NINNA.ID-Komunitas Parkopi (Parapat Kopi) dan Batak Centre turut mewarnai Hari Kopi Internasional yang jatuh pada 1 Oktober. Warna yang diberikan Parkopi yakni menyajikan kopi khas Danau Toba, khususnya dari Simalungun.
Parkopi menggandeng para barista Parapat, para pelaku UMKM binaan Komunitas UMKM dan Ekonomi Kreatif Simalungun, Komunitas Entertaiment Parapat dengan menampilkan atraksi Fun Brewing, Promo Kopi Parapat, dan Atraksi Budaya disertai dengan Hiburan Live Musik.
Beberapa anggota Batak Centre yang telah menyelesaikan liburan berlayar di Danau Toba selama dua hari menyempatkan diri untuk melihat sajian kopi yang dihidangkan oleh Parkopi di Pantai Bebas Parapat.

Dengan mengedapankan tema, Indonesia Negeriku, Simalungun kopiku, Parkopi ingin menunjukkan kopi Simalungun bisa bersaing dengan kopi-kopi yang lain.

“Di hari kopi internasional, kita ingin menampilkan kegiatan positif yang berkaitan dengan kopi. Kita menggandeng para barista Parapat untuk menampilkan cara menyeduh kopi yang berasal dari Simalungun,” ujar Martua Hutapea selaku owner dari Parkopi.
Dengan berkolaborasi dengan lembaga lain, Parkopi ingin menunjukkan pihaknya sanggup dan bisa menerima kerja sama dengan beberapa pihak.
Berkat dukungan para sponsor, Parkopi dapat menyelenggarakan kegiatan hari kopi internasional di Parapat, jelas Martua.
Barista Muda
Rata-rata anggota Parkopi adalah barista muda yang sudah dilatih untuk menyajikan kopi. Beberapa sajian kopi antara lain: Espresso, Americano, V60, Cappuccino, dan jenis kopi lainnya.
Sejumlah anggota barista yang hadir pada saat Ninna mendatangi stan Parkopi antara lain Jogi Sitanggang, barista muda boru Sinaga yang merupakan anak perempuan Tiara Bakery, seorang barista lain yang juga marga Sinaga. Hadir juga Ludianto Manik sebagai pelatih barista-barista muda.
Kopi di Tanah Batak
Ada dua jenis kopi yang kerap ditemukan di Tanah Batak. Coffea Arabica atau Kopi Arabika dan dan Coffea Canephora yang dikenal sebagai Robusta, yang digunakan dalam 98 persen produksi kopi sedunia.
Kopi yang disajikan oleh Parkopi lebih dominan Arabika atau Ateng atau Sigarar Utang.
Kenapa disebut Ateng? Ateng merupakan singkatan dari Aceh Tengah. Sebuah sumber menyebutkan kopi ini berasal Desa Jaluk, Takengon Aceh Tenggara.
Ada sejumlah rantai proses pengolahan kopi. Mulai dari penggilingan buah cherry, penggilingan gabah kering yang menghasilkan greenbean, menggongseng atau sangrai, menggiling kopi menjadi bubuk.
Proses bisnis kopi tidak mudah, mata rantai prosesnya panjang. Otomatis investasi usahanya pun besar dan cukup rumit.
Jika ingin tahu banyak tentang proses pengolahan Kopi, sobat Ninna bisa belajar ke Parkopi salah satunya untuk wilayah Parapat.