Peternakan Ayam di Desa Sampali Percut Resahkan Warga

MEDAN – Peternakan ayam di Jalan Cemara Abadi Desa Sampali Percut Sei Tuan Deli Serdang dan Jalan Pasar 3 Mabar Hilir Medan, semakin meresahkan warga. Pasalnya, peternakan yang hampir tiga tahun berdiri itu telah mengundang lalat. Akibatnya, warga merasa jijik dan semakin banyak warga sekitar yang rentan terhadap penyakit.

Walau keluhan itu sudah beberapa kali disampaikan warga kepada pihak berwenang, tapi peternakan yang disebut-sebut milik seorang bernama Hendra itu tetap berdiri. Warga menduga usaha itu tidak mengantongi izin.

Pernah beberapa kali ditemui warga, Hendra tetap ngotot tidak mau menghentikan kegiatan ternak ayamnya. Baginya, sepanjang dia berusaha di lahannya, dia bebas untuk melakukan apa saja, walau meresahkan warga sekitar.

“Kami (warga) di sini resah terus-menerus dihinggapi lalat begini. Kami sudah bilang ke Hendra supaya pabriknya dipindahkan. Tapi dia malah minta kami ganti rugi tanahnya supaya dia pindah. Entahnya pabriknya itu pun tidak punya izin?” ujar Lia Sibarani Warga Cemara Abadi yang memprotes keberadaan pabrik ayam tersebut.

BERSPONSOR

Putra, warga yang tinggal persis di depan pabrik peternakan juga menyatakan keberatannya terkait keberadaan pabrik tersebut. Selama hampir tiga tahun, menurutnya, pemilik tidak pernah mengindahkan protes masyarakat. Pemilik pabrik juga tidak peka terhadap dampak  kesehatan dan lingkungan masyarakat sekitar.

“Sudah mau tiga tahun pabrik ini dibiarkan begini. Sudah bolak-balik lapor. Besok (19 Oktober 2022), kami akan ke Kantor Kepala Desa Sampali melaporkan ini. Kami juga sudah sampaikan ke beberapa kepala lingkungan di sini,” katanya.

TERKAIT  5 Desa Wisata Penghasil Produk Ekonomi Kreatif di Kawasan Danau Toba

Diduga Pemicu Penyakit

Warga berasumsi, peternakan tersebut telah memicu penyakit bagi warga sekitar. Kerumunan lalat-lalat telah menyebabkan para pelanggan meninggalkan kedai milik warga sekitar. Warga yang tinggal sekitar 1 kilometer dari pabrik juga masih terkena dampak kerumunan lalat.

BERSPONSOR

“Hanya lalat terus yang terbang ke sana ke mari. Dulunya gak separah ini. Tapi kok akhir-akhir ini makin ngeri kali kulihat lalat berhinggapan di mana-mana. Ah, seramlah lihat lingkungan kami ini,” ujar boru Sijabat yang tinggal sekitar 500-meter dari lokasi pabrik.

Cuaca yang sering hujan dan lembab turut menambah kerumunan lalat. Sejumlah warga di sekitar pabrik rentan terkena pilek, batuk dan demam.

Peternakan ayam
Warga menggunakan berbagai cara untuk membasmi lalat yang diduga bersumber dari peternakan ayam.(foto:damayanti)

Warga mulai kehabisan akal guna menangkal lalat-lalat yang terus berkerumun. Sejumlah warga mengakalinya dengan menyalakan api atau membakar sampah di depan rumah. Yang lain menaruh kertas lem untuk membunuh lalat. Yang lainnya lagi menyemprot lalat dengan desinfektan atau pembunuh serangga.

Berdasarkan keterangan dari sejumlah warga yang tinggal di Cemara Abadi dan Jalan Pasar 3 Mabar Hilir, Hendra merupakan anak dari Alim, pemilik pabrik roti di Jalan Metal tinggal di Komplek Cemara Hijau Desa Sampali Percut Sei Tuan Deli Serdang.

- Advertisement -

Penulis : Damayanti Sinaga
Editor   : Mahadi Sitanggang

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU