NINNA.ID-Pemerintah China melonggarkan aturan pembatasan Covid-19 setelah masyarakat melakukan protes besar-besaran. Pelonggaran ini dilakukan bahkan ketika jumlah kasus harian Covid di China mendekati rekor tertinggi.
Sekalipun sejumlah kota di China masih melaporkan adanya infeks baru, pihaknya mencabut aturan pembatasan dan mengizinkan bisnis kembali dibuka.
Demonstrasi yang sebelumnya terjadi menandai pembangkangan sipil terbesar di China sejak Presiden Xi Jinping mengambil alih kekuasaan satu dekade lalu.
Protes tersebut muncul ketika ekonomi negara itu akan memasuki era baru dengan pertumbuhan yang jauh lebih lambat daripada yang terlihat dalam beberapa dekade.
Wakil Perdana Menteri Sun Chunlan, yang mengawasi upaya penyebaran Covid, pada Kamis 1 Desember mengatakan, meskipun jumlah kasus hampir mencapai rekor, kemampuan virus untuk menyebabkan penyakit melemah.
“Negara ini menghadapi situasi baru dan tugas baru dalam pencegahan dan pengendalian epidemi karena patogenisitas virus Omicron melemah, lebih banyak orang divaksinasi dan pengalaman dalam mengendalikan virus bertambah,” kata Sun dalam komentar yang dilaporkan di media pemerintah.
Sun juga mendesak “optimalisasi” lebih lanjut utuk kebijakan pengujian, perawatan, dan karantina.
Penyebutan patogenisitas yang melemah kontras dengan pesan sebelumnya dari pihak berwenang tentang kematian virus.
Perubahan Aturan
Kurang dari 24 jam setelah protes besar-besaran di Guangzhou, pihak berwenang di setidaknya di tujuh distrik mengatakan mereka mencabut aturan lockdown sementara.
Satu distrik mengatakan akan mengizinkan kelas tatap muka di sekolah dilanjutkan dan akan membuka kembali restoran dan bisnis lain termasuk bioskop.
Beberapa perubahan sedang dilaksanakan dengan sedikit gembar-gembor.
Aturan baru yang dikeluarkan oleh Komite Lingkungan, ribuan komunitas di Beijing timur mengizinkan orang yang terinfeksi dengan gejala ringan untuk diisolasi di rumah.
Sekalipun analis memperkirakan pemerintah China tidak akan mundur dari strategi Covid-19 yang diterapkannya dan mencatat pihak berwenang mahir meredam perbedaan pendapat.
Tidak jelas berapa banyak orang yang ditahan sejak protes dimulai hari Jumat dan menyebar ke kota-kota termasuk Shanghai, pusat keuangan negara, dan ibu kota Beijing.
Pemerintah kota Beijing pada hari Senin mengumumkan tidak akan lagi memasang gerbang untuk memblokir akses ke kompleks apartemen tempat infeksi ditemukan.
Straits Times melaporkan pengumuman pemerintah China itu tidak menyebutkan kebakaran mematikan minggu lalu yang memicu protes, menyusul pertanyaan tentang apakah petugas pemadam kebakaran atau korban yang mencoba melarikan diri diblokir oleh pintu yang terkunci atau kontrol antivirus lainnya.