TAPUT – Polres Taput tengah menggelar kegiatan trauma healing bagi 70 warga yang diikuti 30 orang dewasa dan 40 usia anak. Mereka kategori yang mengalami tingkat trauma menengah hingga tinggi di Desa Hutatinggi, Kecamatan Parmonangan, Taput.
Kegiatan trauma healing dampak gempa, melibatkan Ipda dr Deasy Handayani Purba (Personil Polres Taput), Ipda Halim Perdana Kusuma (Personil Bagpsikologi Ro SDM Polda Sumut), Brigadir Syukri Santoso (Personil Bagpsikologi Ro SDM Polda Sumut), Bripda Rizky Ananda (Personil Bagpsikologi Ro SDM Polda Sumut), dan Jhon Hower Alfredo Sembiring (TKK Sidokkes Polres Taput).
Pertolongan pertama kepada warga yang mengalami trauma, bertujuan menguatkan kondisi psikologis warga yang terdampak bencana alam (gempa) agar kuat menghadapi musibah ini. Dalam praktiknya, anak-anak diajak bermain agar trauma segera berangsur dan kembalit kembali ceria.
“Sebagian masyarakat masih mengalami trauma apabila masuk ke dalam rumah. Hal ini juga dirasakan juga oleh anak-anak,” ujar Kasi Humas Polres Taput, Aiptu Walpon Baringbing.
Selain melaksanakan trauma healing, petugas juga menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat tentang sikap waspada dan tanggap bencana apabila gempa susulan kembali datang, yakni harus segera menuju keluar rumah, dan tetap mengawasi anak-anak agar selalu dalam pantauan orang tua.
Trauma Healing yang dilakukan Polres Taput mendapat dukungan masyarakat. Namun, perhatian mereka jadi tertuju kepada Kementerian Sosial. Seperti yang diharapkan Ketua Yayasan Parade Guru, Martua Situmorang.
Dia berharap, seharusnya Kementerian Sosial RI segera bergerak cepat menerjunkan personilnya untuk membantu masyarakat Tapanuli Utara dalam proses penyembuhan traumatis pasca bencana gempa bumi yang mengguncang daerah itu, Sabtu (03/10/2022).
“Saat ini warga masih merasa takut untuk tinggal di rumahnya pascagempa bumi. Kami berharap Kemensos bergerak cepat dalam upaya pemulihan traumatis warga,” kata Martua, Selasa (04/10/2022).
Menurut Martua, traumatis yang dialami warga diperparah dengan guncangan gempa susulan yang masih berlangsung hingga saat ini.
“Bukan hanya anak-anak yang mengalami traumatis, guru-guru di di sekolah saja banyak yang trauma atas peristiwa gempa bumi yang menimbulkan banyak kerusakan di Taput,” jelasnya.
“Polisi saja sudah bergerak, lantas Kemensos harusnya segera turut bahu membahu dalam menangani traumatis yang dialami para korban ini,” tukas Martua Situmorang.
Penulis : Rollis
Editor   : Mahadi Sitanggang