Pasca Dua Hari Nayyara Dikebumikan, Ayahnya Nayyara Dolok Christo Memulangkan Ibunya ke Mertua

NINNA.ID-Pasca dua hari setelah Nayyara Tambunan dikebumikan, ayahnya Nayyara yakni Dolok Christo Tambunan memulangkan ibunya ke mertuanya. Tindakan tersebut dinilai kejam oleh sang mertua bernama Tumborina Sidabutar. Pasalnya, ia baru saja kehilangan cucu kesayangannya Nayyara, Dolok Christo tega menambah persoalan baru di keluarga.

“Kami masih berduka atas kematian Nayyara. Tapi dia menambah rasa pilu kami dengan memulangkan anak perempuan saya. Dia bilang dia kembalikan anak perempuan saya baik-baik. Bagaimananya yang baik-baik?” ujar Tumborina dengan rasa kesal kepada Ninna, Rabu 9 Agustus 2023.

Sekalipun sempat ia menduga kemungkinan yang membunuh Nayyara adalah keluarga pihak Christo, ia berupaya menepis dalam hati mengingat tidak mungkin seorang ayah tega membunuh darah dagingnya sendiri.

Akan tetapi, tindakan Christo yang seketika mengatakan untuk tidak lagi melanjutkan hubungan keluarga (suami-istri) bersama putrinya, menimbulkan luapan amarah dan memancing kata kasar dari bibirnya.

“Apa maksudmu kau pulang kan putriku baik-baik? Kau jemput dulu dia (Wiranti) seorang wanita perawan! Terus kau bilang kau pulangkan baik-baik padahal dia sudah melahirkan anak buatmu. Anak kalian baru saja meninggal, terus kau pulangkan baik-baik? Binatang kau!” tutur Tumborina meniru kata dan gaya bahasanya saat Christo menyatakan mengembalikan Wiranti kepadanya.

Dolok Christo
Dolok Christo (foto: istimewa)

Provokasi Ibu Christo

Sekalipun sudah memiliki rumah tangga sendiri, Ibu Christo, kakak-kakak dan sebagian kerabat mereka menurut Tumborina selalu mencampuri urusan keluarga Christo dan Wiranti.

“Kalau mencampuri untuk urusan yang baik tidak apa, tapi Mamaknya si Christo (mertua Wiranti) itulah yang mendorong agar si Christo menceraikan istrinya. Orang tua macam apa dia itu!” tanyaTumborina.

BERSPONSOR

Usai melahirkan, keluarga Christo memperlakukan Mama Nayyara sewenang-wenang. Keluarga tersebut sering mengatakan Wiranti Simanjuntak sebagai wanita yang malas dan tidak terpakai. Kata-kata tersebut dilontarkan di saat Wiranti baru saja melahirkan dan masing butuh waktu untuk pemulihan pasca melahirkan.

“Kalau dia benar-benar manusia, seorang Ibu, seorang perempuan, seharusnya dia bisa bayangkan letihnya perempuan yang baru melahirkan. Saya bingung lihat besan saya itu. Dia sayang sama anaknya. Dia ingin anaknya (Christo) tinggal sama dia. Tapi dia tidak sayang sama cucunya. Bagaimana bisa dia membedakan anak dengan cucu?” tanya nenek Nayyara ini.

Wiranti Tidak Terbiasa Kerja Keras

Tumborina dengan jujur mengatakan, Wiranti memang tidak pernah dia didik begitu keras. Juga tidak terbiasa kerja keras. Wiranti sejak lahir berada di Jakarta hingga besar. Di rumah ia tidak pernah diberikan pekerjaan rumah karena di keluarga ini memiliki pembantu.

- Advertisement -

“Saat Christo melamar Wiranti, saya sudah bilang untuk sabar menunggu. Setidaknya berikan waktu tiga bulan. Tapi Christo berkeras untuk segera menikahi Wiranti,” sambung Tumborina. Ia menduga tampaknya sejak awal Dolok Christo menginginkan Wiranti karena ia berharap Wiranti dapat menjadi sandaran hidup.

