Pusuk Buhit Penuh Sampah, Kadis Pariwisata Samosir Salahkan Pemandu Wisata

Samosir, NINNA.ID-Kepala Dinas Pariwisata Samosir Tetti Naibaho mempersalahkan pemandu wisata saat seorang pemandu wisata yang tergabung di Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Samosir bernama Obby Sidabutar menyampaikan keadaan Gunung Pusuk Buhit penuh sampah.

Keadaan sampah berserakan ini sudah berulang kali terjadi termasuk saat ia membawa tamunya ke Pusuk Buhit pada Rabu 21 Agustus 2024.

Hal ini membuat Obby merasa perlu untuk menyampaikannya kepada pejabat ataupun pihak yang ia anggap akan segera memedulikan keadaan tersebut.

Akan tetapi, bukannya menunjukkan kepedulian, Tetti Naibaho malah mempersalahkan pemandu wisata.

BERSPONSOR

Ia beranggapan pemandu wisata perlu bertanggungjawab, bukan Dinas Pariwisata Samosir.

Dalam salah satu kalimat ia jawab,” Itu tugas pemandu karena pemandu yang dapat uangnya. Jangan semua dibebankan ke Dinas Lingkungan Hidup dan Pariwisata.”

Jawaban ini membuat kesal Obby dan pemandu wisata lainnya. Jawaban tersebut mempersalahkan dan menyudutkan pemandu wisata.

SAMPAH DI PUSUK BUHIT
Sampah di Pusuk Buhit yang dijumpai Obby Sidabutar pada Rabu 21 Agustus 2024 saat membawa tamunya.

Padahal pemandu wisata berharap ada tindakan yang bisa dilakukan oleh Kadis Pariwisata Samosir.

BERSPONSOR

Daniel Manik salah satu anggota HPI Samosir mengatakan tidak terima dengan pernyataan Tetti Naibaho.

Ia menyatakan tidak seharusnya Kadis Tetti mempersalahkan pemandu wisata karena pemandu wisata tidak makan dari uang negara ataupun pemerintah.

“Kami (pemandu wisata) bekerja tidak digaji negara. Sekalipun demikian, kami tetap bayar pajak sebagai warga negara yang baik. Jadi kalau kesalahan orang (yang menyebabkan sampah bertebaran di Pusuk Buhit) dilempar sama kami. Kami tersinggung.” jelas Daniel.

Objek Wisata Terabaikan

- Advertisement -

Selain Pusuk Buhit, banyak objek wisata di Samosir penuh sampah dan terabaikan dan tidak pernah diurus. Beberapa di antaranya yakni Aek Rangat, Bukit Holbung, dan Tomok.

Pemerintah Kabupaten Samosir sejak dulu telah mengutip retribusi di ketiga objek wisata ini.

Akan tetapi, keadaan objek wisata ini sama sekali terbaikan. Tidak ada imbal jasa atau balasan yang dilakukan oleh Pemkab kepada ketiga objek wisata tersebut.

TERKAIT  Kagama Sumut Rayakan Paskah Bersama Penyandang Disabilitas

Selama ini, menurut sejumlah pemilik kolam Aek Rangat, petugas yang mengutip retribusi ataupun Pemkab Samosir tidak pernah lakukan apapun untuk peningkatan usaha mereka.

Malah, sudah lama jalan menuju Aek Rangat berlobang tak kunjung diperhatikan dan diperbaiki oleh Pemkab Samosir.

Demikian halnya dengan Bukit Holbung. Ada banyak sampah berserakan. Pengelola sudah berupaya untuk mengelola sampah.

Akan tetapi tidak adanya alat maupun truk pengangkut sampah ke Bukit Holbung menyebabkan sampah membludak.

Akibatnya pengelola Bukit Holbung terpaksa membakar sampah di beberapa titik di Bukit Holbung.

Yusuf Sihotang salah satu pengurus di Bukit Holbung menyatakan telah menyampaikan permohonan kepada Dinas Pariwisata Samosir untuk tata kelola sampah yang lebih baik.

“Sudah kami sampaikan ke Dinas Pariwisata Samosir supaya bisa ditangani sampah-sampah di sini dengan baik,” jelas Yusuf mengomentari banyaknya sampah di Bukit Holbung.

Halnya demikian pula disampaikan oleh pengurus Sigale-Gale di Tomok bermarga Sidabutar.

Tidak ada perhatian atau tindakan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Samosir untuk meningkatkan performa objek-objek wisata yang ada di Tomok.

Data yang terpampang di Kantor Dinas Pariwisata Samosir menunjukkan objek wisata dengan jumlah pengunjung tertinggi per 01 Januari hingga 31 Desember 2023 di antaranya Tomok, Air Terjun Efrata, Pantai Pasir Putih, Aek Rangat, Sopo Guru Tatea Bulan, Bukit Holbung.

OBJEK WISATA SAMOSIR DENGAN WISATAWAN TERBANYAK
Data yang terpampang di Kantor Dinas Pariwisata Samosir menunjukkan lima objek wisata dengan jumlah pengunjung tertinggi per 01 Januari hingga 31 Desember 2023 di antaranya Tomok, Air Terjun Efrata, Pantai Pasir Putih, Aek Rangat,  Sopo Guru Tatea Bulan, Bukit Holbung

Sekalipun Tomok, Aek Rangat dan Bukit Holbung menyumbang sumber pendapatan daerah sangat besar kepada pendapatan asli daerah (PAD) Samosir, tindakan nyata Pemkab Samosir untuk mengurus, merawat dan meningkatkan performa ketiga objek wisata ini tidak terlihat.

Mungkinkah Pemkab Samosir terkhusus Kadis Pariwisata Samosir akan mempersalahkan pihak lain persoalan sampah di ketiga objek wisata ini? Pemandu wisata? Pengelola objek wisata? Wisatawan?

Ataukah akan ada tindakan bijaksana dari Pemkab Samosir untuk mengurus objek-objek wisata di Samosir yang berjasa memberikan PAD?

Penulis/Editor: Damayanti Sinaga

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU