

Ia meninggal pada 16 Januari 2016.

Pria kelahiran Mei 1943 ini sempat berkarier sebagai guru di Samosir.

TERKAIT  Link Film Extraction Full HD, Nonton Gratis di Layar Kaca 21

Ia merantau ke Jakarta untuk memperbaiki hidup. Beliau pernah menjadi Loper Koran dan usaha lainnya.

Lama berselang ia akhirnya menetap menjadi pengusaha hotel dan travel.

Dibidang travel, bekerja sama sebagai agen tiket di bidang transportasi darat dan laut.

Mulai dari Bus Benteng Jaya dan Pelni.

Belakangan ia merambah bisnis jual tiket pesawat. Akan tetapi, digitalisasi membuat bisnis travel ticketing tidak lagi berkembang.

Dikarenakan kondisi dan situasi serta perlunya pengawasan dalam pembangunan area Lopo, lantas ia pun memutuskan menjual seluruh usahanya pada 2016 dan menghabiskan waktu di kampung.

Dalam masa perantauannya sebagai wirausahawan, muncullah dalam benaknya untuk membangun Ruma Batak sebagai pengganti Ruma Bolon orang tuanya yang sudah terbakar.

Dikarenakan sangat besarnya Ruma Bolon yang dibangun, beliau terpikir untuk membangun hotel sebagai pelindung Ruma Bolon dari angin.

Beliau juga membangun Pelabuhan Lopo Parindo guna menunjang pembangunan hotel tersebut dan membangun kampungnya agar desa dan masyarakatnya dapat maju.

Rumah tersebut dibangun di tahun 1993. Diresmikan pada 1995 bertepatan pada Hari Kemerdekaaan Indonesia.

Pembangunan Ruma Bolon Lopo memakan waktu hampir 2 tahun.

Dibuat dari sejenis kayu besi diambil dari hutan di Aceh dan Tanah Jawa.

Tiang rumah tersebut membumbung sepanjang 30 meter. Panjang badan rumah sekitar 25 meter.

Tinggi rumah di bagian depan sekitar 50 meter. Tinggi rumah sekitar 40 meter.

Tiang depan rumah berjumlah 10 buah, 5 di kiri dan kanan.

Untuk pintu masuk sama seperti pintu Rumah Bolon lainnya yakni masuk lewat pintu tengah.

Terdapat ukiran yang dipahat langsung oleh pengrajin dari Batak.

Dicat dengan warna merah hitam putih sebagaimana Rumah Batak biasanya. Terdapat simbol-simbol seperti cicak, gambar 4 payudara serta pohon beringin.

Simbol Cicak mengartikan filosipi orang Batak bahwa cicak ada dimana saja dan orang batak berada dimana saja. Berharap mampu bertahan hidup dalam kondisi apapun.

Untuk empat payudara menandakan kesuburan dan kemakmuran.

Pohon beringin mengartikan filosopi orang Batak berperan sebagai penyejuk buat sesama.

Simbol kepala merupakan simbol yang disesuaikan dengan makam Raja Sidabutar. Karena tidak semua Ruma Bolon seperti itu.

Penulis/Editor: Damayanti Sinaga

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU