NINNA.ID-Perkembangan teknologi digital semakin pesat. Salah satunya yakni di bidang perbankan. Perbankan digital terus berubah dengan berbagai inovasi guna menjawab kebutuhan dan memenuhi gaya hidup masyarakat yang kini telah bertransformasi ke dalam bentuk digital.
Pandemi COVID-19 silam turut menjadi salah satu akselerator perkembangan perbankan di era digital.
Pandemi yang membuat aktivitas atau mobilitas dibatasi memicu masyarakat, terutama para pekerja yang sibuk beradaptasi dan bertransaksi menggunakan platform berbasis digital.
Sekalipun awalnya dipicu oleh pandemi dan tahun 2024 isu pandemi menghilang, peralihan ke digital terus meningkat.
Perkembangan berkelanjutan ini dikarenakan adanya manfaat perbankan digital bagi nasabah yang terasa nyata, seperti kepraktisan, kemudahan, personalisasi, hingga keamanan.
Hal ini memicu berbagai bank digital Indonesia saling berkompetisi melengkapi layanannya dengan berbagai inovasi.
Para pekerja professional yang sibuk semakin berekspektasi tinggi terhadap layanan perbankan yang ingin mereka dapatkan.
Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya perkembangan teknologi informasi dan teknologi. Ekspektasi ini berkaitan dengan keamanan dari produk dan pelayanan serta kemudahannya.
Saat ini pengembangan aplikasi atau platform mobile juga terus terjadi, sehingga mampu membuat transaksi perbankan meningkat. Hal ini juga membuat terjadinya transformasi pada jasa keuangan.
Bukan hanya aplikasi-aplikasi digital banking, pemanfaatan platform non-finansial seperti ride-hailing, makanan, OTA (online travel agent), dan e-commerce juga mulai terintegrasi atau mulai menawarkan layanan keuangannya masing-masing.
Kehadiran digital bank pada akhirnya membuat bisnis konvensional juga menyesuaikan pada bidang digital karena model ini lebih efektif dan efisien.
Adanya perubahan ini bisa membuat jangkauan dan penetrasi bank bisa mencapai lebih banyak kategori masyarakat.

Melihat faktor-faktor pendukung mengenai perkembangan bank digital tersebut, maka manfaat yang akan Anda terima jika menggunakannya antara lain:
1. Akses Layanan Tanpa Batas
Karena seluruh layanan di bank digital dilakukan secara online, maka Anda dapat mengakses berbagai layanan keuangan dan perbankan kapanpun, 24 jam, dan dimanapun tanpa terikat dengan jam kerja bank.
Nasabah tidak lagi perlu mendatang kantor cabang bank untuk mengakses dan mengatur keuangan. Bahkan kini bank digital turut mendukung layanan offline di kantor cabang seperti hadirnya fitur Queue Management System.
2. Tarif Semakin Efisien
Hadirnya layanan perbankan secara digital juga mampu mengurangi biaya dan tarif yang dikenakan kepada nasabah. Hal ini disebabkan oleh mudahnya integrasi layanan perbankan digital dengan platform-platform lainnya melalui API (Application Programming Interface).
Salah satu contoh API adalah BRIAPI, layanan API milik BRI ini mampu mengintegrasikan produk dan layanan BRI ke berbagai platform pihak ketiga secara lebih cepat, pertukaran data lebih aman, dan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan metode Host-to-Host.
3. Ragam Fitur
Melalui platform aplikasinya, pemain perbankan digital berlomba-lomba untuk mampu menghadirkan fitur-fitur yang mampu menjawab berbagai kebutuhan nasabah. Manfaat yang diberikan oleh fitur-fitur ini tidak lagi terbatas pada layanan perbankan saja, tapi juga beyond banking, menjangkau berbagai ekosistem.
Untuk menjawab kebutuhan nasabah akan layanan keuangan, misalnya, BRI menghadirkan kemudahan transfer dana melalui BRIVA, tarik tunai tanpa kartu, pembayaran menggunakan QRIS, hingga pembayaran tagihan dari berbagai biller seperti telepon, listrik, air, voucher game, dan sebagainya.
4. Keamanan
Keamanan selalu jadi prioritas tertinggi dalam penyediaan layanan perbankan digital. Kini, nomor pin bukan jadi pertahanan keamanan satu-satunya saat bertransaksi. Terdapat multi-factor authentication yang menjamin keamanan rekening, misalnya hadirnya otentikasi biometrik, dan OTP (one-time password).
Meski begitu, tantangan cybersecurity yang dihadapi perbankan digital juga ikut berevolusi, misalnya maraknya social engineering yang memanfaatkan ketidaktahuan dan keawaman masyarakat dengan literasi digital yang rendah.
Karena itu, pertumbuhan perbankan digital juga perlu diikuti dengan edukasi dan usaha-usaha peningkatan literasi digital.
5. Kontrol Finansial dan Personalisasi
Layanan perbankan digital, baik melalui mobile banking maupun online banking, memungkinkan untuk memiliki kontrol sepenuhnya atas transaksi dan keuangan.
Mulai dari tabungan, transfer, penarikan, pembayaran, hingga investasi dapat dilakukan secara real-time.
Selain itu, personalisasi juga jadi manfaat perbankan digital yang paling dirasakan.
Nasabah bisa mengatur, mengakses, dan mendapatkan penawaran layanan perbankan yang paling sesuai dengan kebutuhannya.
Beberapa bank digital juga memungkinkan nasabah untuk bisa mengatur keuangannya, misalnya dengan membagi ke dalam pos-pos tertentu.
Contoh Layanan Perbankan Digital
Ada beragam layanan perbankan digital Indonesia, kami contohkan beberapa layanan milik Bank Rakyat Indonesia yang sejak tahun 2017 hingga sekarang terus mengembangkan produk digitalnya.
1. BRImo
Aplikasi BRImo sudah tidak asing karena keberadaannya sudah lama menemani para nasabah untuk lebih mudah mengakses layanan keuangan BRI.
Hingga kini layanan ini masih terus akan berkembang untuk membuat nasabah semakin merasa terbantu.
Perannya sebagai mobile banking membuat BRImo semakin banyak dan sering diakses nasabah.
BRI terus melakukan pengembangan agar BRImo dapat menjadi sebuah financial super app untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang finansialnya.
Beberapa contoh pengembangan BRImo adalah pembukaan rekening tanpa harus mengunjungi bank, tarik tunai uang tanpa menggunakan kartu, pengisian pulsa, serta top up dompet digital dan BRIZZI.
Selain pengembangan fitur, user experience juga menjadi pertimbangan. Misalnya, metode sidik jari dan pengenalan wajah saat mengakses BRImo untuk menjaga keamanan dengan praktis.
2. BRIAPI
BRIAPI (BRI Application Programming Interface) merupakan sebuah pengembangan layanan bank BRI yang berbasis open banking untuk mempercepat sekaligus menyederhanakan proses integrasi antara layanan dan produk BRI dengan bermacam aplikasi frontend pihak ketiga.
BRIAPI menjadi gerbang kolaborasi dan integrasi layanan BRI dengan lebih banyak ekosistem digital dan non-digital di Indonesia. Berkat BRIAPI, layanan BRI tidak hanya tersedia di platform-platform BRI saja, tapi juga dapat diakses melalui platform lain.
Contohnya, Shopee untuk pembayaran melalui BRIVA (BRI Virtual Account), Klik24 untuk transaksi pembelian obat-obatan secara digital, hingga memudahkan pembayaran biaya penddidikan seperti di Universitas Sanata Dharma.
Tantangan Perbankan Digital
Selain banyaknya peluang untuk bisa menjadi perbankan digital untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, ada juga tantangan yang menyertai.
Tantangan tersebut dapat berasal dari internal maupun eksternal perbankan digital tersebut.
Tantangan internal misalnya mengenai adanya perubahan kultur dan pola pikir dalam perusahaan.
Secara internal, pemain perbankan digital harus menyiapkan infrastruktur IT dan sistem cybersecurity yang mumpuni. Selain itu, dari segi pengembangan fitur dan layanan keuangan juga harus mampu menjawab kebutuhan nasabah yang terus berubah.
Sementara dari faktor eksternal, pengembangan layanan perbankan digital juga harus mempertimbangkan beragamnya tingkat literasi keuangan literasi digital, dan kemampuan adopsi digital dari target pasar.
Penulis: Damayanti Sinaga
Editor: Damayanti Sinaga