NINNA.ID – Panglima Jilah, Pimpinan Pasukan Merah Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR), menyatakan pihaknya siap menjaga Indonesia, siap mengawal Ibu Kota Nusantara. Suku Dayak di bawah komando Panglima Jilah, juga satu komando mengawal Presiden Jokowi.
“Tariu Borneo Bangkule Rajakng siap jaga Indonesia. Pasukan merah kawal Pancasila, pasukan merah kawal Jokowi satu komando, pasukan merah jaga negeri,” kata Panglima Jilah seperti ditayangkan di akun YouTube Setpres, Selasa (29/11/2022).
Tariu Borneo Bangkule Rajakng merupakan salah satu organisasi masyarakat Dayak yang berfokus pada pelestarian budaya. Panglima Jilah menegaskan TBBR menjadi benteng terakhir bagi masyarakat Dayak.
Kepada pemerintah, Panglima Jilah meminta ada program peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Kurangnya fasilitas pendidikan selama ini diterima Suku Dayak, menjadi persoalan serius. Untuk itu, dia berharap masyarakat Dayak mendapatkan fasilitas pendidikan yang berkualitas.
“Mengikuti perkembangan zaman saat ini juga kemajuan teknologi yang luar biasa, kiranya negara dapat mengakomodir peningkatan SDM bagi anak-anak Dayak khususnya di daerah-daerah pedalaman, agar mendapatkan fasilitas pendidikan yang setara dengan anak-anak di kota besar,” ujarnya.
Dukung IKN
Sekaitan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, Panglima Jilah dengan tegas mendukungnya. Nusantara, sebagai Ibu Kota Indonesia di tanah Dayak, diharapkan berdampak positif bagi pembangunan SDM masyarakat Dayak dan pembangunan infrastruktur.
Ada satu permintaan atau harapan yang dirindukan Suku Dayak. Pemerintah memperhatikan kuoto anak Suku Dayak untuk masuk Polisi. Merekarindu jenderal-jenderal polisi berdarah suku Dayak.
“Bapak Kapolri saya berharap kiranya bisa memberikan kuota khusus agar anak-anak dayak dapat masuk pendidikan di TNI dan Polri dengan mudah. Kami rindu melihat jenderal-jenderal dari suku Dayak di masa depan,” imbuh Panglima Jilah.
Panglima Jilah adalah tokoh sentral di kalangan beragam suku Dayak di Kalimantan. Sosoknya menjadi tokoh spiritual sehingga sangat dihormati.
Konon dia memiliki kesaktian tak terkalahan sehingga namanya di takuti hingga ke luar Kalimantan. Di kalangan suku Kalimanta, ucapannya hampir sama dengan hukum.
Editor : Mahadi Sitanggang