Palestina Dihuni Pejuang Sarang Singa, Ditakuti Israel

NINNA.ID – Palestina dihuni pejuang yang menamakan dirinya Lion’s Den atau Sarang Singa. Ini adalah kelompok pejuang baru di Negara Palestina. Berisi anak-anak muda bersenjata, pejuang ini mulai membuat pusing Israel.

Kelompok itu disebut sebut menjadi salah satu “tantangan berbahaya” baru yang saat ini dihadapi Israel.

Ketua Forum Studi Palestina di Pusat Studi Timur Tengah dan Afrika Moshe Dayan, Michael Milstein, mengatakan itu pekan lalu, Senin (17/10/2022).

Kelompok itu tampaknya dibentuk pada bulan Agustus oleh mantan anggota berbagai faksi Palestina.

BERSPONSOR

Michael Milstein menunjukkan sebagian besar anggota kelompok baru itu lahir 20 tahun yang lalu. “Ini berarti bahwa mereka tidak mengingat Intifada Kedua (Al-Aqsa) seperti ayah mereka,” papar dia.

Memang, pemuda-pemuda ini adalah aktor utama dalam intifada tujuh tahun yang lalu. Sekarang setelah mereka dewasa, mereka telah pindah. Mereka membawa senjata api dan membentuk kelompok-kelompok lokal berdasarkan kenalan pribadi mereka,” ujar dia.

Milstein mencatat para pemuda ini tidak memiliki afiliasi dengan partai politik di Palestina.

TERKAIT  Tingkat Penghunian Kamar Hotel di Indonesia 41,37 Persen atau Naik 7,14 poin

“Internetlah yang memberi mereka ruang eksistensial. Namun, meskipun jumlah anggotanya sangat sedikit, kelompok ini memiliki dampak yang sangat luas di jalan Palestina, terutama di kalangan anak muda,” ungkap dia.

BERSPONSOR

Salah satu pemimpinnya, lanjutnya, adalah Ibrahim Al-Nabulsi. “Dia terkait dengan gerakan Fatah dan merupakan putra dari anggota Badan Keamanan Perlindungan Otoritas Palestina,” papar dia.

Menurut Milstein, Sarang Singa menimbulkan tiga tantangan bagi Israel: terus merugikan pasukan pendudukan dan pemukim Israel; tidak memiliki koneksi organisasi; dan “ancaman paling berbahaya” adalah kemungkinan Hamas mensponsori kelompok tersebut, di mana Otoritas Palestina (PA) tampaknya mulai mengambil tindakan.

Berbicara kepada All Israel News, Milstein menyatakan kekhawatirannya bahwa fenomena perlawanan ini mungkin pindah ke kota-kota campuran di Israel.

“Saat ini, situasinya cukup terbatas di bagian utara Tepi Barat dan semua jenis sel independen. Tapi saya pikir dua atau tiga hari terakhir telah menunjukkan potensi konflik ini menyebar ke tempat lain di dalam dan di luar Tepi Barat,” ungkap dia.(sindo)

- Advertisement -

Editor : Mahadi Sitanggang

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU