NINNA.ID-Rombongan Batak Centre berlayar bersama Kapal Marulam Tarahul (MTI) menembus Jembatan Tano Ponggol Sabtu 30 September 2023. Kapal MTI menembus Jembatan Tano Ponggol sekitar pukul 03.35 sore.
Rombongan Batak Centre tidak melewatkan kesempatan untuk menikmati detik-detik menembus Tano Ponggol. Nyaris seluruh penumpang mengabadikan momen mendebarkan ini.
Semua berpose di atas kapal dengan latar Jembatan Tano Ponggol.
Khususnya kaum ibu bolak-balik mengabadikan foto selfie, foto bersama, merekam video dan sangat bersemangat membagikannya di akun sosial media mereka masing-masing.
Bagi sejumlah penumpang ini untuk pertama kalinya merasakan pengalaman melewati Jembatan Tano Ponggol yang dikenal memiliki cerita keramat. Katanya kerbau takut melintasinya.
Benar atau tidak, itulah cerita yang terdengar hingga kini.
Icon Baru Samosir
Jembatan Tano Ponggol kini menjadi icon baru Samosir. Jembatan megah ini sejak rampung, sering jadi tempat persinggahan wisatawan.
Wisatawan-wisatawan bangga foto selfie dengan latar jembatan ini.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan jembatan ini. Jembatan ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 157 miliar.
Peresmian Jembatan Tano Ponggol ini bersamaan dengan peresmian Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Medan Binjai Deli Serdang (Mebidang) di Kecamatan Binjai Selatan, Kota Binjai, pada Jumat 25 Agustus 2023.
Jembatan ini memiliki panjang 294 meter dengan bentangan utama sepanjang 99 meter dan kedalaman kurang lebih delapan meter.
Kedalaman ini ditujukan agar kapal pesiar besar berbobot 2.000 DWT (dead weight tonnage) dapat melintasi Danau Toba di bawah jembatan ini.
Dan memang Kapal MTIÂ mulus melintasinya.
Pengembangan Jembatan Tano Ponggol muncul di zaman Pemerintahan Jokowi dengan tujuan mendongkrak pariwisata Danau Toba.
Proyek yang menelan dana hingga 157 miliar ini diharapkan dapat berdampak terhadap destinasi wisata superpriotas ini.
Harapan tersebut perlahan menjadi kenyataan. Adanya icon baru Samosir ini menambah objek wisata bagi para wisatawan.
Jembatan Tano Ponggol memungkinkan para pelancong untuk berkeliling Danau Toba tanpa halangan daratan.
Sejarah Jembatan Tano Ponggol
Wikipedia menyebutkan Tano Ponggol (baca: tanah putus), terkadang juga disebut sebagai Tano Magotap (baca: tanah terpotong), adalah sebuah kanal di Kecamatan Pangururan, Samosir. Dibangun sekitar tahun 1907 oleh Pemerintah Kolonial Belanda.
Tujuannya memisahkan Pulau Samosir dengan Pulau Sumatra. Kanal ini selesai dan diresmikan pada tahun 1913 oleh Ratu Wilhelmina. Kanal ini sempat dijuluki sebagai Terusan Wilhelmina.
Tanah yang dikeruk bertujuan agar air Danau Toba yang berasal dari pesisir Silalahi dapat melewati Pangururan dan sebaliknya. Dengan demikian kapal-kapal dapat mengelilingi Danau Toba.
Air danau yang mengalir melalui kanal Tano Ponggol disebut sebagai Aek Tano Ponggol. Jembatan yang dibangun di atas kanal yang memudahkan transportasi darat dari Pulau Sumatera ke Pulau Samosir disebut Jembatan Tano Ponggol.
Sekalipun digagas oleh Belanda, yang mengerjakan konstruksi Jembatan Tano Ponggol adalah masyarakat Batak.
Belanda melancarkan sistem kerja paksa setelah berhasil menaklukkan Tanah Batak. Meskipun di beberapa lokasi lain masih terjadi perlawanan.
Belanda ingin memisahkan daratan Sumatera dengan Kabupaten Samosir. Terusan sepanjang, 1,5 kilometer digali dengan ‘menguras’ keringat orang Batak.
Penulis: Damayanti Sinaga
Editor : Damayanti Sinaga