Pernyataan tersebut akhirnya Tumborina keluarkan. Selama ini dugaan bahwa putri maupun keluarganya dijadikan ‘sandaran’ ia pendam.

Ia mengingat kembali semua hal yang telah berlalu sejak putrinya menikah dengan Dolok Christo.

Sering kali karena ingin agar rumah tangga putrinya langgeng, ia harus turun tangan. Apakah itu membantu secara ekonomi maupun berperan untuk membereskan, membersihkan rumah.

Berbagai upaya selama ini ia kerahkan agar hubungan rumah tangga putrinya langgeng. Bahkan sekalipun ia harus turun tangan untuk membersihkan pakaian putri dan menantunya.

Ia juga menganggap Christo bukan hanya sebagai menantu. Tapi baginya menantu tersebut sudah seperti anak kandung sendiri.

“Saya cuci baju mereka, termasuk baju si Christo. Saya anggap dia anak kandung saya sendiri. Saya tidak bedakan. Pernah juga saya tawarkan dia agar lanjut sekolah. Harapan saya di PLN dia bukan lagi karyawan outsourching. Kelak, dia bisa jadi pegawai tetap,”terang Tumborina.

Memperbesar Kesalahan

Selama berumah tangga, mertua Wiranti sering memperbesar kesalahan Wiranti dengan membeberkannya ke orang lain. Sering kali, hanya karena Wiranti tidak segera memasak ataupun mengerjakan pekerjaan rumah, Ibu Christo (mertua Wiranti) membuat hal tersebut menjadi persoalan besar.

Hal ini juga membuat Wiranti merasa tidak nyaman dan memilih berpisah rumah dari mertua. Namun, Christo lebih memilih mendengarkan Ibu, kakak-kakak dan sebagian kerabatnya.

Bahkan penghasilan Christo harus disetor ke Ibunya. Bulanan Wiranti hanya diberikan 1juta per bulan untuk menutupi semua biaya di rumah, termasuk kebutuhan pribadi. Namun, uang bulanan tersebut sering sekali macet. Wiranti harus terus memaksa agar uang bulanan tersebut diserahkan.

TERKAIT  Apa Itu SH di TikTok yang Sedang Viral? Simak Penjelasan Lengkapnya

“Coba bayangkan, siapa yang bisa hidup dengan uang 1juta sebulan. Itupun macet-macet. 1juta itu digunakan untuk semua. Membeli susu, bubur, pampers, kebutuhan pribadi Wiranti sendiri, dan kebutuhan keluarga. Jelas itu tidak cukup! Itulah ngerinya mertua si Wiranti. Makanya, aku harus sering kasih dia duit untuk beli kebutuhannya,” jelas Tumborina.

Sikap Christo Saat Nayyara Mati

Berdasarkan pengamatan Tumborina, sikap Christo cukup mencurigakan. Pasalnya, dia seolah pasrah terima keadaan bahwa anaknya mati. Pun cukup mengagetkan, dia berani mengeluarkan pernyataan ke publik yang ditulis oleh Tribun Medan bahwa anaknya (Nayyara) mati akibat tenggelam.

Pernyataan ini mengundang beragam pertanyaan dari pihak keluarga Tumborina dan tetangga sekitar. Bagaimana bisa seorang Christo yang sudah tidak lagi tinggal serumah dengan Wiranti dan Nayyara selama beberap bulan terakhir, dan juga tidak ada saat kejadian Nayyara hilang, bisa dengan cepat menyimpulkan Nayyara meninggal akibat tenggelam.

“Kami semua kaget saat baca Tribun Medan. Disebut Nayyara meninggal akibat tenggelam, padahal aku saja cerita samamu (Ninna), aku yakin ada yang angkat Nayyara dari pagar. Tapi aku tidak tahu bagaimana jasad Nayyara bisa ditemukan di parit. Sementara seperti yang sudah kami jelaskan ke polisi dan media, parit itu tidak mungkin buat Nayyara tenggelam. Bahkan sampah saja tidak akan bergerak di selokan sempit dan tidak rata itu,” jelas Tumborina dengan suara besar, geram terhadap pernyataan Christo.

Saat Ninna berupaya untuk menjumpai Christo dan mengkonfirmasi berbagai hal yang Tumborina sampaikan tentangnya, Christo menolak. Berkali-kali panggilan telepon tidak diangkat. Hingga akhirnya Ninna mengajukan pertanyaan melalui pesan Whatsapp.

Jawaban Christo,”Saya sudah kehilangan anak dan saya sudah terima dengan ikhlas atas kepergian putriku. Mohon maaf saya lagi pemulihan.”

Pernyataan sedang pemulihan bertentangan dengan pernyataannya pada pesan sebelumnya saat Ninna mengkonfirmasi jam berapa dia bisa dijumpai. Pada hari yang sama dengan balasan chat yang menyatakan ia sedang masa pemulihan yakni Rabu 9 Agustus 2023, ia menjawab,” Saya lagi sibuk kerja Bu”.

Kilas Balik tentang Kematian Naraya

Nayyara hilang di rumah Tumborina Sidabutar di Jalan Besar Pasir Mandoge Huta I Hatunduhan Nagori Saribu Asih Kecamatan Hatonduhan Kabupaten Simalungun.  Berdasarkan keterangan dari Tumborina pukul 14.00 WIB ia (Tumborina Sidabutar) masih sempat bersama cucu kesayangannya ini selepas memberinya makan siang.

Karena letih, ia meminta anak perempuannya yang adalah Ibu dari Nayyara yakni Wiranti Simanjuntak membawa Nayyara ke ruang tamu untuk bermain.

“Jam 2 masih saya suapin. Setelah itu saya mau istirahat karena mau berangkat ke Kabupaten Samosir. Jadi, saya bilang kalian di luar dululah, saya mau istirahat di kamar. Gak lama setelah itulah kejadiannya Nayyara hilang,” jelas Tumborina Sidabutar, Opung Nayara.

Pada Minggu tanggal 16 Juli 2023 sekitar pukul 13.00 WIB menurut pengakuan seorang saksi mata bernama Rian Situmeang dan Joel Siregar yang sedang mencari ikan di parit irigasi, ada bau mayat di parit.

Ternyata bau tersebut bersumber dari mayat anak kecil yang dinyatakan hilang pada Rabu 12 Juli 2023 sama seperti ciri-ciri Nayyara Tambunan.

Bukan Jatuh atau Tenggelam

Gokma, pengacara keluarga Wiranti meyakini penyebab kematian Nayara bukan karena jatuh di parit irigasi atau terseret arus.

Pasalnya, parit tersebut cukup kecil dan airnya tidak dalam maupun deras. Ia membantah dugaan Nayara mungkin keluar dari pagar sendiri dan masuk ke dalam parit dan terseret arus.

Menunggu Penjelasan Polres Simalungun “Kami sudah investigasi tadi. Fakta parit itu kecil dan tidak mungkin Nayara terseret arus. Andaikata dia masuk ke dalam parit, parit itu tidak dalam dan arusnya tidak deras. Bahkan maaf kata, anjing saja pun sekiranya masuk, gak bakalan tenggelam!” jelas Pemilik Kantor Hukum Gokma Sagala.  G

okma Sagala yakin cucu Tomburina tidak mati akibat hanyut. Akan tetapi, ia menduga ada pelaku yang menyebabkan Nayara meninggal hingga ditemukan dalam parit.

Wiranti, Tumborina dan pengacara masih menantikan hasil otopsi yang sudah dikeluarkan oleh Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Akan tetapi,  pihak kepolisian, dalam hal ini Polres Simalungun, belum juga menjelaskan penyebab kematian Nayyara.

Hari ini 11 Jumat 2023, keluarga datang mempertanyakan kepada Polres Simalungun hasil otopsi.

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU