NINNA.ID – Di zamannya, leluhur orang Batak tidak sekedar hidup. Hidup bukan dalam arti bernafas tapi lebih luas lagi. Berkelompok sebagai makhluk sosial yang memiliki aturan hubungan sesama manusia dan aturan hubungan dengan penguasa alam, yang dikenal di tanah Batak sebagai Ompu Mulajadi Nabolon.
Aturan untuk berhubungan dengan Mulajadi Nabolon, yang kita kenal dengan istilah ritual ini, telah lama dijalankan leluhur Batak. Walau saat ini, ritual itu jarang terlihat bahkan ada yang tak dilakukan lagi, tak ada salahnya untuk tetap mengetahui kegiatan leluhur di masa itu.
Kala itu ada ritual Mangkakang Gordang, sebagai penghormatan leluhur kepada Simangot Silaon Nabolon (roh nenek moyang tertinggi).
Ritual ini dilakukan satu rumpun keluarga besar dengan istilah satu Ompu. Acara ini dilakukan untuk minta berkat agar semua keturunan Ompu Sipamopar sehat wal’afiat pada hari-hari yang akan datang.
Sejak lama diketahui, dalam tatanan hidup leluhur Batak Toba, mereka meyakini, roh nenek moyang mereka lebih dekat hubungannya dengan Mulajadi Nabolon. Kepercayaan yang paling mendasar kala itu, segala permintaan tidak tersampaikan apabila roh neneknya tidak menyetujuinya.
Baiklah. Untuk memulai ritual ini, pertama harus menyediakan seekor anak ternak babi yang memiliki tanda-tanda putih di kepala, di badan, di kaki serta di ekornya. Ternak dengan tanda-tanda tersebut dinamai Sirompur.
Ternak tersebut diuras, diberi beras di sekujur tubuhnya. Sebelumnya, Raja Bius diundang untuk meminta ijin sekaligus mendoakan acara itu. Sebab, Raja Bius kala itu adalah utusan Mulajadi Nabolon yang disebut Raja Parbaringin. Diyakini pula, untuk menyampaikan hasrat si pembuat acara harus dengan menghadirkan Gondang Sabangunan. Sebagaimana layaknya membuka acara, ritual tersebut diawali Gondang Panjujuron oleh pargonsi, sebagai talenta yang diterima dari Mulajadi Nabolon.
Setelah Panjujuron usai, babi sirompur tadi disembelih untuk dijadikan sesajen dilanjutkan dengan tortor Sisada Hasuhuton (satu rumpun). Acara serupa dikakukan untuk Makkuttak Huta, namun bedanya, ritual Makkuttak Huta dilakukan di halaman rumah.
Penulis : Aliman Tua Limbong
Editor : Mahadi Sitanggang