NINNA.ID – Kuliner khas Sumatera Barat, Rendang Padang, memang tak diragukan sebagai salah satu makanan terenak. Pasarnya bukan hanya untuk lidah Indonesia saja. Rendang sudah menjajal pasar global.
Siapa sangka makanan kampung asli Indonesia ini, sudah berhasl menembus pasar ekspor ke Jepang dan AS. Brand rendang Uni Lili ini, sudah diekspor oleh Ermaneli.
Kisahnya, Ermaneli merintis mula usaha Rendang Uni Lili pada tahun 2016. Saat itu usahanya masih dikelola 3 orang tenaga kerja untuk mengolah rendang.
Pada saat itu rendang yang ia produksi, malah dijadikan oleh-oleh anak sulungnya ke teman di kampus, tetangga kos, dan ke dosen tempat ia menimba ilmu.
Pihak kampus yang menikmati, selalu memberi pujian soal rasa dan tekstur rendang itu. Mereka menyarankan agar rendang tersebut dibuat lebih banyak dan dipasarkan di Purwakerto.
Pihak kampus, khususnya Fak Kedokteran tempat anaknya menempuh ilmu, ikut membantu dalam pemasarannya secara online.
“Yah Alhamdulillah dapat respon yang baik, dibilang enak. Memang produk olah kita berbeda dengan yang lain, bumbunya baru dan diolah sesuai kebutuhan untuk resep rendang daging sapi ini,” ucap Ermaneli saat ditemuidalam gelaran pameran TEI belum lama ini.
Berkat kuelatannya, saat ini dia bisa menyerap 17 orang tenaga kerja. Produk rendangnya semakin banyak menerima orderan.
“17 karyawan saya itu memiliki tugas masing-masing. Ada spesialis mengolah rempah-rempah, lalu khusus memasak rendang,” ungkap Ermaneli.
Hingga saat ini, total olahan rendang Uni Lili yang berhasil dieskpor ke berbagai negara mencapai 1.000 kilogram.
“Alhamdullilah sudah tembus export lewat buyer reseller, perantara pihak ke dua saat di kunjungi di stand kementerian perdagangan dan produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) rendang Uni Lili tembus pasar Asia dan Eropa,” katanya.
Untuk menjamin produknya, rendang Uni Lili memiliki izin yang lengkap. Mulai dari Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikat higenis Nomor Kontrol Veteriner (NKV), izin edar dari BPOM, hingga sertifikat Standard Nasional Indonesia (SNI) untuk ekspor agar konsumen tidak was-was dalam mengkonsumsi produk makanan dan terhindar dari produk yang mengandung unsur haram.
Ternyata produksi rendang Uni Lili terdiri dari beragam varian. Ada Rendang Daging, Rendang Ayam, Rendang Ikan Tuna, Rendang Sapi Suwir, Rendang ayam suwir, Rendang lokan, Rendang Jengkol, Rendang Pakis.
Jika ada yang berminat khusus bumbu, tersedia Bumbu Praktis Rendang Minang, Bumbu Sate, Bumbu Soto Padang, Bumbu Bakar, dan Bumbu Nasi goreng. Saat ini, produk Rendang Uni Lili juga dalam proses pengurusan Customer Prize Indeks (CPI).
“Mudahan CPI dalam waktu dekat sudah keluar,” harapnya.
Untuk menjaga cita rasa bumbu khas rendang, dalam mengolah rendangnya dia masih mempertahankan dengan cara tradisional.
Memasaknya menggunakan kayu bakar kulit manis /Cassivera dengan tungku yang dimodifikasi agar tidak terlalu panas dan abu bakarnya tidak menyebar.
Hasilnhya aroma khas rendang minang dengan rasa yang nikmat. Bahan-bahannya terjaga karena diperoleh dari petani sekitar.
Ermaneli menambahkan, dalam seminggu, ia menghabiskan 150 kilogram daging. Sebab pemasaran produknya dilakukan secara manual dan online di e-commerce besar.
Di antaranya lewat Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak, dan di shopee sendiri sudah star seller dalam penjualan terbanyak.
“Kami berharap ke depan kami bisa terus melebarkan sayap usaha kami. Kami bisa membawa rendang mendunia,” pungkasnya.
Editor : Mahadi Sitanggang