Samosir, NINNA.ID– Dalam rangka mendukung kelestarian lingkungan di Kawasan Danau Toba, Persatuan Pomparan Toga Sinaga Boru (PPTSB) bekerja sama dengan Perum Jasa Tirta (PJT) akan melaksanakan program penghijauan besar-besaran di Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir.
Program ini mencakup distribusi bibit tanaman, pupuk, dan biaya penghijauan kepada 32 petani anggota PPTSB dengan total area penghijauan seluas 50 hektar.
Kegiatan ini direncanakan akan dimulai secara simbolis dengan penanaman pohon pada Sabtu, 30 November 2024 sore hari di Tugu Toga Sinaga, Desa Urat, Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir.
Acara ini melibatkan dukungan dari Perum Jasa Tirta, Dewan Pembina PPTSB, Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia,
Semua pihak diharapkan dapat turut serta dalam mendukung inisiatif yang penting ini demi masa depan lingkungan yang lebih hijau.
Sekretaris Jenderal Drs. Eduard Sinaga MAP, mengungkapkan kegiatan ini dapat menjadi langkah awal dalam memperbaiki ekosistem Kawasan Danau Toba sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penghijauan.
Ia berharap bantuan yang diberikan oleh Perum Jasa Tirta dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para petani.
“Kita tidak semata-mata mengharapkan bantuan itu. Bahkan dari PPTSB juga harus berpartisipasi menyumbang agar kegiatan tersebut jadi lebih baik,” jelas Eduard menandaskan kepada para petani untuk tidak menyia-nyiakan bantuan.
Perwakilan dari Perum Jasa Tirta Gede berharap wacana untuk penanaman pohon 50 hektar dapat berjalan sesuai harapan.
“Harapan kami seperti yang disebutkan oleh Pak Eduard Sinaga, bukan hanya menanam lalu ditinggal. Namun, kita rawat. Insya Allah tetap kami dukung hingga tahun pertama dan tahun kedua. Mudah-mudahan apa yang ditanam bermanfaat juga buat masyarakat sekitar,” jelas Gede di hadapan hadirin.
Pohon sebagai Warisan
Dalam momen simbolis pencanangan gerakan penghijauan tersebut, Dr. Wilmar Eliaser Simanjorang menginspirasi masyarakat untuk melestarikan lingkungan dan menghijaukan Kawasan Danau Toba.
Ia menyoroti pentingnya menanam pohon sebagai warisan bagi generasi mendatang. Ia mengutip bahwa pohon tidak hanya membantu menyerap karbondioksida tetapi juga menyediakan oksigen yang dapat menopang kehidupan ratusan orang per pohon setiap harinya.
Selain manfaat lingkungan, ia juga menekankan penghijauan dapat meningkatkan ketahanan komunitas terhadap perubahan iklim.
Dalam pidatonya, Wilmar menyinggung upaya besar yang telah dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim, termasuk dana besar yang sering terbuang untuk kegiatan tanpa dampak nyata.
Ia juga mengusulkan agar areal penggunaan lain (APL) Tele yang rusak dijadikan Kebun Raya dengan pengelolaan yang melibatkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengingat pentingnya biodiversitas dan status Danau Toba sebagai Global Geopark.
“Kita harus fokus menanam pohon, melestarikan hutan yang ada, dan merestorasi area yang rusak. Ini adalah kunci untuk mengatasi pemanasan global dan perubahan iklim,” tegas Dr. Wilmar.
Acara penghijauan ini diharapkan menjadi langkah awal menuju pelestarian lingkungan di Kawasan Danau Toba, sekaligus menjadi contoh nyata bagi daerah lain di Indonesia untuk memprioritaskan keberlanjutan lingkungan dan kelestarian hutan.
Penulis/Editor: Damayanti Sinaga