Medan, NINNA.ID– Ketika impian bertemu dengan tekad yang kuat, lahirlah sebuah kisah inspiratif yang mampu mengubah tantangan menjadi peluang. Kisah ini datang dari seorang pengusaha muda asal Medan, Rudy Yanto, yang sukses membawa bisnis rumahan ke tingkat nasional hingga masuk dalam daftar TOP 20 Pengusaha Muda BRILiaN 2024.
Setelah menempuh pendidikan S1 Teknik Industri di Universitas Sumatera Utara (USU), Rudy Yanto memulai karier sebagai karyawan swasta hingga mencapai posisi project manager di PT Musim Mas.
Akan tetapi, di usia 40 tahun, ia mulai mempertanyakan masa depannya. “Apakah saya ingin menjalani rutinitas yang sama hingga 30-40 tahun ke depan?” tanyanya dalam hati.
Jawaban itu datang dari perjalanan para konglomerat besar seperti Hermanto Tanoko, Mochtar Riady, dan Anwar Karim.
Dari mereka, Rudy belajar bahwa kesuksesan bukanlah sesuatu yang instan, melainkan hasil dari kerja keras dan ketekunan yang dimulai dari bawah.
Keputusan besar pun diambil pada tahun 2020. Berawal dari kecintaan sang istri, Lisna, yang gemar memasak makanan pedas, mereka menemukan peluang bisnis dari sambal buatannya yang mendapat respons luar biasa dari teman-teman terdekat.
Dengan tekad bulat, mereka mulai membuka pemesanan kecil-kecilan. Tak disangka, pesanan terus mengalir dan bisnis berkembang pesat.

Dibalik Nama Quinn Kitchen
Nama Quinn Kitchen bukanlah sekadar nama. “Quinn diambil dari nama anak kami, yang berarti ‘ratu’. Kami ingin menjadikan Quinn of Spicy sebagai ‘Ratu Sambal’ di Indonesia,” ujar Rudy saat Ninna mampir ke rumah produksinya pada Selasa 18 Februari 2025 di Kecamatan Medan Marelan.
Dengan visi besar ini, mereka merancang produk dengan standar tinggi yang mampu bersaing di pasar nasional dan internasional.
Tidak ada jalan sukses yang mulus. Di awal perjalanan, mereka menghadapi banyak komentar skeptis dari lingkungan sekitar.
“Suaminya pasti sudah bangkrut, makanya istri jualan sambal,” atau “Siapa yang mau beli sambal semahal itu?” adalah suara-suara yang mereka dengar. Namun, keyakinan dan visi besar membuat mereka tetap bertahan.
Salah satu tantangan terbesar adalah masalah pengemasan. Banyak pelanggan mengeluhkan kebocoran produk saat pengiriman. Bukannya menyerah, mereka justru melakukan investigasi, menemukan akar permasalahan, dan akhirnya menerapkan teknik pengemasan baru yang lebih aman dan tahan lama.
“Kegagalan bagi kami bukan akhir, melainkan kesempatan untuk belajar dan tumbuh lebih baik,” kata Rudy.
Keunikan Quinn Kitchen juga terletak pada bahan baku dan proses pembuatannya. Mereka menggunakan cabai pegunungan Berastagi yang meskipun lebih mahal, memiliki tekstur, rasa, dan warna yang lebih baik.
Kombinasi ini dipadukan dengan rempah-rempah khas Sumatera Utara seperti Andaliman dan Kecombrang, yang menciptakan cita rasa sambal autentik khas Medan.
Membangun Dampak, Bukan Sekadar Bisnis
Bagi Rudy dan Lisna, bisnis bukan sekadar mengejar keuntungan. Quinn Kitchen berupaya menciptakan dampak yang lebih luas, baik bagi masyarakat maupun lingkungan.
Mereka memberdayakan ibu-ibu lokal sebagai juru masak yang telah berpengalaman puluhan tahun. Dengan demikian produk yang dihasilkan tetap kaya rasa dan autentik.

Selain itu, mereka aktif memberikan pelatihan bisnis kepada UKM dan menerima kunjungan edukatif dari sekolah-sekolah.
Dari sisi lingkungan, Quinn Kitchen mengolah sisa produksi seperti tangkai cabai dan kulit bawang menjadi kompos yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
“Kami ingin bisnis ini tidak hanya menguntungkan kami, tetapi juga memberi manfaat bagi banyak orang,” jelas Lisna.

Visi Besar di Masa Depan
Dengan omzet yang kini mencapai Rp150 juta per bulan, Quinn Kitchen memiliki mimpi besar ke depan. Mereka menargetkan menjadi market leader di Indonesia, mengekspor produk ke Malaysia, Arab Saudi, dan China, serta membuka toko oleh-oleh khas Sumatera Utara di Medan.
“Menjadi pengusaha bukanlah jalan mudah. Jangan berharap kebebasan finansial atau waktu di awal perjalanan. Sebaliknya, pengorbanan adalah harga yang harus dibayar. Namun, jika kamu siap menghadapi tantangan ini, maka jangan ragu untuk melangkah. Karena pengusaha adalah mereka yang berani mengubah dunia,” tutup Rudy.
Bulan lalu, ia masuk dalam daftar TOP 20 Pengusaha Muda BRILiaN 2024. BRI memfasilitasi seluruh akomodasi yang ia butuhkan untuk berangkat ke Jakarta mengikuti rangkaian acara Pengusaha Muda BRILiaN 2024.
Ia memperoleh penghargaan sebagai Top 4 voting terbanyak. Rangkaian acara Pengusaha Muda BRILiaN 2024 ini masih berlanjut. Nantinya BRI akan membuka kesempatan bagi para pengusaha terpilih untuk dikenalkan dengan para investor untuk membiayai pengembangan bisnis.
Program ini tidak hanya berfokus pada aspek pembiayaan, tetapi juga membuka peluang kolaborasi dan networking bagi para pengusaha muda dengan pasar ritel besar, yang diharapkan dapat memperluas pasar mereka.
Penulis/Editor: Damayanti Sinaga