NINNA.ID – Kabar pengunduran diri Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern menjadi trending di jagat maya dan media sosial.
Pengumuman mengejutkan tersebut diungkap Jacinda dalam pertemuan tahunan Partai Buruh, di mana dia mengatakan sudah tidak lagi memiliki cukup tenaga untuk melakukan pekerjaannya.
“Saya mundur karena peran istimewa ini datang bersama tanggung jawab. Tanggung jawab untuk tahu kapan Anda memimpin dan kapan sebaliknya,” kata PM Jacinda Ardern seperti dikutip dari The Guardian, baru-baru ini.
Dia menambahkan, “Saya tahu apa yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini. Dan saya menyadari saya tidak lagi memiliki cukup energi untuk melakukannya… Sesederhana itu.”
Berbagai cuitan tentang performa PM Selandia Baru Jacinda Ardern pun menjadi trending global di dunia, dengan 115 ribu cuitan dan bertengger di posisi ke-6 trending topic Twitter.
Melansir laman labour.org.nz, Jacinda lahir pada 26 Juli 1980 di Hamilton dan besar di wilayah rural Waikato, Selandia Baru. Perempuan yang memiliki nama lengkap Jacinda Kate Laurell Ardern ini pernah besar di kota kecil bernama Murupara selama satu tahun.
Jacinda pernah bersekolah di Morrinsville College dan melanjutkan pendidikannya di Universitas Waikato. Ia mengambil Sarjana Ilmu Komunikasi pada Relasi Internasional dan Komunikasi Profesional, serta lulus pada tahun 2001.
Ardern merupakan perdana menteri termuda di Selandia Baru sejak tahun 1856 kala itu dipegang oleh Edward Stafford. Perjalanan ia di dunia politik cukup panjang. Jacinda telah mengikuti Partai Buruh Selandia Baru sejak usia 18 tahun tepatnya pada 1999.
Setelah lulus, ia bekerja di berbagai sektor dalam pemerintahan dan bisnis. Melansir laman kids.britannica.com, ia bekerja menjadi staf Perdana Menteri Helen Clark. Kemudian, pergi ke Inggris dan bekerja pada kantor kabinet Tony Blair, Perdana Menteri Inggris, tahun 2005.
Selama menjadi bagian di kabinet Tony Blair, ia bertanggung jawab pada peningkatan interaksi pemerintah dengan bisnis kecil melalui otoritas lokal.
Dua tahun kemudian, ia terpilih menjadi Presiden International Union of Socialist Youth, sehingga mengharuskannya bepergian ke luar negeri seperti India, Lebanon, dan China. Pada 2008, ia kembali ke Selandia Baru dan menjadi anggota parlemen. Pada jajaran parlemen, ia merupakan anggota termuda. Selama menjadi anggota parlemen, Jacinda mendukung kuat advokasi anak, perempuan, dan hak masyarakat.
Pada 1 Agustus 2017, Jacinda Ardern terpilih menjadi pemimpin Partai Buruh. Kala itu, ia berusia 37 tahun dan menjadi pemimpin termuda di Partai Buruh. Lalu, pada September 2017, ia menjadi Perdana Menteri Selandia Baru. Serta, pada 10 Oktober 2020, ia terpilih menjadi Perdana Menteri Selandia Baru untuk kedua kalinya.
Masa jabatan Jacinda sebagai Perdana Menteri Selandia Baru akan berakhir paling lambat 7 Februari.
Jacinda dianggap berhasil memimpin Selandia Baru melewati pandemi Covid-19 dan sejumlah bencana besar, termasuk serangan teror di dua masjid di Christchurch dan erupsi White Island.
“Saya manusia, politikus adalah manusia. Kami memberikan semua yang kami bisa selama kami bisa. Dan kemudian tiba waktunya. Bagi saya, ini saatnya,” ungkap Jacinda.
Pengumuman Jacinda mundur datang saat Selandia Baru memasuki tahun pemilihan, dengan tanggal pemungutan suara diumumkan pada 14 Oktober.
Jajak pendapat selama beberapa bulan terakhir telah menempatkan Partai Buruh yang dipimpin Jacinda berada di belakang oposisi Nasional. Namun, Jacinda membantah bahwa keputusannya mundur terkait dengan survei tersebut.