Pulau Sibandang, dari Mangga Hingga Kisah Para Raja

TAPUT – Sebagai pulau terbesar ke dua di tengah Danau Toba dan berpenghuni, Pulau Sibandang di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara, sejak lama memiliki daya tarik wisatawan. Alamnya yang indah dengan hawa sejuk, menjadikan tempat ini sangat direkomendasi sebagai salah destinasi wisata.

Ada banyak kegiatan dan objek bersejarah bisa dilihat di pulau ini. Mulai dari tinggalan sejarah orang Batak yang mendiami pulau ini, budayanya hingga menikmati komoditas khas dari pulau ini.

Di pulau ini, tarian Hodahoda masih terperlihara, tepatnya di Desa Sampuran. Tarian ini merupakan seni budaya, bagian ritual kuno masyarakat Desa Sampuran yang dipadukan dengan tarian Mossak (seni bela diri Batak Toba).

Pulau Sibandang Tari Hodahoda
Tari Hodahoda.(foto:sawitno)

Masih berkaitan dengan budaya, di Pulau sibandang ini kita dapat menyaksikan proses pembuatan ulos Batak oleh pengrajin di Desa Papande. Di desa ini, para pengrajin ulos masih mengguakan alat tenun tradisional.

BERSPONSOR

Selain itu, di pulau ini kita dapat melihat proses pembuatan Solu (sampan kayu). Hanya saja, pembuatan Solu tidak bisa dilihat setiap hari karena tergantung dengan kebutuhan warga.

Pulau Sibandang juga sangat dikenal dengan hasil buminya yang sangat bagus yaitu kopi, jagung, bawang dan mangga udang yang sangat manis. Mangga dari pulau ini terkenal manis dan selalu membuat ketagihan. Bersantai menikmati indahnya panorama Danau Toba dari pulau ini akan semakin asyik sambil memancing ikan.

Tidak hanya itu saja, pulau yang memiliki luas kurang lebih sekitar 850 hektar ini juga memiliki peninggalan sejarah berupa rumah raja pertama yang ada di pulau ini dan sekarang telah dijadikan objek wisata bersejarah.

TERKAIT  Dibuka Belanda, Diwarisi Indonesia, Kebun Teh Sidamanik Terbuka untuk Siapa Saja

Rumah Raja Kapala Nagari Rajagukguk ini telah berdiri selama ratusan tahun dan terdiri dari 3 jenis warna: merah, putih dan hitam. Namun, karena tidak ada yang menempati dan kurangnya perhatian masyarakat setempat, rumah tersebut mengalami pelapukan dan dimakan rayap.

BERSPONSOR
Istana Raja di Huta Sosor
Istana Raja di Huta Sosor.(foto:sawitno)

Situs bersejarah lain di pulau ini, ada Istana Raja di Huta Sosor. Areal istana seluas kurang lebih 1 hektar ini dikelilingi pagar atau orang Batak mengatakan ‘Harbangan’ yang terbuat dari batuan besar disusun rapi dan kokoh.

Terdapat bangku terbuat dari batu, yang konon untuk kursi para raja saat bermusyawarah. Menurut cerita masyarakat, Sisingamangaraja menjadi salah satu yang pernah ikut duduk di sana.

Istana ini dibangun oleh putra bungsu dari Raja Hursa Rajagukguk sebagai bentuk benteng pertahanan menghadapi Belanda. Ada juga losung dan rumah raja yang masih berdiri kokoh di komplek istana. Adanya pohon bambu yang mengelilingi lokasi ini, sebagai pagar istana dan pohon mangga yang diduga berusia ratusan tahun, membuat suasana masa lampau masih terjaga.

Kursi Batu
Bagian dari kursi batu di Pulau Sibandang.(foto:sawitno)

Untuk menuju Pulau Sibandang kita dapat berkendara dari Bandara silangit menuju Pelabuhan Kapal Fery Kecamatan Muara. Jarak antara Pelabuhan Fery menuju Pulau Sibandang sekitar 1 kilometer dengan waktu tempuh delapan menit.

- Advertisement -

Kapal kayu, merupakan alat transportasi utama dari dan ke Pulau Sibandang setiap hari. Bagi wisatawan yang ingin menggunakan jasa angkutan kapal ini, hanya perlu membayar Rp5000 per orang untuk sekali perjalanan.

 

Penulis    : Sawitno Rajagukguk
Editor       : Mahadi Sitanggang

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU