Pohon Besar di Makam Raja Pardede, Pemberi Sinyal Peristiwa

BERSPONSOR

TOBA – Pohon besar yang dikenal dengan nama Hau Mabar di jantung Kota Balige, Kabupaten Toba, hingga saat ini masih dipercaya sebagai pohon berdaya magis.

Keunikan yang membuat pohon itu menjadi perhatian, karena adanya makam Raja Tandang Buhit Pardede, berada tepat di bawah pohon besar itu. Gorga Batak yang menghiasi makam, menjadikannya objek yang kerap diabadikan pelintas.

Bagi warga sekitar, keunikan berbau mistis dari pohon besar itu masih dipercaya. Beberapa warga sekitar, memberi kesaksiannya.

“Ceritanya, kalau ada kayu yang sudah tua atau rantingnya jatuh maka itu pertanda bakalan ada yang mau meninggal di kampung ini. Jatuhan cabang atau ranting itu tidak pernah menimpa dan mencelakai orang. Saat jatuh, sudah lewat pengguna jalan,” sebut CH Manurung (62) pengusaha warung kopi di depan makam tersebut.

BERSPONSOR

Seorang Ibu boru Pardede juga menuturkan, semasa kecilnya sudah mendengar langsung bunyi-bunyian dari pohon besar yang diyakini mengandung arti. Arti itu, utamanya bagi keturunan leluhur mereka yang dimakamkan di sana.

“Kalau bunyinya menggugah perasaan jadi sedih dari pohon itu, biasanya itu berita meninggal. Dan biasanya ada arah yang menunjukkan lokasi orang meninggal itu. Itu biasanya bunyinya 7 kali. Kita tidak tahu itu suara apa tapi mirip dengan suara sirine.
Kalau bunyinya seperti riang gembira, itu pertanda akan ada pesta nikah, bunyinya ini 3 kali,” sebut ibu yang enggan menyebutkan namanya.

TERKAIT  Kongres Budaya Batak Berbahasa Indonesia

Masih pengakuan Ibu boru Pardede itu, walau umur pohon besar itu sudah ratusan tahun, tapi pohon itu seperti tidak mengalami perubahan bentuk.

“Baru-baru ini ada keluarga juga yang meninggal yang bisa disebut sebagai penatua marga Pardede usia 103 tahun. Sehari sebelum meninggal dahan besar jatuh. Saat itu kami tahu bakalan ada berita duka dan pastinya orang tua. Itu nyata,” tuturnya lebih lanjut.

BERSPONSOR

Sepengetahuannya, sejak dahulu, setiap kali ranting kayu jatuh tidak ada seorang pun yang berani mengambil untuk dijadikan kayu bakar. Kayu yang jatuh hanya dipindahkan ke lokasi sekitar makam.

Nasihat moyang mereka, kayu atau ranting yang jatuh jangan dibakar, agar keturunan Raja Tandang Buhit Pardede sehat selalu. Sebagai pewaris marga Pardede, Ibu itu mengaku pernah mengumpulkan dedauan pohon yang gugur untuk dijadikan pupuk di sawah mereka.

Makam Raja Tandang Buhit Pardede, tanpa disadari menjadi salah satu destinasi wisata di Balige. Bentuk pohon yang besar rindang di Kota Balige dan kesakralannya yang masih terpelihara berhasil menarik perhatian orang untuk singgah berziarah dan mengabadikannya melalui lensa kamera.

 

- Advertisement -

Penulis   : Desi
Editor     :  Mahadi Sitanggang

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU