NINNA.ID-Tekanan pada pasar saham di Asia terus berlanjut, dipicu oleh pelemahan data PDB Amerika Serikat (AS) pada perdagangan sebelumnya. Selain itu, Presiden AS, Donald Trump, memastikan bahwa kenaikan tarif impor untuk Kanada dan Meksiko akan mulai berlaku pada 4 Maret mendatang.
Kondisi ini menyebabkan bursa saham AS ditutup melemah, dan mayoritas bursa di Asia turut terseret ke zona merah.
Sentimen negatif semakin mendominasi pasar seiring dengan meluasnya perang dagang. China kini juga dikenakan tarif tambahan sebesar 10% pada periode yang sama.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini dibuka melemah ke level 6.443, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian global.
Pasar keuangan dibanjiri berbagai sentimen buruk, dengan perang dagang yang berpotensi merambah ke sektor komoditas atau produk lainnya, serta kemungkinan adanya aksi balasan dari negara-negara terdampak.
Di sisi mata uang, Rupiah mengalami tekanan signifikan, terdepresiasi ke level 16.500 per dolar AS pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini.
Pelemahan ini terjadi meskipun imbal hasil US Treasury 10 tahun justru turun ke level 4,23%, yang mengindikasikan adanya pelemahan ekonomi AS.
Spekulasi terkait kemungkinan Bank Sentral AS (The Fed) akan kembali menurunkan suku bunga acuan semakin menguat.
Selain itu, data terbaru menunjukkan adanya peningkatan klaim pengangguran di AS, yang semakin memperkuat dugaan bahwa ekonomi negara tersebut tengah mengalami perlambatan.
Sementara itu, harga emas dunia juga mengalami pelemahan, ditransaksikan turun ke level $2.876 per ons troy atau sekitar 1,53 juta per gram.
Pelemahan harga emas ini menunjukkan bahwa pasar masih menghadapi ketidakpastian tinggi di tengah dinamika global yang terus berubah.
Penulis: Benjamin Gunawan
Editor: Damayanti Sinaga