Pascarevitalisasi Pasar Balige, Kondisinya Sempit Toilet Banyak Kotoran

NINNA. ID – Pascarevitalisasi Pasar Balige, sejumlah pedagang di sana mengatakan kondisinya sangat jorok dan bau. Dampaknya, sejumlah pedagang belum mau berjualan di lokasi yang disediakan.

“Tidak kutempati karena tidak ada tempat untuk memasak, tempat air juga tidak ada.
47 tahun saya sudah berjualan mie gomak. Tidak ada tempat juga untuk pembeli mau makan di sini. Terlalu tinggi”.

“Kata perpas dibungkus saja, bagaimana mau dibungkus kalau orang sudah lapar? Sudah lapakku berkurang, tiang besar pula di tempatku. Udah jadi sakit aku mikirkan ini di rumah. Ngeri kali kurasa”, terang Mauli br Hutagaol (69) yang mendapat lapak di lantai 1 hasil pengundian.

Senada dikeluhkan pedagang makanan lainnya, Renni Hutagaol (49). Dia berharap adanya keadilan dengan perlakuan yang sama dari pemerintah terhadap para pedagang.

BERSPONSOR

“Belum bisa ku tempati memang, karena posisinya seperti ini. Kita tidak bisa jualan di depan kios ini karena tidak diperbolehkan tapi kenapa tukang ayam bisa? Katanya karena itu resmi, bukannya kita iri dengan tukang ayam tapi maunya jangan pilih kasih. Kenapa kita tukang jual makanan tidak bisa menggunakan lokasi depan. Di dalam tidak muat karena terlalu kecil, hanya muat 1 meja lalu di mana masaknya coba?,” keluhnya.

Kondisi lain yang mengganggu kenyamanan pedagang dan pengunjung, penempatan toilet di lantai 2. Diperparah lagi, tidak ada tersedia air. Segala kotoran menumpuk di sana.

“Kamar mandi banyak kotoran. Air tidak ada. Kalau mau ke toilet harus ke bawah kita turun, di bawah banyak air. Sudah pernah kita keluhkan tapi jawabannya selalu nanti jalan airnya tapi tidak jalan juga,” sebut Nurhayati Tambunan (34) pedagang kain di lantai 2.

Permasalahan yang dihadapi para pedagang yang tak kunjung berakhir juga disampaikan oleh seorang ibu Nursiti br Siahaan (70), fasilitas yang disediakan bahkan mengganggu kesehatan.

BERSPONSOR
TERKAIT  Semangat Marlundu Marbun untuk Mempopulerkan Citronella Oil

“Siapa yang mau bersarang di sini? Membuka saja susah apalagi menutup. Beginilah aku tiap datang ke pasar, hanya duduk dan bercerita, aku sudah tua, kalau aku ke bawah turun naik turun naik udah sakit dengkul ku. Lihatlah ini”, sebutnya sembari membuka plastik penutup dagangannya. Posisi kiosnya dikatakan tidak memungkinkan untuk tempat dagangannya.

“Banyak kamar mandi di atas tapi air tidak ada, bertumpuk kotoran manusia, sampai ke sini baunya. Photokan dulu. Apakah kita harus bawa air dari rumah kalau mau ke toilet di pasar ini?,” gerutunya.

Kekecewaan para pedagang disebutkan akibat kurangnya transparansi saat sosialisasi fasilitas yang disediakan.

“Transparansi pemerintah juga tidak ada. Soalnya waktu pembagian itu kami hanya disuruh mengambil nomor undian tanpa tahu di mana letak lokasi sesuai nomor yang dicabut,” sebut Lilis menyampaikan kondisi lapak milik mertua nya, Herianti Sijabat.

- Advertisement -

Menyikapi sejumlah keluhan dan kondisi bangunan pascarevitalisasi Pasar Balige tersebut, plt Kadis Koperin UKM Toba Salomo Simanjuntak mengatakan, Pemerintah Kabupaten Toba masih menjadi pengelola sementara.

“Sebenarnya ada kami kasih kesempatan tapi jangan menghalangi temannya yang berdagang. Contohnya pedagang ikan. Kami kasih lokasi tapi jangan menggangu temannya yang berdagang. Keluhan para pedagang ini sudah kami bicarakan dengan instansi terkait. Karena Pemkab Toba masih pengelola sementara, belum bisa melakukan perombakan,” jelasnya dihubungi melalui seluler, Senin (10/10/2022).

Terakait masih adanya pedagang yang berjualan di luar gedung pasar, kata dia, akan segera ditertibkan, menggunakan kios atau lapak yang disediakan.

 

Penulis  : Desi
Editor    : Mahadi Sitanggang

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU