SAMOSIR – Pagi itu Lembah Harian di Samosir masih dingin. Suara jangkrik malam masih tersisa, saling bersahutan di balik semak, seakan ingin pamit masuk ke liangnya. Sepasang burung hitam berleher putih tampak lincah terbang berkejaran di antara pohon. Kicaunya memecah pagi menyambut kehangatan mentari.
Di angkasa, awan putih tebal bergerak lambat, seakan masih bemalas-malasan karena dinginnya pagi. Aroma pinus di sekitar hutan Lembah Harian, menegaskan, udara segar di tempat ini masih penuh oksigen penompang kehidupan.
Suara alam di tempat ini, Penatapan Sisunut, memang luar biasa menenangkan jiwa. Deru suara Air Terjun Efrata dari dari kejauhan menghadirkan harmonisasi nyanyian alam berpadu suara kicau burung dan desir angin.
Sebatang pohon eucalyptus dengan rantingnya yang beroyang-goyang, seolah garpu tala seorang komposer memimpin orkestra di panggung penuh seniman.
Dari tempat ini, Menara Pandang Tele terlihat seakan hanya hitungan meter. Pun begitu dengan Bukit Sibeabea. Bukit yang sedang viral sebagai tempat Patung Tuhan Yesus, yang masih dalam proses pembangunannya, seakan bisa direngkuh. Demikian juga dengan Bukit Holbung Sipege Si Bukit Cinta, rasanya ingin memberinya satu pelukan selamat pagi.
Penatapan Sisunut ini hanya berjarak sekira 200 meter dari Menara Pandang Tele dan 1000 meter dari Air Terjun Efrata. Sangat sayang melewarkan tempat ini, tanpa berhenti sejenak menikmati seni alam yang Adiluhung.
Panatapan Sisunut Desa Sosordolok Kecamatan Harian, memang pantaslah disebut desa wisata, karena berdiri dari setiap jengkal tanahnya, menyajikan panoraman indah, baik itu memandang ke sisi kanan atau kiri. Lukisan alam di sekitarnya, memberi suntikan semangat.
Nikmati keindahan dan nyanyian alam dari Penatapan Sisunut. Mulai hari mu penuh warna dan penuh energi.
Penulis : Febe
Editor : Mahadi Sitanggang