SIMALUNGUN – Ada banyak destinasi wisata baru bermunculan di Danau Toba, terlebih sejak ditetapkan sebagai Geopark. Namun, banyak dari destinasi tersebut tidak dilengkapi dengan petunjuk arah dan papan informasi. Padahal, petunjuk arah ini sangat penting guna mempermudah para pengunjung untuk mengakses lokasi tersebut.
Sub Koordinator Area I A Kemenparekraf Andhy Marpaung pada saat kunjungannya ke dua objek wisata di Simalungun menyampaikan saran kepada para pengelola objek wisata.
Dalam kunjungannya ke objek wisata Ekowisata Harangan Girsang Paradise (HGP) belum lama ini, ia berharap agar pengelola menyediakan petunjuk arah atau papan informasi disediakan mulai dari jalan protokol hingga ke lokasi wisata.
Bila perlu, katanya, di tiap persimpangan dituliskan informasi berapa jarak menuju destinasi wisata. Selain itu, ia juga menyarankan agar ada pos atau tempat istirahat sebelum mencapai puncak tujuan.
“Infokan setiap simpang hingga ke lokasi wisata, tuliskan jaraknya. Ini perlu agar para pengunjung tidak tersesat atau bingung saat hendak berkunjung,” ujarnya kepada manajemen Ekowisata HGP.
Ajak Anak Magang
Guna mempercepat pembenahan Ekowisata HGP dan melibatkan masyarakat, pengelola mengajak anak muda setempat (AKAMSI – Anak Kampung Sini) dan anak-anak kampus yang mencari tempat magang untuk membenahi jalur trekking, buat papan nama jalan, buat tulisan instagrammable di sejumlah bukit, membuat papan informasi bagi pengunjung, dan project lainnya.
Proposal dapat diajukan ke manajemen Ekowisata HGP dengan mencantumkan kapan dan berapa lama PKL akan dilakukan.
Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Harangan menyampaikan, KTH punya empat kelompok usaha: Ekowisata Harangan Girsang Paradise, Agroforestri, Kebun Bibit, dan Lebah Madu. Alamat sekretariat KTH Harangan di Girsang 1 Lingkungan 2, Sosorgalung, Kecamatan Girsang Sipangabolon, Kabupaten Simalungun. Dekat dengan Kota Parapat.
Untuk informasi lebih jelas, bisa kontak Ketua KTH Ramlan Tampubolon HP: 0813 9670 2525.
Dalam 6 poin rekomendasi UNESCO Juli 2020, poin keempat menyebutkan perlunya mengembangkan strategi pendidikan bekerjasama dengan dengan UNESCO Global Park lainnya.
Pengajaran geopark harus dilaksanakan di sekolah-sekolah di dalam kawasan geopark. Badan Pengelola perlu memfasilitasi pengembangan program pembelajaran dengan alat peraga yang interaktif kepada masyarakat.
Poin lain juga menekankan pentingnya kerjasama dalam pengembangan geopark.
Rekomendasi tersebut sesuai dengan program magang ini, yakni melibatkan sekolah dan kampus untuk ikut serta berperan dalam kegiatan pelestarian atau pengembangan Geopark.
Tentang Geopark
Sekilas tentang Geopark. Taman Bumi (geopark) yang selanjutnya adalah wilayah geografi tunggal atau gabungan, yang memiliki situs warisan geologi (geosite) dan bentang alam yang bernilai, terkait aspek warisan geologi (geoheritage), keragaman geologi (geodiversity), keanekaragaman hayati (biodiversity), dan keragaman budaya (cultural diversity), serta dikelola untuk keperluan konservasi, edukasi, dan pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan dengan keterlibatan aktif dari masyarakat dan pemerintah daerah, sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap bumi dan lingkungan sekitarnya.
Kawasan Toba Caldera UNESCO Global Geopark meliputi area seluas 3.658 Km, mencakup wilayah tujuh Kabupaten Kawasan Danau Toba antara lain Simalungun, Toba, Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Karo dan Dairi.
Penulis : Damayanti
Editor : Mahadi Sitanggang