Oppung Luhut, Kaderlah Penerus Oppung!

NINNA.ID-Oppung Luhut memberi kabar bahagia. Sebelumnya, banyak orang khawatir. Dia dikabarkan jatuh sakit dan dilarikan ke Singapura.

Beberapa hari sebelumnya, ia merayakan ulang tahun. Peter Gontha menghadiahkan buku. Banyak yang menulis.

Oppung Luhut istimewa. Dari yang sering mengkritik hingga loyalis, ikut serta. Mereka membuat pandangan.

Luhut Panjaitan
Luhut Panjaitan hadir saat meresmikan Kampung Ulos Hutaraja, Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan, Samosir (foto: istimewa)

Judulnya pun dibuat dekat. “Luhut Binsar Pandjaitan: Menurut Kita-Kita”. Rocky Gerung ikut menulis di sana. Rocky Gerung termasuk istimewa.

Ia sering mengkritik. Ia konsisten untuk itu. Ia seperti tercipta untuk mengkritik.

Terkadang memang tidak cover both side. Terlalu melihat yang kurang daripada yang lebih.

Namun, satu yang pasti, ia tak pernah menghina. Ia lelaki sejati.

Ia tak membicarakan dari ruang gelap. Dari belakang. Itu dipikirkan, itu pula diucapkan. Langsung kepada orangnya, bukan dari belakang. Ia bukan penggosip.

BERSPONSOR

Ia pengkritik. Beda dengan Rocky Gerung, Luhut pekerja keras. Juga cekatan. Levelnya tinggi.

Ia sadar diri. Meski bisa ke level yang lebih, ia tak berambisi. Itu diutarakan dalam bincang-bincang bersama Rocky Gerung.

Di demokrasi, minoritas berhak maju. Tetapi, di sosiologi keterpilihan, cukup berisiko. Kemungkinan besar akan kalah.

Tetapi, Oppung Luhut istimewa. Meski hanya menteri, kiprahnya ke Indonesia tak terbantahkan. Ia sampai disebut sebagai Perdana Menteri di dunia internasional.

- Advertisement -

Lebih istimewa lagi Oppung Luhut peduli tanah kelahiran. Tanah Batak dibangun gesit.

Ia juga peduli budaya. Saya pernah tampil di hadapannya.

Membawa Opera Batak di Sekolah Dell. Ia sangat menikmati dan ramah.

Menonton sampai malam pula. Di Danau Toba di Parapat juga Ia melihat. Memang dari jauh. Adiknya pernah berjasa besar ke kami.

TERKAIT  Melacak Batak-Barus dari Aek Sibundong

Opera Batak melalui plot tampil di Jerman. Kami pun keliling Eropa sekitar sebulan. Belum dalam pengertian keliling. Kami masih singgah di Perancis dan Jerman.

Negara Eropa lainnya hanya lewat. Lewat ketika transit stau sebatas lewat.

Tapi, bagi saya, itu sudah keliling. Baru-baru ini, Pyramid of Toba sempat viral. Rupanya, Oppung Luhut bersetuju.

Sudah dipresentasikan di hadapan Oppung. Mudah-mudahan berlanjut. Khusus untuk mencari potensi budaya. Sebab, Tanah Batak istimewa.

Saya selama sebulan ikut meneliti di Bakkara bersama Balai Arkeologi. Rencananya 10 tahun. Namun terhenti setelah Balai Arkeologi jadi BRIN.

Kami juga sempat sudah melirik lokasi Pyramid of Toba tersebut. Mudah-mudahan Oppung Sehat. Berumur panjang dan semakin berwibawa.

Kiprahnya sangat diharapkan. Ada banyak yang tak suka. Mengapa harus selalu Oppung? Tapi, ya, itu, Oppung memang tepat. Serba bisa.

Pekerja keras. Gigih lagi. Suka atau tidak suka, di Tanah Batak, Oppung sudah meninggalkan legacy. Tapi, usia tak bisa dibohongi.

Mudah-mudahan tetap fit. Apalagi Oppung sudah menyapa dari media sosial. Beragam komentar langsung hadir. Rupanya sudah rindu pada Oppung.

“Senang mendengar suara Pak Luhut di sini”, tulis Erick Thohir. Suara itu membahana. Tapi, belum ada video.

Kita menunggu Oppung Luhut sehat. Kita menunggu Oppung membuat kaderisasi yang baru. Khusus untuk generasi Batak.

Kita ingin proyeksi kebudayaan dan tradisi dikembangkan. Budaya adalah energi. “Karena negeri ini butuh energi dari Anda,” ucap Oppung Luhut.

Sehat-sehat ya Oppung…..

Penulis: Riduan Situmorang
Editor: Damayanti Sinaga

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU