Pariwisata Berbasis Masyarakat Desa

SAMOSIR – Community Base Tourism atau Pariwisata Berbasis Masyarakat Desa dikenalkan dalam Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata di Hotel Prima, Desa Situngkir Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir, selama tiga hari mulai Senin (19/09/2022).

Penyelenggara pelatihan, Dinas Pariwisata Samosir menghadirkan dua narasumber, Eka Saputra dan dr Marciella Ellyanta. Keduanya berasal dari Kota Medan.

Eka Saputra menjelaskan, Pariwisata Berbasis Masyarakat Desa itu melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pembagian manfaat pariwisata. Artinya masyarakat juga harus aktif dalam kegiatan wisata secara praktek.

Masyarakat tidak lagi sebatas menyiapkan makanan untuk wisatawan, tapi juga mengajari wisatawan dalam suatu hal tertentu seperti praktik kerajinan tangan atau mengelola satu tempat kawasan wisata. Mengajak dan mengajari turis ke sawah untuk menanam padi, misalnya.

Dijelaskan pula terjadi perubahan trend berwisata, dampak Covid-19. Pandemi telah melahirkan adaptasi lalu inovasi dan menggabungkannya menjadi kolaborasi.

BERSPONSOR

Artinya, para peserta sebagai pengelola tempat wisata harus beradaptasi dengan kondisi atau keadaan yang ada di desa mereka masing-masing.

Dalam desa wisata, masyarakat juga harus bisa menemukan potensi atau hobi dirinya. Hobi berkebun warga desa bisa dikembangkan menjadi tujuan wisata agro. Wisatawan bisa diajak berkebun hingga ikut panen hasil kebun. Hobi-hobi seperti ini harus diterapkan secara konsisten, agar wisatawan tidak bingung karena adanya perubahan-perubahan yang bisa merubah arti.

TERKAIT  Gagasan Inovatif Dituntut dari Mahasiswa Magang

Narasumber kedua, dr Marciella kepada peserta mengingatkan kunci sukses untuk mengembangkan desa wisata ialah, desa wisata harus siap dikunjungi. Siap dalam arti, siap sumber daya manusianya, siap atraksinya, amenitas dan aksesibilitasnya.

Yang kedua menentukan nilai jual: paket wisata dan ketiga membentuk pengurus. Bisa berupa Pokdarwis, bisa juga BumDes dan bisa juga Koperasi.

BERSPONSOR

Tidak lupa, harus ada yang keempat, jejaring. Perlu membuat hubungan dengan desa-desa lain untuk melakukan studi banding atau untuk bekerjasama dengan desa lain titik dan yang kelima melakukan promosi untuk mendatangkan wisatawan.

Selain adanya lima syarat untuk sukses menjadi desa wisata itu, tetap jangan melupakan unsur Sapta Pesona: aman, tertib, bersih, sejuk, Indah, ramah dan kenangan.

Dalam pelatihan itu, para peserta diajak ke Desa Wisata Toga Raja dan Desa Wisata Partungko Naginjang. Peserta diajak merasakan langsung menjadi wisatawan.

Di sana, peserta (wisatawan) diajak memanen kentang. Sebagai peserta, mereka juga diminta mengamati sekitar, apakah menemukan ide baru yang masih bisa dilakukan di desa wisata itu.

- Advertisement -

 

Penulis   : Abiden Simamora
Editor      : Mahadi Sitanggang

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU