HUMBAHAS – Hari ini (03- 09 -2021) kami menyelesaikan jadual di lapangan untuk ekskavasi. Potensi area kotak galian di Hutaginjang Dolok, Desa Sinambela sudah terinformasi hingga ke kalangan masyarakat sekitar.
Penelitian lanjutan di area itu untuk tahun depan sangat memungkinkan, terutama terkait temuan tujuh kerangka di bekas pemukiman lama yang dirintis oleh Ompu Humutur Sinambela (semasa dengan Raja Manghuntal Sinambela/ Sisingamangara I).
Masalah di lapangan biasanya saat ini cenderung sudah bersifat individual atau per keluarga, khususnya pengaruh klaim batas kepemilikan. Jadi kemungkinan lanjutan penelitian diharapkan dengan persetujuan tertulis oleh keturunan Ompu Humutur atau yang sudah dianggap pemilik lahan di titik yang akan dilanjutkan atau dikembangkan. Jika tidak, sudah pasti rencana penelitian lanjutan tahun depan diarahkan ke desa lainnya di Baktiraja.
Tujuh desa di Baktiraja memiliki potensi untuk diteliti dari bidang sejarah dan budaya. Arkeologi boleh dikatakan ilmu yang menggali sejarah dari aspek material atau fisik. Sedangkan etnografi dan sosiologi dari aspek non-materialnya.
Kemaren sore setelah jam ekskavasi selesai kami menuju Sosor Londut untuk melihat penangkaran Ihan Batak yang dilakukan oleh Swarno Lumbangaol. Di sekitar Sosor Londut ada bekas benteng yang pintu masuknya masih dipertahankan. Kami juga ditawarkan untuk naik ke Parhorian, salah satu pemukiman tertua di atas Sosor Londut.
Data-data pemukiman per dusun di tujuh desa Baktiraja kami catat untuk perbandingan sementara atas sejumlah pemukiman yang muncul setelah Danau Toba surut dari batas pemukiman-pemukiman lama yang memiliki aktivitas budaya dan tinggalan sejarah yang masih terpendam sekian ratus tahun. (Penulis adalah Riduan Pebriadi Situmorang, Guru SMA Negeri 1 Doloksanggul, yang ikut dalam Tim Balai Arkeologi Sumatera Utara)
Â
Editor   : Mahadi Sitanggang